Liputan6.com, Jakarta - Sektor perumahan diperkirakan mampu mengakselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hal ini mengingat potensi dan daya ungkit sektor tersebut sangat besar terhadap perekonomian nasional.
“Sektor perumahan perlu terus melakukan terobosan dan instrumen baru karena sektor ini punya multiplier effect ke 170 industri lainnya," kata Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, dalam Webinar bertajuk Sinergi untuk Percepatan Pemulihan Sektor Perumahan di Jakarta, Rabu (29/7/2020).
Sektor perumahan menjadi penting karena memiliki dampak berganda (multiplier effect) cukup tinggi. Apalagi sektor ini juga bisa menarik sektor lainnya. Mulai dari sektor konstruksi, tenaga kerja, semen, dan bahkan pertambangan.
Advertisement
Sementara itu, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Eko D Heripoerwanto menjelaskan, pihaknya telah menggelontorkan berbagai skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bersubsidi.
Skema tersebut di antaranya Subsidi Selisih Bunga (SSB), Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT). Skema itu diberikan untuk mendongkrak industri perumahan subsidi di Tanah Air.
“Kami meyakini langkah strategis tersebut akan mempercepat pemulihan sektor perumahan yang juga akan berpengaruh pada ekonomi nasional,” kata Eko.
Hingga kini, pemerintah telah memberikan berbagai stimulus untuk mendongkrak sektor perumahan. Stimulus tersebut diberikan untuk menggarap angka backlog perumahan di Indonesia sekaligus mengakselerasi program pemulihan ekonomi nasional.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Keberpihakan Pemerintah
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Pahala N Mansury menjelaskan, adanya keberpihakan pemerintah mulai dari aturan hingga penempatan dana negara menjadi angin yang segar bagi perekonomian.
Kredit yang disalurkan Bank BTN, tutur Pahala, juga memiliki dampak ekonomi jangka panjang. Sebab, kredit tersebut akan menjadi tempat tinggal yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Tak hanya itu, kredit yang disalurkan ke sektor perumahan pun dinilai akan memberikan multiplier effect terhadap sekitar 177 subsektor industri lainnya.
Menurut Pahala, Bank BTN sendiri tercatat telah menerima dana negara sebesar Rp 5 triliun pada pertengahan Juni 2020. Pahala memprediksi, seluruh dana negara yang telah ditempatkan pemerintah tersebut akan terserap habis pada akhir Juli 2020.
“Kami meyakini perseroan bisa menyalurkan total kredit sebesar Rp 15 triliun dari dana negara tersebut sebelum akhir September 2020,” kata Pahala.
Pahala melanjutkan, hingga kini sektor perumahan di Tanah Air baru memberikan kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 2,77 persen. Posisi tersebut jauh di bawah kontribusi properti di negara kawasan Asean lainnya yang berkisar 8-23 persen.
“Sehingga kami berkomitmen akan terus mendukung pengembangan sektor perumahan. Apalagi di masa pandemi ini, rumah menjadi tempat berlindung paling aman bagi masyarakat Indonesia,” jelasnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement