Inpex dan PGN Mulai Membahas Jual Beli Gas Blok Masela

Inpex Masela Ltd. dan PT PGN Tbk memulai pembahasan jual beli gas dari Blok Masela

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Des 2020, 16:12 WIB
Diterbitkan 03 Des 2020, 16:12 WIB
20151007-Rizal Ramli bahas blok Masela-Jakarta
Seorang melintas di depan layar peta usai pertemuan antara Menko Kemaritiman dan Sumberdaya Rizal Ramli dengan perwakilan masyarakat Maluku di Gedung BPPT, Jakarta, Rabu (7/10/2015). Pertemuan membahas Blok Masela. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Inpex Masela Ltd. dan PT PGN Tbk memulai pembahasan jual beli gas dari Blok Masela. Hal ini menandai gas yang dihasilkan dari proyek tersebut diperioritaskan untuk dalam negeri.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis, PGN, Syahrial Mukhtar mengatakan, PGN dan Inpex telah menandatanganinota kesepahaman (mutual of understanding/MoU) yang menjadi tanda dimulainya pembahasan atas penjualan dan pembelian, untuk memasok gas bumi ke PGN dari Proyek LNG Abadi, Wilayah Kerja Blok Masela.

“Penandatangan ini akan menjadi milestone penting untuk kedua belah pihak,” kata Syahrial, dalam Forum Komersialisasi IOG 2020 di Jakarta, Kamis (3/12/2020).

Kepala Dwi Soetjipto mengungkapkan, MoU ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan proyek Abadi Masela, yang merupakan salah satu proyek gas terbesar dalam waktu dekat. Di sisi lain, Penyerapan gas oleh PGN menunjukkan komitmen Pemerintah dan industri hulu migas untuk memprioritaskan permintaan gas dalam negeri.

“Hal ini merupakan upaya bersama untuk meningkatkan daya saing industri nasional untuk membangun perekonomian Indonesia yang berkelanjutan,” katanya.

Pengembangan Proyek LNG Abadi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, yang memiliki cadangan terbukti mencapai 18,5 trilliun kaki kubik (TCF) dan 225 juta barel kondensat, akan menjadi salah satu pilar penting sebagai mesin pertumbuhan yang mampu menopang kebutuhan industri di Indonesia secara berkelanjutan.

Dengan proyeksi produksi gas alam cair (LNG) seebsar 9,5 juta ton per tahun (MTPA) dan gas bumi sebesar 150 juta kaki kubik per hari (MMCFD), Proyek Blok Masela termasuk ke dalam proyek Strategis Nasional yang ditargetkan mulai berproduksi pada tahun 2027. Menurut Dwi, komersialisasi menjadi salah satu pilar strategis dalam mendukung pencapaian visi jangka panjang SKK Migas dengan produksi gas bumi sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030.

“Kami mengharapkan kerja sama yang baik dapat terus dijaga dan ditingkatkan untuk memastikan seluruh produksi gas bumi dapat dimonetisasi,” ucapnya.

Sebelumnya, pada Februari 2020 lalu, Inpex telah menandatangani MoU dengan PT PLN dan PT Pupuk Indonesia untuk mensuplai kebutuhan gas ke pembangkit listrik tenaga gas yang dioperasikan oleh PLN dan kilang co-production yang akan dibangun PT Pupuk Indonesia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Proyek Masela Tetap Berjalan di Tengah Pandemi Covid-19

Kronologi Keberadaan Blok Masela
Rencananya, blok ini akan dikelola dua perusahaan yakni Inpex dan Shell.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) melakukan berbagai langkah agar proyek hulu migas tetap berjalan dan diselesaikan di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan, upaya yang dilakukan kali ini, SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) INPEX melakukan inovasi dalam melanjutkan kegiatan service visit untuk metocean survey di lapangan Abadi Masela dengan kapal tanpa sandar di pelabuhan Maluku.

Survei ini dilakukan dengan kapal NV NMS Brilliance dan diberangkatkan pada 13 September 2020 dan sesuai jadwal akan selesai pada 9-10 Oktober 2020.

“Melalui inovasi ini, maka survei dapat dipercepat selama 28 (dua puluh delapan hari) karena tanpa melalui karantina di pelabuhan Maluku selama 14 dan karantina saat kembali ke Jakarta selama 14,” kata Julius, di Jakarta, Senin (14/9/2020).

Julius menambahkan, pelaksanaan survei tanpa melalui sandar di pelabuhan Maluku, selain mempercepat waktu tentu saja memberikan penghematan biaya.

“Hal ini disebabkan waktu sewa kapal survey dapat diperpendek sehingga biaya sewa kapal beserta crew yang menjalankan dapat menjadi lebih murah dibandingkan jika dilakukan dengan cara sebelumnya. Ini akan memberikan penghematan biaya dan memberikan dampak yang optimal bagi upaya meningkatkan penerimaan negara," paparnya.

Langkah ini bukannya tanpa tantangan, mengingat metode ini baru dilakukan dalam rangka mencari terobosan di tengah pandemi Covid-19, sekaligus mendukung program Pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Untuk melaksanakan metode baru tersebut, harus didukung oleh kesiapan awak dan kelayakan kapal agar tetap memenuhi persyaratan dan sesuai dengan ketentuan regulasi yang berlaku.

“Untuk melaksanakan survey ini dengan tanpa melalui sandar di pelabuhan Maluku, selain menyusun dan menerapkan prosedur yang mendukung langkah tersebut. SKK Migas juga telah menghubungi pihak-pihak terkait untuk mendiskusikan dan mendapatkan persetujuan”, ujar Julius.

Sebelumnya, SKK Migas dan INPEX telah melakukan virtual inspection selama 2 (dua) hari terhadap kesiapan Kapal NV NMS Brilliance beserta crewnya. Setelah dipastikan semuanya siap, maka hari ini kapal diberangkatkan.

Meskipun ditengah Pandemi Covid-19, SKK Migas dan INPEX terus melakukan koordinasi agar proyek Abadi Masela dapat selesai sesuai waktu yang telah ditetapkan. Berbagai aktivitas seperti penetapan lokasi, penyelesaian AMDAL, penyiapan tenaga kerja lokal yang bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten di Maluku terus dilakukan, agar daerah betul-betul merasakan dampak positif proyek Abadi Masela.

Proyek Abadi Masela memberikan kontribusi yang besar bagi upaya meningkatkan produksi migas nasional secara berkelanjutan dalam jangka panjang. Manfaat berganda proyek Abadi Masela sangat besar yang akan dirasakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, industri dalam negeri dan masyarakat lokal.

Investasi proyek Abadi Masela saat pembangunan sebesar US$ 19,8 miliar. Proyek ini memiliki kapasitas produksi sebesar 1.750 MMSCFD (9,5 MTA dan 150 MMSCFD gas pipa). Proyek Abadi Masela ditargetkan dapat berproduksi tahun 2027.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya