Strategi BTN Atasi Masalah Likuiditas

Plt Dirut BTN Nixon LP Napitupulu mengakui perusahaanya dikenal sebagai bank yang memiliki masalah likuiditas.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Feb 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi Bank BTN
Ilustrasi Bank BTN

Liputan6.com, Jakarta - Plt. Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) (Persero) Tbk, Nixon LP Napitupulu mengakui perusahaanya dikenal sebagai bank yang memiliki masalah likuiditas.

"BTN selama ini dikenal sebagai bank yang memiliki masalah likuiditas, terutama sekali dari kas," kata Nixon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi XI DPR-RI, Jakarta, Selasa (2/2/2021).

Tak ingin terus berlarut, saat ini BTN sudah mulai aktif mendorong para developer dan nasabahnya untuk kembali mengaktifkan tabungan giro. Selain itu, mendorong para nasabahnya untuk menggunakan aplikasi BTN dalam melakukan berbagai transaksi.

"Nasabah-nasabah kita didorong untuk bertransaksi di aplikasi cash management-nya BTN," kata dia.

Nixon mengatakan, selama ini tabungan giro yang ditawarkan BTN memiliki bunga yang mahal. Sehingga akan dilakukan koreksi berbagai program tabungan giro dalam waktu dekat.

"Selama ini giro BTN isinya tabungan-tabungan dengan bunga yang sangat mahal. Nah ini kita akan koreksi yang sangat mahal," kata dia.

BTN juga akan membuat program yang mendorong generasi muda untuk membeli rumah. Program ini akan menggunakan tagline 'Hidup Gak Cuma Tentang Hari Ini' dengan sasaran anak muda.

"Kita buat dorong anak-anak muda punya rumah," kata dia mengakhiri.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BTN Telah Salurkan Dana Pemerintah dalam Program PEN Rp 33,99 Triliun

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. resmi meluncurkan program Batara Spekta
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. resmi meluncurkan program Batara Spekta (dok: BTN).

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) telah menyalurkan kredit dari penempatan dana pemerintah sebesar Rp 33,993 triliun hingga 31 Desember 2020. Pembiayaan tersebut telah disalurkan kepada 108.522 debitur.

"Untuk PMK 70 kami realisasikan Rp 34 triliun kepada 108 ribu debitur," kata Nixon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi XI DPR-RI, Jakarta, Selasa (2/2/2021).

Nixon mengatakan, dari penempatan dana pemerintah dalam program PEN, BTN mendapatkan Rp 10 triliun dengan suku bunga 2,84 persen. Pemerintah memberikan tenor selama 3 bulan untuk disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan.

"Kami menerima penempatan dana Rp 10 triliun untuk bisa disalurkan sebanyak 3 kali lipat. Maka dana pemerintah yang telah disalurkan yakni Rp 34 triliun ini sudah dilakukan," kata dia.

Dari penyaluran dana tersebut, 85 persen pembiayaan diberikan kepada sektor perumahan. Adapun rincian komposisi penyaluran kreditnya antara lain KPR subsidi sebesar Rp 11,52 triliun kepada 78.895 debitur. Sedangkan KPR non subsidi sebesar Rp 7,5 triliun dengan debitur 24.062.

Untuk Kredit komersial sebanyak Rp 9,94 triliun dengan jumlah debitur 5.444. Terdiri dari kredit UMKM sebesar Rp 1,86 triliun (2.823 debitur) dan kredit konstruksi sebesar Rp 8,08 triliun (2.621 debitur). Sementara itu untuk kredit BUMN sebesar Rp 5,77 triliun dengan 75 debitur.

Nixon menambahkan, penyaluran kredit dari dana PEN tersebut pun masih terus dilanjutkan di awal tahun 2021. Tercatat sampai 13 Januari lalu, total penyaluran kredit yang diberikan BTN sebesar Rp 34,13 triliun dengan total 108.931 debitur.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya