CEO KLY Steve Christian Ungkap Kunci Sukses Kembangkan Bisnis

Untuk menopang kelangsungan bisnis, CEO KLY Steve Christian terus melakukan kolaborasi dari sisi penjualan.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2020, 17:30 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2020, 17:30 WIB
Perkenalan One App dan KLY TV
CEO KapanLagi Youniverse (KLY), Steve Christian memberi penjelasan saat perkenalan One App dan KLY TV di SCTV TOWER, Jakarta, Senin (12/11). Perkenalan ke karayawan KLY tersebut ditandakan dengan pemotongan tumpeng. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - CEO Kapanlagi Youniverse (KLY), Steve Christian, mengungkapkan beberapa masalah besar yang tengah terjadi di dalam industri digital seperti media online saat ini. Salah satu masalah tersebut adalah cara pemasangan iklan yang kerap dimunculkan di dalam situs web media online tersebut. 

"Sejauh ini yang kami lakukan adalah kami ingin meminimalkan upaya kami untuk menampilkan iklan. Itulah masalah terbesar kita. Dia ingin tampil seperti biasa," kata Steve Christian, dalam acara MMA Impact Forum, secara virtual di Jakarta, Selasa (24/11/2020).

Steve menyadari, menampilkan iklan secara terang-terangan di media online tidak bisa dihindarkan karena sesuai dengan permintaan dari si pemasang iklan. Padahal cara kerja industri digital saat ini tidak seperti dengan media tradisional.

"Kami perlu mengubah apa yang kami lakukan pada pendekatan teknologi kami dan sejauh ini apa yang kami lakukan kami memilih melakukan ini dalam teknologi," ungkap Steve Christian.

Di sisi lain, dalam menopang kelangsungan bisnis, KLY juga terus melakukan kolaborasi dari sisi penjualan. Sebab, pendapatan tidak hanya bersumber dari iklan saja. Bisa dengan kolaborasi secara grup seperti dengan beberapa perusahaan yang berada di bawah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek).

"Buat kolaborasi kami dari penjualan. Kita bisa bertukar itu dan kemudian bagaimana kita bisa sampai sejauh ini. Kami melihat apa yang kami punya kata terakhir. Mungkin saya akan mengatakan itu sebanyak mungkin 50 persen dari pendapatan kami," ujar dia.

Sebelumnya, Steve Christian juga mengungkapkan kepada ratusan mahasiswa di kota kelahirannya, Malang. Steve yang asli Blimbing memberikan kunci sukses, salah satunya untuk tidak segan berpartnership atau berkongsi agar perusahaan bisa berkembang.

"Kita selalu ingin menguasai 100 persen. Pada saat kita ingin 100 persen kita tidak kasih kesempatan orang lain untuk memiliki perusahaan kita, itu yang membuat modal tidak berkembang," kata dia.

Steve berkisah, awalnya dia membangun Kapanlagi Network (KLN) dengan seorang partner dari Kota Malang dengan produk Kapanlagi.com. Kemudian, lanjut Steve, EMTEK masuk ke KLN dan berganti nama jadi Kapanlagi Youniverse (KLY). Kini KLY terdiri dari Kapanlagi.com, Liputan6.com, Merdeka.com, Fimela.com, Vemale.com, Dream.co.id, Bola.com, Bola.net.

Dia mengaku hanya mempekerjakan 5 orang saat kembangkan Kapanlagi.com dan sekarang sudah mencapai 1.000 orang.

"Apa yang saya lakukan? Saya undang orang lain yang saya percaya dan orang lain yang saya anggap punya modal untuk memasukkan modalnya ke perusahaan saya. Sehingga dengan demikian perusahaan akan punya duit," katanya.

"Adanya Emtek tentu saja membuat perusahaan menjadi semakin gede. Bagaimana mengembangkan suatu perusahaan? Jangan takut partnership, jangan takut kongsi," tambah Steve Christian.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Managing Director Emtek Sutanto Hartono: Vidio.com Berhasil jadi Platform Streaming Terbesar

EMTEK dan SCM Sampaikan Paparan Publik
Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk (SCM) Sutanto Hartono memberikan Paparan publik dalam gelaran Public Expose SCM di Studio SCTV, Jakarta, Rabu (12/8/2020). PT Surya Citra Media Tbk (SCM) membukukan pendapatan sebesar Rp 2,36 triliun pada semester I 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Managing Director of Emtek & CEO of SCTV, Sutanto Hartono, menilai pertumbuhan bisnis digital yang terjadi di Tanah Air semakin masif dan terus mengalami perkembangan. Kondisi tersebut membuat perusahaan terus bergerak untuk melahirkan berbagai inovasi baru.

Dia menceritakan, dalam mengelola bisnis digital yang selalu ditekankan adalah memulai dengan mimpi terlebih dahulu. Sebab, baginya hidup bermimpi adalah suatu gabungan untuk mengejar capaian atau tujuan yang diinginkan.

Bahkan dirinya pun tidak menyangka, salah satu lini bisnis di bawah Emtek Group seperti Vidio.com yang dibangunnya sudah menjadi platform besar.

"Dan kami memutuskan mungkin hidup bermimpi adalah campuran kami. Kami masuk dan kami telah berhasil menjadi platform streaming langsung terbesar yang elastis," kata dia dalam acara MMA Impact Forum, secara virtual di Jakarta, Selasa (24/11/2020).

Dia menambahkan, keberhasilan Vidio.com juga tidak terlepas dari pada isi konten yang disajikan. Di mana di dalamnya banyak memuat dan mengedepankan serial atau konten-konten lokal.

"Akhirnya kembali ke konten lokal yang kita yakini sebenarnya konten lokal. adalah yang paling populer jadi kami sangat aktif dalam memproduksi serial lokal atau regional, tetapi Kami lebih fokus pada serial daripada filmnya," kata dia.

Sebelumnya, dia mengatakan pertumbuhan bisnis digital Vidio.com, meningkat signifikan selama pandemi Covid-19. dia melihat laporan adanya peningkatan dalam jumlah menit konsumsi tayangan pada 2019, yang naik 170 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Kalau kita lihat di 2020 angka tersebut makin meningkat. Vidio.com juga mendapat penilaian dari Media Partners Asia, di kuartal pertama tahun ini dari sisi jumlah minute konsumsi, kita menduduki ranking nomor 3 di South East Asia. Itu mau kita pertahankan dan tingkatkan di masa mendatang," paparnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya