Liputan6.com, Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz) mengaku telah berinvestasi di ranah digital sejak beberapa tahun lalu. Keputusan tersebut berbuah manis, dimana Allianz Indonesia kini tidak terlalu kerepotan hadapi pandemi Covid-19.
"Kita telah beranjak digital jauh-jauh hari sebelum pandemi. Sekarang ini cuman kelanjutan. Kita memulai digitalisasi sekitar 3 tahun lalu," jelas Country Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indonesia Joos Louwerier saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumar (11/12/2020).
Baca Juga
Joos menyatakan, Allianz Indonesia telah menyelesaikan sekitar 92 persen kebijakannya melalui skema e-submission. Melalui skema tersebut, penerbitan regulasi yang tadinya bisa memakan waktu berhari-hari kini dapat diselesaikan hanya dalam tempo 5 menit.
Advertisement
"Kita selesaikan 92 persen kebijakan melalui e-submission tablet. Tidak perlu lagi pakai banyak kertas," ujar Joos.
Allianz Indonesia pun disebutnya telah banyak melayani polis asuransi lewat mekanisme polis elektronik (e-policy). Melalui skema tersebut, Allianz Indonesia sukses menjalin relasi dengan berbagai perusahaan lain semisal Gojek, Bukalapak dan Home Credit.
"Jadi bagi kami, ketika wabah pandemi menerjang, kita sudah siap untuk bekerja secara remotely, sell remotely, service remotely. Pada dasarnya kita telah siap dengan periode itu," tutur Joos.
"Pandemi Covid-19 ini pada dasarnya merupakan akselerator, tapi bukan inisiator bagi Allianz untuk beranjak digital," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Meski Pandemi, Pendapatan Premi Allianz Tumbuh Rp 11,7 Triliun di Kuartal III 2020
PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz) mencatat pertumbuhan pendapatan premi bruto atau Gross Written Premium (GWP) sebesar Rp 11,7 triliun pada kuartal III 2020. Perolehan itu naik 26 persen secara year on year (yoy) dari periode serupa tahun sebelumnya.
Country Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indonesia, Joos Louwerier, tak memungkiri bahwa 2020 ini merupakan tahun yang sangat-sangat sulit bagi semua orang dan juga perseroan. Utamanya akibat wabah pandemi Covid-19.
"Tapi dalam hal bagaimana kami menyesuaikannya, kami melakukannya dengan sangat baik. Dan pada akhirnya kita mencapai seluruh tujuan kami, dan kami dapat menghasilkan pertumbuhan double digit tahun ini," ujar Joos dalam sesi interview bersama Liputan6.com, Jumar (11/12/2020).
Menurut dia, orang-orang saat ini gelisah dengan kondisi kesehatannya. Joos memaparkan, sekitar 25 persen di antaranya memang cemas dengan kondisi kesehatan masing-masing.
"Kita juga mengidentifikasi bahwa sekitar 35 persen di antaranya berpikir untuk menambah proteksi dari asuransi kesehatan," sambungnya.
Joos menyatakan, pandemi Covid-19 ini telah membuat banyak orang benar-benar berpikir untuk memberikan asuransi jiwa dan kesehatan, baik untuk dirinya sendiri maupun anggota keluarganya.
"Oleh karenanya kami sangat senang dengan itu. Kami juga percaya bahwa kami bisa melindungi masyarakat, dan kami akan melindungi lebih banyak lagi," tukas Joos.Â
Advertisement