Singapura Izinkan Uji Napas Tes Covid-19, RI Selangkah Lebih Maju dengan Genose

Indonesia selangkah lebih maju dalam menerapkan tes Covid-19 berbasis hembusan napas di kawasan ASEAN.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Mei 2021, 18:45 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2021, 18:45 WIB
Tes Genose bagi Pendatang di Terminal Kampung Rambutan
Pemudik meniup kantong saat dites dengan GeNose C19 di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Minggu (23/5/2021). Pengelola Terminal Kampung Rambutan memberlakukan tes Genose sebagai syarat wajib bagi para pemudik yang baru tiba guna memutus penyebaran virus Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia selangkah lebih maju dalam menerapkan tes Covid-19 berbasis hembusan napas di kawasan ASEAN.

Pada awal 2021, GeNose C19 yang merupakan alat deteksi Covid-19 lewat hembusan napas telah digunakan di moda transportasi kereta api, lalu kemudian menyusul moda transportasi bus, dan kemudian di moda transportasi udara.

Sementara itu Singapura baru pada 24 Mei 2021 mengumumkan untuk sementara menyetujui uji napas yang dilakukan sekitar 60 detik untuk mendeteksi Covid-19.

Uji coba penerapan teknologi alat tes napas Covid-19 dilakukan di salah satu titik perbatasan Singapura dan Malaysia. Uji analisis napas akan dilakukan bersamaan dengan tes cepat antigen Covid-19 wajib saat ini.

Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono menuturkan Indonesia pastinya lebih maju dalam menerapkan tes Covid-19 berbasis napas.

“Pasti (lebih maju karena telah menerapkan GeNose C19). Hanya saja kebijakan memberlakukan GeNose C19 (tetap tergolong) lambat. Harusnya dari dulu, sudah terbukti secara medis, semua orang mengakui,” ujar Agus, dikutip Selasa (25/5/2021).

Agus menuturkan GeNose C19 memiliki kelebihan yang sangat mendukung pergerakan mobilisasi masyarakat dan dunia transportasi karena dapat menghadirkan biaya yang lebih terjangkau dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

GeNose di Bandara

Peningkatan Tarif Pemeriksaan GeNose
Petugas PT KAI (Persero) menata kantong alat tes deteksi COVID-19 dengan metode GeNose C19 di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu (24/3/2021). PT KAI (Persero) menaikkan tarif pemeriksaan tes GeNose C19 dari Rp20 ribu menjadi Rp30 ribu mulai 20 Maret 2021. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Adapun saat ini GeNose C19 sudah digunakan di sejumlah bandara, seperti misalnya di 15 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero), yaitu Bandara Husein Sastranegara, Sultan Mahmud Badaruddin II, Sultan Thaha, Depati Amir, HAS Hanandjoeddin, Radin Inten II, Supadio, Raja Haji Fisabilillah, Sultan Iskandar Muda, Sultan Syarif Kasim II, Tjilik Riwut, Banyuwangi, Silangit, Minangkabau, dan Fatmawati Soekarno.

Melihat data tersebut, maka hanya 4 bandara AP II yang belum menerapkan GeNose C19, termasuk Bandara Soekarno-Hatta.

Agus menyayangkan belum adanya GeNose C19 di Bandara Soekarno-Hatta.

Agus menegaskan bahwa penggunaan GeNose C19 di bandara-bandara akan sangat mendukung penumpang pesawat.

“GeNose C19 itu akurat, cepat dan tepat. Tidak menghambat orang melakukan penerbangan, tidak memberatkan. GeNose C19 juga berbiaya murah. Berikan kemudahan [bagi pelaku perjalanan], toh bisa dipertanggungjawabkan,” jelas Agus.

"Bangsa Indonesia harus menghargai produk putra terbaik bangsa, jangan terlalu bangga produk negara lain," ujarnya.

Singapura Izinkan Penggunaan Alat Tes COVID-19 Melalui Pernapasan, Hasilnya Kurang dari 1 Menit

Tes Genose bagi Pendatang di Terminal Kampung Rambutan
Pemudik meniup kantong saat dites dengan GeNose C19 di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Minggu (23/5/2021). Pengelola Terminal Kampung Rambutan memberlakukan tes Genose sebagai syarat wajib bagi para pemudik yang baru tiba guna memutus penyebaran virus Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, Otoritas Singapura telah menyetujui penggunaan alat tes COVID-19 melalui pernapasan untuk sementara waktu.

Hasil tes COVID-19 dari alat itu pun bisa keluar dalam kurun waktu kurang dari satu menit, menurut perusahaan startup Singapura yang mengembangkan produk tersebut.

Terbesar Breathonix, perusahaan modern dari National University of Singapore (NUS), mengatakan pihaknya sekarang sedang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Singapura untuk menjalankan uji coba alat tes tersebut di salah satu titik perbatasan dengan Malaysia.

Analisis melalui napas itu pun akan dilakukan bersamaan dengan tes antigen COVID-19 wajib saat ini.

2020 lalu, perusahaan tersebut mengklaim bahwa alat tes COVID-19 buatannya tersebut mencapai akurasi lebih dari 90 persen dalam uji klinis, demikian seperti dikutip dari Khaleej Times, Senin (24/5/2021).

Alat tes COVID-19 lewat pernapasan itu menggunakan corong sekali pakai dan dirancang anti-kontaminasi.

Cara memakainya, pengguna meniup bagian corong alat tes. 

Alat tersebut kemudian akan menilai senyawa kimia dari napas untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi COVID-19 atau tidak.

Breathonix menerangkan, bahwa setiap individu yang mendapatkan hasil positif kemudian harus berlanjut menjalani tes PCR.

Breathonix mengatakan bahwa pihaknya sedang berdiskusi dengan beberapa organisasi lokal dan luar negeri untuk memperluas penggunaan alat tes COVID-19 buatannya.

Negara lain, termasuk Indonesia dan Belanda, juga telah melakukan tes COVID-19 melalui pernapasan yang serupa. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya