Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengatakan jumlah kepesertaan terkini BPJS Ketenagakerjaan menurun cukup signifikan disebabkan dampak pandemi covid-19. Hal itu disampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR, Rabu (15/8/2021).
“Jumlah kepesertaan kalau kita lihat TK (tenaga kerja) aktif, kalau kita mundur 2-3 tahun ke belakang dari bulan Desember 2018, TK aktif 2018 adalah 30,46 juta, tahun 2019 naik signifikan menjadi 34,17 juta, tahun 2020 juga turun signifikan karena covid-19 menjadi 29,98 juta,” kata Anggoro.
Baca Juga
Bahkan tercatat hingga bulan Maret 2021, jumlah TK aktif masih turun lagi dari sebelumnya 29,98 juta pada tahun 2020, kini jumlah peserta TK aktif menjadi 27,79 juta orang. Kendati begitu, kata Anggoro, bulan Juni tahun 2021 sudah mulai ada pergerakan yakni naik sedikit.
Advertisement
“Sampai dengan bulan Maret 2021 masih turun lagi dari 29,98 juta ke 27,79 juta, bulan Juni sudah berhasil naik sedikit mulai rebound ke 28,7 juta, TK aktif bulan Agustus ke 29,2 juta. Jadi posisi Agustus sudah mendekati di posisi Desember 2020,” jelasnya.
Kendati demikian, Dirut BPJS Ketenagakerjaan optimis hingga akhir tahun masih ada peluang TK aktif sebanyak 1,3 juta. Sehingga, prediksinya total jumlah TK aktif di akhir tahun nanti bisa mencapai 30,5 juta peserta. Meskipun itu masih kurang dari target semula yakni 33,67 juta peserta.
“Dari prognosa kami melihat dari perkembangan yang ada, kami melihat sampai dengan akhir tahun masih ada peluang tumbuh kurang lebih 1,3 juta, sehingga di posisi akhir tahun prognosa kami adalah 30,5 juta TK aktif Dari target yang 33,67 juta,” ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gelombang Pandemi Kedua Tak Diduga
Menurutnya, semua orang tidak menduga akan ada gelombang kedua pandemi covid-19 yang membuat prediksinya bergeser menjadi 30,5 juta TK aktif. Namun, pihaknya akan terus berupaya dengan baik agar target bisa tercapai.
“Tentu kita semua tidak pernah menduga Covid-19 yang wave kedua ini sehingga membuat prognosa kami bergeser dari angka semula dari target 33 juta ke 30,5 juta. Ini kami akan berupaya terbaik untuk mencapainya,” jelas Anggoro.
Padahal dilihat dari perolehan di tahun 2021 sampai dengan Agustus, Anggoro bilang sejatinya ada pertumbuhan peserta baru sebanyak 11,4 juta, tapi memang jumlah yang keluar kepesertaan juga cukup tinggi, akibat peningkatan pengangguran dan juga berhenti bekerja.
“Sehingga jika dilihat dari Desember 29,98 juta (tahun 2020) di Agustus 29,2 juta (2021) masih turun padahal angkanya peserta barunya tetap nambah. Jadi turunnya lebih banyak. Namun kami optimis melihat dari angka yang mulai bergerak sejak Maret, Juni, dan Agustus kita optimis di akhir tahun kita bisa di angka 30 juta,” pungkasnya.
Advertisement