Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam), Mahfud MD mengatakan pandemi corona membuat nasionalisme bangsa kembali meningkat karena adanya de-globalisasi. Selama wabah ini berlangsung, persaingan antar negara begitu terasa, utamanya pada bulan Maret dan April lalu.
"Sekarang itu terasa munculnya peningkatan nasionalisme baru karena adanya de-globalisasi," kata Mahfud dalam webinar bertajuk 'Peran Aktif Pemerintah Daerah dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia', Jakarta, Selasa, (23/6).
Baca Juga
Kala itu, semua negara memperebutkan alat pelindung diri (APD) dan berbagai alat kesehatan. Masing-masing negara berupaya mendapatkan untuk bertahan.
Advertisement
"Kita tidak punya peralatan (alat kesehatan), di luar negeri itu susah, rebutan dengan negara besar," kata dia.
Di tengah segala keterbatasan itu kata Mahfud, ternyata anak bangsa mampu menciptakan peluang. Mengganti penggunaan masker medis dengan masker kain. Masker pun diproduksi massal oleh banyak pihak baik oleh pelaku UMKM atau perusahaan besar.
Tak hanya masker, anak bangsa juga membuat ventilator sendiri dengan peralatan yang dimiliki. Begitu juga dengan sektor lainnya, masyarakat bisa mengembangkan berbagai hal karena Indonesia memiliki sumber daya manusia yang unggul.
"Oleh karena itu kita kembangkan ini, apalagi SDM kita luar biasa," kata Mahfud.
Sektor UMKM memang yang paling terdampak selama pandemi ini. Pemerintah pun telah mengarahkan mereka untuk berpindah ke platform digital. Pemerintah menargetkan 2 juta UMKM bermigrasi menjual produknya di e-commerce.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Beli Produk Lokal
Sisi lain, pemerintah juga mendorong masyarakat untuk membeli produk buatan Indonesia. Sebab kualitasnya juga tak kalah dengan buatan luar negeri.
Hanya saja dia mengingatkan kepada penjual untuk menjaga kualitas produk secara konsisten. Sebab biasanya pelaku usaha di Indonesia kerap menurunkan kualitas produk jika produknya sudah laris dipasaran.
"Pedagang di kita ini kan seringnya kalau sudah laris kualitasnya dikurangi. Kalau enggak jangan dijual lagi," kata Mahfud.
Dia menambahkan, hal ini penting menjadi catatan agar pembeli tidak merasa tertipu. "Sehingga masyarakat tidak tertipu dan ini perlu ada kampanye besar-besaran" pungkasnya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement