Rincian Lengkap Harga Emas Pegadaian pada Selasa 1 Desember 2020

Selain menawarkan jasa gadai, PT Pegadaian (Persero) juga menawarkan jasa penjualan emas.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Des 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 01 Des 2020, 10:00 WIB
Harga Beli Emas Antam Naik
Petugas menata emas batangan di Galeri 24 Pegadaian Kota Tangerang, Banten, Kamis (11/6/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) naik Rp 12.000 menjadi Rp 893 ribu per gram pada perdagangan Kamis, 11 Juni 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Selain menawarkan jasa gadai, PT Pegadaian (Persero) juga menawarkan jasa penjualan emas. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini tak hanya menjual emas perhiasan tetapi juga emas batangan resmi. 

Ada beberapa jenis emas yang dijual oleh Pegadaian. Jenis emas yang terdaftar adalah emas Antam, emas Retro, emas Batik, dan emas UBS. Semua jenis emas itu hanya tersedia di outlet Pegadaian.

Setiap harinya harga emas yang dijual terus berubah. Pada Selasa, 1 Desember 2020, harga emas yang dijual di Pegadaian ada yang naik, tetap, dan ada yang turun jika dibandingkan hari sebelumnya. Jika dilihat, harga emas yang turun lebih dominan ketimbang harga emas yang naik.

Berikut ini daftar lengkap dan terbaru harga emas PT Pegadaian (Persero) pada 1 Desember 2020:

Harga Emas Antam

- 0,2 gram = Rp1.962.000

- 3,0 gram = Rp2.855.000

- 5,0 gram = Rp4.753.000

- 10,0 gram = Rp9.496.000

- 25,0 gram = Rp23.736.000

- 50,0 gram = Rp47.449.000

- 100,0 gram = Rp94.696.000

- 250,0 gram = Rp232.198.000

- 500,0 gram = Rp464.067.000

- 1000,0 gram = Rp921.019.000

 

Harga Emas Antam Retro

- 0,5 gram = Rp442.000

- 1,0 gram = Rp879.000

- 2,0 gram = Rp1.743.000

- 3,0 gram = Rp2.654.000

- 5,0 gram = Rp4.420.000

- 10,0 gram = Rp8.858.000

- 25,0 gram = Rp22.195.000

- 50,0 gram = Rp44.400.000

- 100,0 gram = Rp89.474.000

 

Harga Emas Antam Batik

- 0,5 gram = Rp603.000

- 1,0 gram = Rp1.114.000

 

Harga Emas UBS

- 0,5 gram = Rp513.000

- 1,0 gram = Rp951.000

- 2,0 gram = Rp1.925.000

- 5,0 gram = Rp4.723.000

- 10,0 gram = Rp9.247.000

- 25,0 gram = Rp22.897.000

- 50,0 gram = Rp45.876.000

- 100,0 gram = Rp89.876.000

- 250,0 gram = Rp213.095.000

- 500,0 gram = Rp425.680.000

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Harga Emas Bukukan Kinerja Bulanan Terburuk Sejak 2016 Tertekan Optimisme Vaksin

20161010-Harga-emas-stagnan-di-posisi-Rp-599-Jakarta-AY4
Harga jual emas batangan Antam ukuran satu gram dibanderol di harga Rp 599.000 per gram, Jakarta, Senin (10/10). Jumlah itu tidak mengalami perubahan dari harga perdagangan akhir pekan kemarin, yakni Rp 599.000 per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Harga emas turun ke level terendah dalam lima bulan pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Harga logam mulia ini berada di jalur penurunan bulanan terburuk dalam empat tahun.

Penekan harga emas adalah optimisme uji coba vaksin Corona Covid-19 yang bisa mendorong pemulihan ekonomi di dunia. Hal ini akan mengurangi daya tarik instrumen investasi lindung nilai seperti emas.

Mengutip CNBC, Selasa (1/12/2020), harga emas di pasar spot turun 0,8 persen menjadi USD 1.773,56 per ounce, setelah sebelumnya mencapai level terendah sejak 2 Juli di USD 1.764,29 per ounce. Sepanjang bulan November harga emas telah merosot 5,6 persen.

Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,4 persen menjadi USD 1.780,10 per ounce.

"Investor meninggalkan emas karena merasa bahwa vaksin akan membuka pasar di beberapa titik dan sepertinya transisi akan berjalan dengan tertib," kata Direktur Pelaksana RBC Wealth Management, George Gero.

“Ini akan menjadi jalan yang panjang untuk mendapatkan kenaikan harga emas karena tampaknya tidak ada kebutuhan untuk tempat berlindung saat ini.” tambah dia.

Penurunan harga emas ini tetap terjadi meskipun nilai tukar dolar AS melemah, yang mencapai level terendah dalam dua setengah tahun.

Prospek pemulihan ekonomi yang didorong oleh vaksin Corona Covid-19 di tahun depan telah menempatkan bursa saham di jalur memecahkan rekor bulanan.

Data juga menunjukkan bahwa aktivitas pabrik China berkembang pada laju tercepat dalam lebih dari tiga tahun pada bulan November. Hal ini mendorong investor memburu instrumen berisiko.

Investor saat ini tengah menunggu pidato Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell di depan Konggres AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya