Jokowi Gambarkan Runtuhnya Ekonomi Negara Besar Akibat Pandemi Covid-19

Menurut Jokowi, pandemi Covid-19 berawal dari masalah kesehatan. Namun dampaknya telah menyebar kemasalah sosial, ekonomi, bahkan ke sektor keuangan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Agu 2020, 14:40 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2020, 14:40 WIB
Jokowi Serahkan Nota Keuangan dan RUU APBN 2020 kepada DPR
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidatonya dalam Sidang Paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Nantinya DPR akan membahas RAPBN 2020 untuk selanjutnya disahkan menjadi UU. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa pandemi Covid-19 telah menjadi sebuah bencana kesehatan dan kemanusiaan terbesar di abad ini. Pandemi Covid-19 telah berimbas kepada semua lini kehidupan manusia.

Menurut Jokowi, pandemi Covid-19 berawal dari masalah kesehatan. Namun dampaknya telah menyebar kemasalah sosial, ekonomi, bahkan ke sektor keuangan. Penanganan yang luar biasa telah dilakukan oleh banyak negara, terutama melalui stimulus fiskal.

Jerman mengalokasikan stimulus fiskal sebesar 24,8 persen dari PDB, tetapi pertumbuhannya terkontraksi minus 11,7 persen di kuartal UU 2020. Amerika Serikat (AS) pun telah mengalokasikan 13,6 persen PDB, namun pertumbuhan ekonominya minus 9,5 persen.

"China juga telah mengalokasikan stimulus 6,2 persen dari PDB, dan telah kembali tumbuh positif 3,2 persen di kuartal II 2020. Namun sebelumnya, ekonomi China telah terkontraksi atau minus 6,8 persen di kuartal I 2020," jelas Jokowi dalam pidato kenegaraan penyampaian Anggaran Pemdapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2021 beserta Nota Keuangan di Rapat Paripurna DPR, Jumat (14/8/2020).

Jokowi melanjutkan, Indonesia pun melakukan langkah yang luar biasa. Undang-undang Nomor 2 tahun 2020 antara lain memberi relaksasi defisit APBN dapat diperlebar di atas 3 persen selama tiga tahun.

Tahun 2020, APBN telah diubah dengan defisit sebesar 5,07 persen PDB dan kemudian meningkat lagi menjadi 6,34 persen PDB.

"Pelebaran defisit dilakukan mengingat kebutuhan belanja negara untuk penanganan kesehatan dan perekonomian meningkat pada saat pendapatan negara mengalami penurunan," jelas Jokowi. 

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya