Liputan6.com, Jakarta Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) meminta kepada seluruh anggotanya untuk konsisten memajukan industri perunggasan.
Tentunya dengan tetap berpegangan pada usulan yang telah disepakati organisasi dan menghormati setiap hasil keputusan Dewan Pengurus.
Baca Juga
Karena, seringkali ditemukan banyak informasi hoax dan gerakkan-gerakkan yang dilakukan anggota diluar keputusan Dewan Pengurus. Sehingga dinilai akan merusak reputasi asosiasi perunggasan yang telah berdiri lebih dari 30 tahun ini.
Advertisement
Ketua Umum Pinsar Indonesia Singgih Januratmoko mengakui salah satu anggotanya Alvino berseberangan dengan perintah asosiasi.
"Pak Alvino melakukan kegiatan-kegiatan yang meskipun dilakukan atas nama Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) tidak dapat dibenarkan. Karena pada akhirnya berdampak terhadap pencemaran nama baik organisasi kami. Karenanya, Dewan Pengurus memutuskan untuk menonaktifkan yang bersangkutan," katanya kepada wartawan, Selasa (25/5/2021).
Namun, Singgih sendiri menghormati keputusan Alvino untuk membuat asosiasi sendiri dan sering membuat pernyataan berbeda walaupun dalam koridor yang sama yaitu berjuang demi industri perunggasan. "Pak Alvino sudah membuat asosiasi sendiri-sendiri. Kita menghormati haknya saja," ujarnya.
Singgih mengungkapkan, perbedaan yang seringkali terjadi dengan keputusan Dewan Pengurus yaitu saat ingin turun ke jalan saja menuntut kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan industri.
"Intinya sama-sama berjuang untuk kepentingan perunggasan, kadang tidak sejalan dalam hal aksi demonya saja," ungkapnya.
Singgih menegasakan, sesuai dengan misi asosiasi untuk terus mengupayakan stabilitas dan pengembangan pasar komoditas hasil perunggasan, Pinsar Indonesia kerap menyampaikan usulan kebijakan maupun penyampaian aspirasi dalam bentuk lainnya kepada pemerintah khususnya Kementerian Pertanian (Kementan).
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Jagung
Menurutnya, industri perunggasan sudah sejak lama mengalami pasang surut terutama kaitannya dengan harga ayam hidup yang fluktuatif di tingkat peternak, baik peternak kecil maupun besar.
Meskipun, kata Singgih, beberapa bulan terakhir pemerintah melalui Kementan mengambil langkah tegas sehingga harga ayam hidup stabil baik dan peternak dapat merasakan sedikit keuntungan, permasalahan lainnya masih perlu dibenahi.
"Salah satunya mengenai harga pakan yang tinggi akibat jagung yang juga terus naik harganya yang berimbas kepada harga DOC," jelasnya.
Singgih melihat harga jagung untuk pabrik pakan dalam negeri melonjak semenjak adanya pembatasan impor jagung. Namun, ketersediaan jagung untuk pakan belum mencukupi, karena jagung hanya panen 2 kali setiap tahunnya, sementara pabrik pakan memerlukannya sepanjang tahun.
Padahal, lanjut Singgih, jagung merupakan komposisi terbesar dalam pakan ternak. Selain itu, substitusi jagung yaitu gandum dan SBM diluar negeri harganya melonjak tajam sejak pandemi Covid-19. Sehingga, kenaikan pakan tidak dapat terbendung yang mengakibatkan DOC mahal.
"Pakan dan DOC merupakan barang komoditas yang harganya fluktuatif mengikuti permintaan dan ketersediaan pasar, yang harganya tentu mempengaruhi peternak, baik kecil maupun besar," ucapnya.
Advertisement