Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pengembangan industri kreatif di Tanah Air. Hal tersebut dilakukan karena industri kreatif terbukti menjadi salah satu sektor yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.
Langkah dorongan tersebut direalisasikan melalui penyelenggaraan Creative Fest oleh Bali Creative Industry Center (BCIC). Tahun ini, digelar secara online pada 3-5 Desember 2020, karena adanya pandemi Covid-19.
"Tema Creative Fest 2020 adalah The Challenge for Uncertainty Era. Melalui tema ini, kami ingin mengajak ekosistem industri kreatif di Indonesia agar turut berkontribusi dalam menghadapi tantangan saat ini," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih di Jakarta, Sabtu (5/12/2020).
Advertisement
Selain itu, BCIC 2020 juga menyuguhkan Program Creative Business Incubator dilaksanakan melalui Program Camp dan Coaching. Pada akhir acara, sebanyak 30 peserta terbaik akan melakukan presentasi dihadapan Investor dan Stakeholders Pengembangan Bisnis Kreatif.
Program lain adalah kompetisi IFCA 2020 yang bertujuan untuk mencari desainer muda berbakat yang peka terhadap tantangan era baru dalam menjaga keberlanjutan sektor kriya dan fesyen. Kompetisi ini memperebutkan total hadiah sebesar Rp130 juta. Selain itu, para pemenang meraih kesempatan untuk mendapatkan pembinaan lebih lanjut melalui Creative Business Incubator dan Business Matching.
"Tidak hanya itu saja, sobat muda kreatif juga bisa mengikuti rangkaian acara Creative Workshop dan Creative Talkshow pada tanggal 6 Desember 2020 mulai pukul 11.00 selesai. Acara ini bisa diakses melalui platform vidio.com dan Youtube Kementerian Perindustrian RI," papar Gati.
Oleh karena itu, Gati berharap, masyarakat juga bisa mendukung perkembangan industri kreatif tanah air dengan membeli produk tenant BCIC yang dipamerkan melalui platform Tokopedia dalam halaman Bangga Buatan Indonesia.
"Dengan membeli produk buatan dalam negeri diharapkan kita akan mampu menggeser dominasi produk impor yang pada akhirnya akan mempercepat upaya pemulihan ekonomi nasional," pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bappenas Beberkan Cara Jadi Pelaku Industri Kreatif Sukses, Apa Saja?
Pemerintah melalui Kementerian PPN/Bappenas terus membuat kajian untuk mendorong perkembangan pelaku industri kreatif di Indonesia. Pelaku industri kreatif di Tanah Air diharapkan dapat semakin memperluas pasar, baik di tingkat domestik maupun global.
Direktur Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas, Teguh Sambodo, mengatakan bahwa ekonomi kreatif dan pelaku industri kreatif jadi salah satu roda penggerak yang melengkapi visi Indonesia menjadi negara maju dalam 100 tahun kemerdekaannya.
Teguh lantas memberikan kisi-kisi agar pelaku industri kreatif di berbagai sektor dapat semakin mengembangkan lini usahanya. Pertama, mereka harus sadar dengan perkembangan tren yang ada saat ini
"Salah satu yang juga jadi pertimbangan kebijakan pemerintah adalah mencermati dari perkembangan megatren yang ada di dunia," ungkapnya dalam rangkaian acara Creative Festival 2020 yang disiarkan di Vidio.com, Sabtu (5/12/2020).
Menurut dia, pelaku industri kreatif saat ini juga telah sadar bahwa ada kelompok masyarakat yang pendapatannya sedang naik, yakni kelas menengah.
"Jadi di Indonesia sendiri presentasinya cukup banyak di dunia. Ini bisa sampai lebih dari 84 persen yang ada di Asia dan Amerika Latin, dua kawasan yang kelas menengahnya tumbuh tinggi. Jadi memang produk ekonomi kreatif perlu diarahkan ke sana," bebernya.
Hal berikutnya yang perlu dicermati yakni tren urbanisasi. Teguh menyarankan kepada pelaku industri kreatif untuk bisa merespon masyarakat kota yang semakin banyak terbentuk.
"Oleh karena itu tren untuk menjadi fashion yang lebih terkini, kemudian gadget yang lebih terkini, alat-alat rumah tangga, furniture dan sebagainya, ini menjadi salah satu peluang pasar yang akan semakin besar ke depan," imbuhnya.
Advertisement
Perubahan Iklim
Pelaku industri kreatif juga perlu memperhatikan adanya persaingan sumber daya alam dan perubahan iklim. Teguh mengatakan, produk-produk saat ini dituntut untuk dikembangkan jadi ramah lingkungan dan lebih hemat sumber daya.
Pada saat yang sama, ada juga peluang untuk teknologi. Menurutnya, perkembangan saat ini juga tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang semakin dipercepat.
"Valuable devices yang semakin maju mungkin bisa dilengkapi dengan kreasi-kreasi kemasan produksi dari teman-teman industri kreatif. Untuk kemudian menjadikannya produk khas Indonesia yang nilai tambahnya mungkin ada konten budaya yang lebih kuat," tuturnya.Â