Liputan6.com, Jakarta - Menanti Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2002, terasa sangat mendebarkan. Pasalnya, kuaratal ini diprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi cukup dalam akibat oandemi covid-19.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 akan mencapai -4,3 persen. “Kuartal kedua mungkin kita bisa minus ke 4,3 persen," kata Jokowi seperti dikutip, Rabu (5/8/2020).
Baca Juga
Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memang telah merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2020 menjadi minus 4,3 persen. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya yang hanya berada di kisaran minus 3 persen.
Advertisement
Bendahara negara ini memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 berada di antara minus 3,5 persen sampai minus 5,1 persen. Dengan titik terdalam yang paling baru di level minus 4,3 persen.
"Titik poin nya kita pertumbuhan ekonomi ada di minus 4,3 persen jadi lebih dalam dari yang kita sampaikan minus 3,8 Persen," kata Sri Mulyani.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penyebab
Turunnya pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih tajam ini, kata Menkeu, dikarenakan beberapa sektor industri kinerjanya terkontraksi cukup dalam. Mulai dari perdagangan, pertambangan, manufaktur, hingga transportasi.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) menyebabkan kontraksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II ini disebabkan kebijakan PSBB. “Perkembangan ini dipengaruhi oleh kontraksi ekonomi domestik pada April-Mei 2020. Hal ini sejalan dengan dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengurangi aktivitas ekonomi,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo.
Lebih dalam, Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II akan berkontraksi hingga -6 persen. Hal itu seiring dengan penambahan jumlah kasus yang terus meningkat pada periode tersebut.
"Ini sangat bisa dimengerti kalau dilihat pertambahan kasus covid-19 terus meningkat bahkan setelah new normal terus meningkat," kata Faisal.
Advertisement
Selanjutnya
Di samping itu, dia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 akan kontraksi minus 1,5 persen sampai minus 3 persen. Menurutnya, angka tersebut menjadi ancaman bagi Indonesia karena resesi sudah berada di depan mata.
"2020 akan kontraksi dari minus 1,5 persen sampai minus 3 persen proyeksi CORE," ujar dia.