Pemanfaatan Energi Bersih Bakal Dongkrak Pariwisata Bali

Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dalam implementasi kegiatan pariwisata, khususnya perhotelan.

oleh Athika Rahma diperbarui 09 Jun 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2021, 20:00 WIB
Wisata Desa Adat di Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 bagi wisatawan yang berkunjung
Wisata Desa Adat di Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 bagi wisatawan yang berkunjung. (Liputan6.com/Ika Defianti)

Liputan6.com, Jakarta - Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dalam implementasi kegiatan pariwisata, khususnya perhotelan, di Bali dianggap dapat meningkatkan kualitas pariwisata daerah secara keseluruhan.

Dalam studi Institute for Essential Services Reform (IESR) tahun 2019, hotel-hotel yang memilih memanfaatkan energi bersih mendapatkan keuntungan dari sisi keberlanjutan bisnis dan reputasi merk (brand reputation).

"Terkait dengan keberlanjutan bisnis, ini bisa berdampak ke pengurangan biaya operasional. Listrik berkurang, penghematan yang ada mampu mengoff set jadi biaya di awal akan murah," ujar Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan IESR Marlistya Citraningrum dalam webinar, Rabu (9/6/2021)

Tidak hanya itu, penggunaan EBT juga akan menghasilkan payback dalam jangka panjang dalam mengurangi biaya energi dan akan meningkatkan pendapatan hotel.

Lalu dari sisi reputasi merk, pemanfaatan energi bersih akan memberikan branding dan nilai tambah yang berbeda di mata konsumen karena perusahaan dinilai mencermati isu lingkungan dan mendukung gerakan peduli lingkungan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Daya Saing

Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Turis berjalan di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Pantai ini dilengkapi lahan parkir di sepanjang pantai, kamar mandi umum, payung pantai, kios makanan dan minuman, serta tempat penyewaan papan selancar. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Selain itu, daya saing perusahaan juga semakin meningkat. "Selain menyediakan tempat yang nyaman, lingkungan hijau, tapi juga bagaimana menerapkan hidup berkelanjutan," katanya.

Kemudian, penggunaan EBT juga meningkatkan hubungan dengan konsumen karena menunjukkan insiatif yang berbeda dan ramah lingkungan serta dapat memberikan kenyamanan dalam level yang berbeda.

Adapun menurut perhitungan IESR, Bali memiliki potensi energi surya sebesar 26,4 GW dengan produksi 40,5 TWh per tahun. Bali juga memiliki potensi penyimpanan energi dalam bentuk pumped hydro energi storage (PHES) dengan total kapasitas 34 TWh.

Selain itu, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Bali mencapai 61.379,6 kWh per bulan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya