Disebut Membaik, Begini Kondisi Ekonomi AS di Tengah Penyebaran Covid-19 Varian Delta

Pemerintah federal menyebut ekonomi AS terus menguat, meski melambat karena penyebaran COVID-19 varian Delta.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Okt 2021, 17:48 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2021, 11:15 WIB
Saat Jalanan Kota New York Jadi Area Makan
Orang-orang berjalan melalui restoran yang mengoperasikan area luar ruangan (outdoor) hingga ke trotoar dan jalanan di New York, 3 Oktober 2020. Kota itu mengizinkan restoran membuat area makan outdoor sebagai upaya mengatasi dampak ekonomi COVID-19 yang berkelanjutan. (AP Photo/John Minchillo)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Amerika Serikat terus menguat, meskipun pada tingkat yang lebih lambat karena penyebaran Covid-19 varian Delta, menurut Federal Reserve atau Bank Sentral AS.

Dikutip dari BBC, Kamis (23/9/2021) bank sentral negara itu mengatakan pasar pekerjaan membaik dan tingkat inflasi yang tinggi saat ini tetap bersifat sementara.

Dikatakan juga bahwa AS kemungkinan mulai mengurangi dukungan darurat untuk ekonomi dengan "segera" - namun belum diketahui kapan bantuan tersebut akan dikurangi.

Setengah dari pembuat kebijakan juga memproyeksikan suku bunga perlu naik pada tahun 2022 dari level terendah saat ini.

Ekonomi AS telah pulih dengan kuat 2021 ini dari posisi terendah di masa pandemi, tetapi ada kekhawatiran COVID-19 varian Delta akan menggagalkan pemulihan tersebut.

AS menambahkan lebih sedikit lapangan pekerjaan dari yang diperkirakan pada Agustus 2020, karena meningkatnya infeksi menghantam pengeluaran untuk perjalanan, pariwisata, dan perhotelan.

Inflasi, yang mengukur kenaikan biaya hidup dari waktu ke waktu, berjalan pada 5,3 persen - tertinggi dalam hampir 13 tahun di AS. 

Inflasi itu terjadi di tengah lonjakan permintaan konsumen, kenaikan harga energi, dan kekurangan terkait rantai pasokan.

Meskipun demikian, Federal Open Market Committee, yang menetapkan kebijakan moneter negara itu, mengatakan keseluruhan indikator kegiatan ekonomi "terus menguat".

"Sektor-sektor yang paling terkena dampak pandemi telah membaik dalam beberapa bulan terakhir, tetapi peningkatan kasus COVID-19 telah memperlambat pemulihan mereka," kata FOMC.

"Inflasi meningkat, sebagian besar mencerminkan faktor sementara. Secara keseluruhan kondisi keuangan tetap akomodatif, sebagian mencerminkan langkah-langkah kebijakan untuk mendukung ekonomi dan aliran kredit ke rumah tangga dan bisnis AS," jelasnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Harapan Komite Pasar Terbuka Federal AS

Macet di Los Angeles-Kota Termacet di Dunia-AFP Photo-20170222
Suasana arus lalu lintas di State Route 110, Los Angeles, California, AS, Selasa (21/2). INRIX, sebuah lembaga penganalisa data kemacetan lalu lintas menyatakan bahwa Los Angeles menjadi kota termacet di dunia. (AFP PHOTO/Justin Sullivan)

FOMC mengatakan jalur ekonomi AS masih bergantung "pada jalannya virus".

FOMC juga berharap bisa memastikan kebijakan moneter longgar sampai lebih banyak kemajuan datang guna menstabilkan pengangguran - yang mencapai 5,2 persen - dan harga konsumen.

Namun, dikatakan jika kemajuan berlanjut "secara luas seperti yang diharapkan", itu akan segera mengurangi program pembelian obligasi sebesar USD 120 miliar per bulan yang telah membantu menjaga suku bunga tetap rendah.

Analis mengatakan bank-bank di AS mengambil pendekatan secara hati-hati, mencatat tidak ada tanggal resmi yang ditetapkan untuk menarik kembali dukungan.

"Sementara Federal Reserve telah meletakkan dasar untuk pengurangan akhirnya (pembelian aset) akhir tahun ini, mereka keliru dalam sisi kehati-hatian mengingat bahwa lanskap ekonomi makro agak memburuk selama beberapa bulan terakhir," sebut Candice Bangsund, seorang manajer portofolio di Fiera Capital.

"Prasyarat untuk pengumuman pengurangan formal akan sangat bergantung pada kondisi ekonomi selama beberapa bulan mendatang, dengan penekanan pada ketergantungan data," imbuh Bangsund.

Gurpreet Gill, ahli strategi makro di Goldman Sachs, mengatakan gangguan rantai pasokan yang sedang berlangsung di AS, penyebaran varian Delta dan inflasi yang lebih tinggi masih membebani pikiran anggota komite The Fed.

"Mengingat ketidakpastian seputar kesehatan pasar tenaga kerja dan tekanan inflasi, kami tidak akan terkejut jika rencana berubah lagi dalam beberapa bulan mendatang karena laju pemulihan dan dinamika inflasi yang mendasarinya menjadi lebih jelas," kata Gill.

The Fed berusaha mengendalikan inflasi sekitar 2 persen dan untuk mencapai pekerjaan maksimum, di mana setiap orang yang membutuhkan bisa mendapatkan pekerjaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya