Aset Bank Syariah Indonesia Sudah Sejajar dengan Bank di Timur Tengah

Aset Bank Syariah Indonesia sejajar dengan Bank Al Rajhi dan Al Bilad di Arab Saudi, Kuwait Finance House di Kuwait sampai dengan Rubian Bank di Qatar.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jan 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2021, 14:00 WIB
20170209-Bank-Syariah-Jakarta-AY
Petugas melayani nasabah di BRI Syariah, Jakarta, Kamis (9/2). Sedangkan pangsa pasar perbankan syariah mencapai angka 5,12 persen, tertinggi sepanjang keberadaan perbankan syariah di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank BRI Syariah Tbk tengah menjalankan proses merger dengan PT BNI Syariah dan PT Bank Syariah Mandiri. Hasil penggabungan tiga bank syariah yang bernaung di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan akan bernama PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk.

Diperkirakan aset penggabungan bank plat merah ini setara dengan bank syariah milik beberapa negara di Timur Tengah.

Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko, Kementerian BUMN, Nawa Neli menyebut, Bank Syariah Indonesia secara aset telah sejajar dengan Bank Al Rajhi dan Al Bilad di Arab Saudi, Kuwait Finance House di Kuwait sampai dengan Rubian Bank di Qatar.

"BSI ini akan menjadi satu dari 10 ten global islamic," kata dalam Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Jakarta, Selasa (19/1). Secara aset, Bank Syariah Mandiri memiliki aset Rp 120 triliun. Sedangkan aset Bank BNI Syariah dan BRI Syariah jumlahnya Rp 100 triliun.

Sehingga dari skala aset baik operasional, ekonomi softskill atau target market bisa bank merger ini akan meningkat. Bahkan bisa masuk 10 besar bank terbesar secara nasional.

"Dengan adanya penggabungan ini diharapkan di dalam peta perbankan di Indonesia bisa menduduki peringkat 7 atau 8 secara nasional," ujar Neli.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ciri Khas

20161010-Perbankan-Syariah-Jakarta-AY
Pekerja menghitung uang di BNI Syariah Jakarta, Senin (10/10). Sejalan dengan perkembangan share tersebut, kenaikan aset perbankan syariah (BUS dan UUS) sebesar 18,49% (YOY), dari Rp 272,6 triliun menjadi Rp 305,5 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, bank merger ini nantinya bisa akan memiliki Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 189 triliun. Dari sisi SDM, ketiga bank ini memiliki lebih dari 20 ribu karyawan dengan 1.200 kantor cabang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Untuk itu, Neli mengharapkan proses merger ini bisa menghasilkan konsolidasi yang baik dalam berbagai hal. Mulai dari skala investasi, teknologi, inovasi produk dan sebagainya. Mengingat, masing-masing bank memiliki ciri khas.

"Masing-masing bank ini harus bisa merealisasikan soft skill dan memanfaatkan keunggulan masing-masing agar konsumen bisa merasakan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhannya," kata dia.

Dia menegaskan, implementasi merger bank syariah ini harus melahirkan inovasi baru. Konsolidasi yang dilakukan harus saling memperkuat ekosistem ekonomi syariah dalam melakukan ekspansi.

"Konsolidasi ini untuk perkuat masing-masing pemain perbankan agar menjaga relevansi produk nasabah atau menjaga governance dari implementasi ekspansi Bank Syariah Indonesia," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya