Hasil Survei: Produk Skincare Laris Manis Selama Pandemi Covid-19

Inventure dan Alvara Research Center melakukan sebuah survei soal kebiasaan masyarakat tentang membeli produk kecantikan selama pandemi Covid-19

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jul 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2021, 15:00 WIB
Titik Kritis Penuaan, Ini 5 Langkah Skincare yang Tepat di Usia 40-an
Usia 40-an menjadi titik kritis penuaan, untuk itu dibutuhkan skincare yang tepat. (FOTO: pexels/mathilde langevin).

Liputan6.com, Jakarta Inventure dan Alvara Research Center melakukan sebuah survei soal kebiasaan masyarakat tentang membeli produk kecantikan selama pandemi Covid-19.

Hasilnya, konsumen lebih memilih menggunakan produk perawatan wajah dibandingkan make up dekoratif. Sebab selama pandemi Covid-19 masyarakat diminta menggunakan masker selama menjalankan aktivitasnya.

"Sebanyak 78,2 persen responden memilih mejadi lebih sering membeli produk skincare (perawatan wajah) dibanding makeup dekoratif selama WFH," dikutip dari hasil riset Inventure dan Alvara Research Center, Jakarta, Rabu (28/7/2021).

Selain itu sebanyak 54,9 persen responden memilih rutin menggunakan skincare untuk kesehatan kulit wajah dan tubuh. Mereka melakukan hal-hal tersebut untuk menjaga penampilan meskipun mobilitas di luar rumah menurun.

Menanggapi itu, Direktur Utama PT Martina Berto Tbk., Bryan Tilaar mengatakan selama pandemi, penggunaan make up, khususnya perona bibir (lipstik) memang menurun. Hal ini disebabkan penggunaan masker yang membuat sebagian wajah tertutup. Sehingga para perempua lebih mengutamakan riasan pada bagian mata yang tidak tertutup masker.

"Memang betul dalam pandemi ini untuk make up ini kena karena setengah wajah kita tidak terlihat. Sehingga pindah ke bagian mata karena area bawah wajah tertutup masker," kata Bryan dalam Indonesia Industry Outlook 2nd Semester 2021, Jakarta, Rabu (28/7).

Tren perubahan ini pun diakui Bryan membuat perusahaan harus memutar otak agar bisnisnya tetap bergerak. Sehingga fokus perusahaan saat ini pada produk-produk non tata rias seperti produk perawatan kulit, perawatan tubuh dan rambut. Termasuk produk jamu untuk meningkatkan imunitas yang saat ini tengah menjadi kebutuhan masyarakat.

"Makanya kita sekarang di non tata rias, di perawatan kulit, tubuh dan rambut, termasuk industri kami di jamu kecantikan yang bisa membantu menigkatkan imun, kebersihan dan kesehatan, ini yang penting," katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perawatan Wajak Laki-Laki

Mengaplikasikan Masker Pepaya Pada Wajah
Ilustrasi Perawatan Wajah Credit: pexels.com/Polina

Sementara itu pada produk perawatan wajah bagi laki-laki belum mengalami banyak perubahan. Sebab menurutnya, laki-laki di Indonesia umumnya tidak memiliki ketertarikan dalam melakukan perawatan wajah sebagaimana wanita umumnya. Hal ini tidak terlepas dari kultur di Indonesia yang masih memandang sebelah mata bagi para laki-laki yang melakukan perawatan wajah.

"Profil pria di Indonesia ini beda dengan pria di Korea, Singapura, Jepang atau Autralia. Di sini banyak laki-laki yang datang ke skin care center, persepsinya publik, ini pria normal atau enggak," kata dia.

Bos kosmetik merek Sari Ayu ini mengatakan industri beauty personal care ini salah satu industri basic karena masih berhubungan dengan kesehatan manusia. Namun selama masa pandemi proses penjualan produk tetap harus disiasati. Terlebih selama puluhan tahun perusahaan mengandalkan penjualan offline, sementara kondisi saat ini cara-cara tradisional tersebut tidak bisa dilakukan. Mau tak mau perusahaan harus masuk ke pasar digital melalui berbagai e-commerce.

"Dimasa yang sekarang ini penjualan offline ini tergerus daripada online shopping dan online di kami ini sekarang megalami peningkatan pertumbuhan yang cepat," kata dia.

Bryan mengaku saat ini penjualan produk lewan online shopping mengalami peningkatan drastis. Namun bila dibandigkan dengan penjualan offline, masih lebih tinggi penjualan produk secara langsung.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya