Bansos Dipastikan Tersalur 100 Persen di Akhir 2020

Pemerintah optimisme bisa menuntaskan sejumlah program bantuan sosial (bansos) di tengah pandemi Covid-19 hingga akhir 2020.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 07 Agu 2020, 16:55 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2020, 16:55 WIB
FOTO: Melihat Proses Pengemasan Bantuan Sosial Pemerintah Pusat
Pekerja memindahkan paket bantuan sosial (bansos) di Gudang Food Station Cipinang, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Pemerintah pusat menyalurkan paket bansos selama tiga bulan untuk mencegah warga mudik dan meningkatkan daya beli selama masa pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin (BGS) menyatakan optimisme bisa menuntaskan sejumlah program bantuan sosial (bansos) di tengah pandemi Covid-19 hingga akhir 2020.

Keyakinan itu dilontarkannya lantaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap menekan pemerintah untuk mempercepat penyaluran program bansos tersebut. Itu dimaksudkan agar ekonomi nasional bisa segera pulih pada kuartal ketiga tahun ini.

"Pak presiden selalu berikan arahan secepat mungkin kita salurkan anggaran pemulihan ekonomi nasional agar secepat mungkin kita bisa gerakkan ekonomi nasional. Sehingga di kuartal III ini diharapkan ada percepatan dari perputaran ekonomi kita," kata BGS dalam sesi teleconference, Jumat (7/8/2020).

Saat ini, ia menyebutkan, pemerintah lebih fokus terhadap 4 program bansos yang punya dampak lebih besar kepada masyarakat. Pertama yakni program keluarga harapan (PKH) untuk 10 juta keluarga paling miskin atau sekitar 40 juta orang.

Dari Rp 37,4 triliun pagu anggaran yang dikeluarkan, bansos PKH hingga Agustus 2020 telah tersalurkan Rp 27 triliun, atau sekitar 72 persen.

"Berdasarkan pengamatan kami, karena program ini sudah berjalan lama, para pelaksana sudah tahu menjalankan seperti apa, penerima juga jelas, sifatnya tunai ke rakyat. Sehingga kami tidak melihat ada masalah apapun sampai akhir tahun kita bisa memenuhi mencapai pagu anggaran yang Rp 37,4 triliun," ungkap BGS.

Selanjutnya yakni program kartu sembako. Dengan pagu anggaran Rp 43,6 triliun, program tersebut hingga bulan ini telah terserap Rp 26 triliun atau hampir 60 persen. Adapun program kartu sembako targetnya diberikan untuk 20 juta keluarga termiskin atau sekitar 80 juta orang.

"Karena memang kembali lagi program ini sudah berjalan cukup lama, mekanismenya sudah jelas, dan kami cukup yakin bahwa sampai akhir tahun pagu anggaran ini bisa diserap semua," ucapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bansos Tunai

IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Jakarta, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Program ketiga adalah bansos tunai dan non-tunai khusus untuk daerah yang terkena Covid-19. Pagu anggarannya Rp 39,2 triliun, dan saat ini penyalurannya sudah Rp 19 triliun atau 49 persen. Target penerimanya yakni 10,9 juta keluarga termiskin, atau sekitar 40 juta rakyat di seluruh Indonesia.

"Sekali lagi karena program ini menggunakan mekanisme yang sudah ada, bekerja sama dengan Kemensos, kami cukup yakin sampai akhir tahun kita bisa menyerap seluruh pagu anggaran yang ada," ujar BGS.

Sebuah pengecualian diberikan kepada program Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa yang menyasar 8 juta keluarga. Sebab, penyerapannya kini masih di bawah target, sekitar 27 persen (Rp 9 triliun) dari total pagu anggaran Rp 31,8 triliun.

"Tapi kami kembali lagi, kami memonitor bukan hanya yang penyerapannya baik, tapi juga penyerapan masih belum sesuai target itu yang sedang kami kejar," tegas BGS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya