Liputan6.com, Jakarta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno melakukan kunjungan kerja ke Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Sandi mengecek kesiapan Indonesia dalam menerapkan konsep ‘travel bubble’.
Sandi menilai, protokol kesehatan telah diterapkan dengan cukup ketat di beberapa destinasi pariwisata di Pulau Bintan.
Baca Juga
"Mulai dari tiba di pelabuhan hingga ke beberapa tempat destinasi wisata yang saya kunjungi seperti Treasure Bay dan sebuah kapal yang disulap menjadi hotel bernama Doulos Phos," ujar Sandi dalam postingan Instagramnya @sandiuno, dikutip Minggu (24/1/2021).
Advertisement
Adapun, travel bubble adalah konsep penerapan 'koridor' pariwisata antar beberapa negara di tengah pandemi. Para pelancong di antara negara ini bisa keluar masuk namun hanya antara negara ini saja, tidak ke negara di luar koridor yang ditetapkan.
Konsep ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif pasca pandemi Covid-19.
Sandi melanjutkan, jika dijumlah, ada lebih dari 4.000 kamar yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai ajang pariwisata, seperti sports tourism, adventure tourism maupun meetings, incentives, conferencing, exhibitions (MICE).
"Kita harapkan 5.000 lebih lapangan kerja tercipta di sini," tutur Sandi.
Kedepan, pihaknya juga akan terus bersinergi dengan para stakeholder agar Bintan dapat menjadi venue event-event kelas dunia.
"Apalagi Bintan, Batam dan beberapa daerah sekitarnya sangat bergantung kepada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," tandasnya.
Saksikan Video Ini
Tak Ada Wisatawan dari Singapura dan Malaysia, UMKM Batam Keluhkan Ini ke Sandiaga Uno
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menantang para pelaku usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Batam bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Hari ini di Batam saya berdiskusi dengan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif terutama dengan kalangan UMKM dan keluhan yang dirasakan adalah menurunnya secara drastis penjualan dari produk-produk ekonomi kreatif dan produk-produk wisata dikarenakan ditutupnya perbatasan kita dan tidak adanya wisatawan dari Singapura maupun Malaysia,” kata Sandiaga Uno dalam keterangannya, Sabtu (23/1/2021).
Sandiaga mengatakan para pelaku usaha Parekraf di Batam memang mengalami pendapatan yang anjlok akibat tidak adanya wisatawan yang masuk ke wilayah ini. Sebab, akses perbatasan masuknya WNA masih ditutup oleh pemerintah.
“Perlu kita sikapi karena pembatasan sosial berskala bersar atau PPKM dan ditutupnya perbatasan merupakan tindakan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Karena itu saya memberikan motivasi kepada para pelaku UMKM untuk terus berinovasi dengan menggunakan akselerasi dan digitalisasi,” ucapnya.
Sandi tidak ingin para pelaku usaha Parekraf hanya berdiam diri tanpa beraksi untuk bangkit dari keterpurukan ini. Sandi meminta Parekraf di Bayam untuk membuat ide yang bagus meski pandemi masih terjadi.
“Lalu beradaptasi di tengah-tengah pandemi dan melambatnya ekonomi, mereka harus mampu untuk mencari produk-produk yang bisa dijual kepada wisatawan domestik, dan produk-produk yang sekarang diminati seperti sport tourism seperti wisata berbasis alam terbuka, wisata yang berbasis edukasi, wisata yang berbasis kekayaan budaya kita,” ujarnya.
Sandi mengajak seluruh pemangku kepentingan di sektor Parekraf di Batam untuk bergandengan tangan agar mampu keluar dari keterpurukan ekonomi.
“Saya ingin mengajak kepada UMKM ini justru saling membantu, saling men-support karena kadang-kadang kita asyik berkompetisi, kita lupa berkolaborasi. Dengan berkolaborasi, pasar domestik yang selama ini di dominasi oleh produk-produk asing bisa semakin di dominasi produk-produk karya anak-anak bangsa UMKM, pariwisata dan ekonomi kreatif,” pungkasnya.
Advertisement