Industri di Konawe Butuh 500 TKA dari China, Ini Alasannya

Kehadiran TKA asal China di Konawe tidak akan menggerus tenaga kerja berasal dari dalam negeri.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mei 2020, 19:30 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2020, 19:30 WIB
194 TKA Asal China Pulang Kampung Melalui Ternate Menuju Jakarta
Ratusan TKA asal China yang kedapatan pulang kampung melalui Bandara Sultan Babullah, di Akehuda, Ternate Utara, Rabu 13 Mei 2020. Para TKA ini bertolak menurut Jakarta. (Liputan6.com/Hairil Hiar)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, membeberkan alasan pemerintah mendatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) China ke Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara. Menurutnya, kehadiran TKA tersebut diperlukan untuk mempercepat pembangunan smelter dengan teknologi RKEF dari China.

Dia menyadari teknologi RKEF China, bisa bangun secara ekonomis, cepat, dan memiliki standar lingkungan yang baik. Teknologi ini juga menghasilkan produk hilirisasi nikel yang bisa bersaing di pasar internasional.

"Kenapa butuh TKA dimaksud? Karena mereka bagian dari tim konstruksi yang akan mempercepat pembangunan smelter dimaksud. Setelah smelter tersebut jadi, maka TKA tersebut akan kembali ke negara masing-masing," kata dia dalam keterangannya, Kamis (28/5/2020).

Dia menekankan, kehadiran TKA asal China tersebut juga tidak akan menggerus tenaga kerja berasal dari dalam negeri. Sebagai contoh, seperti di IMIP yang ada di Morowali, saat ini mayoritas sudah beroperasi secara penuh, walaupun masih ada sedikit progress pembangunan fasilitas hilirisasi nikel yang sedang dikembangkan.

Pihaknya mencatat, tenaga kerja lokal di sana saat ini adalah 39.500 sementara yang TKA ada 5.500. Jadi jumlah TKA kira-kira hanya 12 persen dari total pekerja.

"Saya yakin jika proses pembangunan smelter yang baru sudah selesai jumlahnya pun akan turun," kata dia.

 

Weda Bay

TKA China
Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Nakertrans) Sulawesi Tengah memastikan seluruh Tenaga Kerja Asing (TKA) China yang bekerja di PT IMIP Morowali bebas dari Virus Corona. (Liputan6.com/ Heri Susanto)

Contoh lainnya, terjadi di Weda Bay, yang saat ini sebagian besar masih dalam fase konstruksi, jumlah tenaga kerja adalah 8.900 orang, dengan tenaga kerja lokal sebesar 7.700 dan TKA 1.200. Itupun tenaga kerja lokal masih jauh lebih banyak.

Tak hanya itu, di Kawasan industri Virtue Dragon di Konawe, yang kemarin sedang diributkan, jumlah tenaga kerja seluruhnya adalah 11.790 orang. Dengan komposisi 11.084 tenaga kerja Indonesia dan 706 TKA China.

"Jadi kalau nambah 500 TKA untuk mempercepat progress konstruksi agar cepat beroperasi sehingga tenaga kerja lokal bisa lebih banyak diserap, apakah hal itu suatu yang salah?," katanya.

Jodi menekankan, TKA yang datang ini bukan malah mengambil pekerjaan dari tenaga kerja lokal, tapi justru untuk mempercepat penyerapan tenaga kerja lokal, karena ketika sudah mulai beroperasi, tenaga kerja lokal akan mayoritas.

"Penciptaan lapangan kerja adalah prioritas utama dari Pemerintah, jangan dibalik-dibalik dengan informasi yang menyesatkan," jelas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya