BI Beberkan 5 Alasan Pentingnya Pengembangan Ekonomi Digital di Indonesia

BI melihat potensi ekonomi digital di Indonesia juga sangat besar dan merembet pada digitalisasi perbankan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Des 2020, 16:44 WIB
Diterbitkan 03 Des 2020, 16:44 WIB
Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) sebagai lembaga otoritas moneter sekaligus regulator di bidang sistem pembayaran, menyambut baik berbagai upaya untuk mendukung ekonomi digital di Indonesia.

Direktur Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI, Bandoe Widiarto menyebutkan setidaknya ada lima hal yang menjadikan pentingnya ekonomi digital untuk dikembangkan di Indonesia. Pertama, yakni merujuk pada tren digitalisasi utamanya selama pandemi covid-19.

“Jadi semua kegiatan ekonomi itu dimulai dari rumah. Mulai dari belanja dari rumah, belajar dari rumah, bekerja dari rumah, ini mengakibatkan keberadaan digitalisasi sangat penting,” ujar Bandoe dalam webinar #BangunResolusi Talks: Digitalisasi Keuangan Dalam Meningkatkan Perekonomian, Kamis (3/12/2020).

Kedua, lanjut dia, BI melihat bahwa potensi ekonomi digital di Indonesia juga sangat besar dan merembet pada digitalisasi perbankan. Termasuk berkembangnya fintech dan layanan transaksi keuangan digital lainnya.

“Ini menunjukkan bahwa potensi indonesia sungguh sangat besar untuk dikembangkan,” kata Bandoe.

Dari sisi pemerintah, Bandoe menilai pemerintah cukup serius dalam pengembangan digitalisasi. Hal ini tercermin dari besarnya anggaran yang dialokasikan untuk Palapa Ring dan program pengembangan internet lainnya.

“Kita melihat juga dari sisi pemerintah ada anggaran cukup besar akan ada Palapa ring, kemudian ada program-program untuk pengembangan internet. Ini merupakan peluang peluang yang sangat besar untuk dikembangkan,” kata dia.

Selanjutnya, Bandoe mencatat inklusi keuangan di Indonesia telah mencapai 76 persen di tahun 2019, dan ada rencana untuk dinaikkan menjadi 90 persen di 2024.

“Inilah sebenarnya peluang-peluang yang yang menjadikan ekonomi digital untuk bisa dikembangkan di Indonesia. Ini adalah catatan-catatan penting mengenai ekonomi digital,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pasar Ekonomi Digital Indonesia Jadi yang Terseksi di ASEAN

Transformasi Digital
Ilustrasi transformasi digital. Dok: mojix.com

Pasar ekonomi digital Indonesia menjadi yang terseksi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Hal ini akan menjadikan Indonesia sebagai medan pertempuran utama bagi pengusaha di bidang platform teknologi.

"Indonesia ini tetaplah pasar ekonomi internet terbesar di Asia Tenggara. Ini menjadikan medan persaingan utama bagi platform-platform teknologi," jelas Partner and Leader, Bain & Company’s Southeast Asia Private Equity Practice, Alessandro Cannarsi, dalam webinar Laporan e-Conomy SEA 2020 oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, Selasa (24/11)

Dia mengatakan, ada sejumlah daya tarik yang menyebabkan ekonomi digital Indonesia bagi pelaku usaha berbasis teknologi. Pertama, terus meningkatnya pengguna internet baru di tanah air.

"Di Indonesia, 37 persen konsumen digital menggunakan layanan baru karena pandemi Covid-19. Sebanyak 56 persen konsumen digital baru di tanah air berasal dari daerah non-metro," paparnya.

Daya tarik selanjutnya, kinclongnya kinerja e-commerce di tengah pandemi Covid-19. Tercatat, pendapatan e-commerce di Indonesia pada 2020 naik 54 persen menjadi USD 32 miliar, dari USD 21 miliar pada 2019 sebagaimana laporan e-Conomy SEA yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company.

Di samping itu, kinerja media online juga mencatatkan pertumbuhan positif sejauh ini pada 2020, dengan nilai USD 4,4 miliar atau naik 24 persen dari USD 3,5 miliar pada 2019. Bahkan, sektor ini diperkirakan akan terus bertumbuh sebesar 18 persen menjadi 10 miliar USD pada 2025.

"Oleh sebab itu, mereka sangat siap untuk menjadi pendorong utama inovasi digital di kawasan ini. Meski masih terlalu dini untuk memastikan hasilnya, kami memperkirakan pertumbuhan dan percepatan akan terus berlanjut di sektor ini dalam beberapa tahun ke depan," tandasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya