Permintaan Listrik Diramal Naik 5 Kali Lipat di 2060, PLN Akan Pasok dari Energi Ramah Lingkungan

Upaya memenuhi kebutuhan listrik, PT PLN (Persero) berkomitmen mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

oleh Athika Rahma diperbarui 26 Apr 2021, 13:17 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2021, 13:17 WIB
Pemerintah siapkan Target Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Pekerja melakukan pengecekan panel surya di atas gedung di kawasan Jakarta, Senin (31/8/2020). Pemerintah tengah menyiapkan peraturan presiden terkait energi baru terbarukan dan konservasi energi agar target 23 persen bauran energi di Indonesia bisa tercapai pada 2045. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Permintaan listrik hingga 2060 diperkirakan melonjak hingga 1800 TWh. Adapun saat ini, permintaan listrik berkisar antara 300 TWh.

Upaya memenuhi kebutuhan listrik ini, PT PLN (Persero) berkomitmen mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

"Saat ini sektor kelistrikan kita size-nya 300 TWh. Pertumbuhan demand 4,6 persen. Di 2050, size-nya menjadi 1.100 TWh. Ada penambahan 800 TWh atau 3 kali lipat," ," ujar Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam webinar, Senin (26/4/2021).

Dia menuturkan jika PLN terus berupaya memenuhi pasokan listrik melalui inovasi. Bila saat ini, kebutuhan listrik baru sebesar 300 TWh, maka akan ada kenaikan kebutuhan listrik hingga 1.500 TWh di 20160.

"Dan PLN berkomitmen penuh bahwa penambahan kapasitas tersebut akan berdasarkan renewable energy (RE)/energi baru terbarukan (EBT). Caranya bagaimana? Berinovasi," lanjut dia.

 

Saksikan Video Ini

Harga EBT

Peluang Investasi EBT di Indonesia Semakin Terbuka Lebar
Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 12 Tahun 2017 membuat peluang investari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) semakin terbuka lebar.

Darmawan bilang, berkat inovasi, saat ini, harga listrik berbasis EBT sudah lebih terjangkau dibandingkan dulu saat pengembangan awal.

"Dulu harga EBT berkisar 25 hingga 30 sen dolar per kWh, sekarang sudah 3,6 hingga 4 sen dolar per kWh," katanya.

Potensi pemenuhan listrik berbasis EBT menjadi proyek menjanjikan yang tidak hanya murah namun turut berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Kendati, saat ini, pemanfaatan EBT melalui PLTS masih digunakan secara intermittent, tidak terus menerus.

"PLTS sekarang saja masih berproduksi pukul 10.00 pagi hingga pukul 14.00. Sebagian masih intermittent, sisanya masih menggunakan energi fosil," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya