Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan kunjungan kerja ke Stasiun LRT Dukuh Atas untuk mengecek progress pembangunan LRT Jabodebek. Sebelumnya, Menhub sempat menilik pengembangan Stasiun Manggarai.
Menhub bilang, Stasiun Manggarai akan menjadi pusat stasiun kereta api di Jabodetabek. Oleh karenanya, dirinya meminta kepada seluruh stakeholder untuk mempercepat pengembangan stasiun tersebut.
Baca Juga
"Kami ke Stasiun Manggarai, dan kami lihat progress berjalan dengan baik, tapi memang saya minta ada beberapa percepatan. Manggarai akan jadi pusat stasiun kereta api (KA) di Jabodetabek," ujar Menhub Budi dalam keterangan pers di Stasiun LRT Dukuh Atas, Minggu (29/11/2020).
Advertisement
Lanjut Menhub Budi, semua jurusan KRL dari seluruh jurusan di Jabodetabek akan bersinggungan di Stasiun Manggarai. Kereta api jarak jauh (KAJJ) yang menuju luar Jakarta akan melalui jalur Manggarai.
"Hanya beberapa saja yang di Senen dan Gambir," katanya.
Menhub bilang, pihaknya tengah mempersiapkan jalur mandiri untuk tiap jurusan. Hal ini untuk mencegah penumpukan jalur di titik singgungan tertentu.
"Juga kereta bandara kita siapkan station-station, sehingga antara Depok line, Bekasi line, nggak numpuk di suatu tempat tapi memiliki line sendiri-sendiri. Kita harap akhir 2022 akan selesai semua," ujarnya.
Menhub Budi meminta seluruh stakeholder untuk menyelesaikan permasalahan yang masih mengganggu pengembangan Stasiun Manggarai.
"Saya minta KAI dan kontraktor untuk selesaikan masalah tanah, percepatan pembangunan dan koordinas dengan stakeholder yang ada terutama berkaitan dengan antar moda di Jakarta, apakah antara KAJJ dan KRL juga dengan Transjakarta," tutur Menhub.
Saksikan Video Ini
KAI Terus Bersiap Menuju Operasional LRT Jabodebek di 2022
LRT Jabodebek ditargetkan beroperasi pada pertengahan tahun 2022. Menjelang pengoperasian tersebut, KAI bersama pihak-pihak terkait terus melakukan persiapan, salah satunya adalah pengujian sarana.
“Saat ini KAI bersama para stakeholder rutin melakukan uji dinamis sarana LRT Jabodebek untuk memastikan sarana dalam kondisi siap operasi,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus, Selasa (17/11/2020).
Sebelum dapat beroperasi secara komersial, setiap sarana LRT Jabodebek harus dilakukan pengujian secara bertahap. Pengujian meliputi Factory Acceptance Test, Uji Dinamis Sarana, Uji Komunikasi, Uji Integrasi dan Trial Run, serta Uji Kelaikan Operasi.
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2017 pasal 8A dan 16, KAI ditugaskan untuk melakukan penyelenggaraan Sarana dan Prasarana LRT termasuk pendanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek.
KAI telah membentuk Divisi Light Rail Transit Jabodebek yang bertugas untuk merencanakan, mengevaluasi, dan mengoptimalkan penyiapan penyelenggaraan kegiatan Sarana dan Prasana LRT sesuai penugasan Pemerintah.
Dalam hal kesiapan penyelenggaraan sarana, KAI melakukan kontrak pengadaan sebanyak 31 trainset atau 186 kereta LRT Jabodebek dari PT Industri Kereta Api dengan nilai mencapai Rp 3,9 triliun.
Saat ini Inka telah menyelesaikan 11 Trainset LRT dan ditempatkan di mainline antara Stasiun Harjamukti - Stasiun Ciracas untuk selanjutnya dilakukan pengujian oleh pihak-pihak terkait. Sisanya, sedang dalam proses antrian pengiriman dan finishing oleh Inka di pabriknya di Madiun, Jawa Timur.
“KAI membeli sarana LRT Jabodebek dari Inka dimana hal tersebut merupakan bentuk dari kolaborasi antar BUMN. Sebagai salah satu konsumen dari produk-produk Inka, KAI bangga dan yakin akan kualitas yang ditawarkan oleh Inka,” ujar Joni.
Setiap trainset/rangkaian LRT Jabodebek terdiri atas 6 kereta. Dalam kondisi normal, setiap rangkaian mampu melayani 740 penumpang, terdiri dari 174 dalam posisi duduk dan 566 dalam posisi berdiri. Dalam kondisi padat, kapasitasnya mampu mencapai 1.308 penumpang.
Advertisement