Tenang, Harga Tahu dan Tempe Masih Stabil Meski Kedelai Mahal

Harga produk tahu dan tempe di pasaran terpantau stabil meski Kementerian Perdagangan mewaspadai adanya kenaikan harga kedelai global.

oleh Athika Rahma diperbarui 21 Mei 2021, 11:15 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2021, 11:15 WIB
Industri Tahu Rumahan
Pekerja memotong tahu yang baru dicetak, di sebuah industri tahu rumahan di pinggiran Jakarta, Rabu (10/7/2019). Karena populernya, tahu menjadi bagian tak terpisahkan yang ditemui di tempat makan berbagai tingkat sosial di Indonesia, bersama-sama dengan tempe. (AP Photo/Tatan Syuflana)

Liputan6.com, Jakarta - Harga produk tahu dan tempe di pasaran terpantau stabil meski Kementerian Perdagangan mewaspadai adanya kenaikan harga kedelai global.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ngadiran mengatakan, saat ini, harga tahu dan tempe belum mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

"Tempe masih Rp 5.000 per potong, yang besar Rp 10.000. Tahu Rp 1.000, ada yang Rp 1.500," ujar Ngadiran kepada Liputan6.com, Jumat (21/5/2021).

Dihubungi secara terpisah, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, komoditas lain mengalami fluktuasi harga sejak lebaran berlangsung

Untuk daging sapi masih berkisar di harga Rp 135 ribu hingga Rp 140 ribu per kilogram. Cabai rawit sudah berangsur turun meski masih di kisaran Rp 50 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram (normalnya Rp 33 ribu per kilogram).

Lalu untuk komoditas bawang putih masih normal di kisaran Rp 32 ribu per kilogram.

"Harga ayam, ini masih bertahan tinggi di Rp 40 ribuan (per kilogram). Minyak goreng juga naik terus, tak terkendali, di kisaran Rp 14.700 (per liter)," ujar Abdullah kepada Liputan6.com.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kedelai Global Makin Mahal, Siap-Siap Harga Tahu Tempe Bakal Melejit

tempe
doc. istimewa

Kementerian Perdagangan memprediksi harga jual tahu dan tempe akan mengalami penyesuaian dalam beberapa waktu ke depan. Menyusul, berlanjutnya tren kenaikan harga komoditas kedelai global.

Berdasarkan tren harga yang dikutip dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia masih mengalami kenaikan. Pada pertengahan Mei 2021, harga kedelai dunia berada di kisaran USD 15,86/bushels (Rp10.084/kg harga akhir), naik sekitar 11,2 persen dibanding April 2021 yang tercatat sebesar USD 14,26/bushels (Rp9.203/kg harga akhir).

"Akan terjadi penyesuaian harga kedelai impor di tingkat pengrajin tahu dan tempe dikarenakan komoditas kedelai asal Amerika Serikat ini belum memasuki masa panen. Selain itu juga ditengarai permintaan kedelai dari negara lain seperti Tiongkok sebesar 7,5 juta ton pada April 2021 yang berdampak pada tingginya harga kedelai dunia sampai dengan saat ini," jelas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan dalam pernyataannya, Kamis (20/5).

Memperhatikan harga kedelai dunia yang terus alami kenaikan tersebut, Oke memaklumi harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe akan mulai bergerak naik pada kisaran Rp10.500/kg. Sehingga, berpotensi mengerek harga tahu dan tempe di tingkat pengrajin.

"Meskipun demikian, kami menjamin stok kedelai saat ini masih mencukupi untuk kebutuhan industri pengrajin tahu dan tempe nasional," tegasnya.

Kemendag, lanjut Oke, secara periodik terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia, baik ketika terjadi penurunan ataupun kenaikan harga. Hal ini bertujuan untuk memastikan harga kedelai di tingkat pengrajin dan di tingkat pasar tahu dan tempe berada di tingkat wajar. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya