OJK dan Industri Jasa Keuangan Terus Berkomitmen Kembangkan UMKM Lewat Gernas BBI

Untuk mencapai target program Gernas BBI, sektor jasa keuangan diharapkan dapat berkomitmen untuk terus memfasilitasi pengembangan ekosistem UMKM berbasis digital.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 27 Sep 2021, 18:50 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2021, 18:50 WIB
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam diskusi “UMKM Bangkit Ekonomi Tumbuh” dalam rangka memperkuat sinergi mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). (Dok OJK)
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam diskusi “UMKM Bangkit Ekonomi Tumbuh” dalam rangka memperkuat sinergi mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). (Dok OJK)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen terus mendorong pengembangan Usaha Mikro, kecil dan Menengah (UMKM) untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional. Gerakan ini juga didukung oleh Industri Jasa Keuangan yaitu industri perbankan, industri keuangan non-bank, pasar modal dan fintech.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menjelaskan, OJK terus memperkuat sinergi dengan Industri Jasa Keuangan untuk menjalankan upaya konkret dalam mengembangkan UMKM. Hal ini disampaikan dalam pertemuan yang digelar OJK bersama sejumlah pimpinan IJK secara hybrid, Senin (27/9/2021), dalam rangka memperkuat sinergi mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).

“Untuk mencapai tujuan dan target program Gernas BBI, sektor jasa keuangan diharapkan dapat berkomitmen untuk terus memfasilitasi pengembangan ekosistem UMKM berbasis digital, memperluas akses pembiayaan UMKM dari hulu ke hilir, melakukan pembinaan dan pendampingan UMKM, serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan UMKM.” kata Wimboh.

Sebelumnya, OJK juga telah melakukan berbagai program dan kebijakan mendorong perkembangan UMKM antara lain replikasi KUR Klaster dengan total penyaluran kredit Rp 140,7 triliun  kepada 3,82 juta debitur dan membangun ekosistem digital Bank Wakaf Mikro (BWM) yang saat ini telah berdiri 61 BWM dengan jumlah pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp72,5 miliar kepada 47,9 ribu nasabah.

Selain itu juga menyediakan platform pemasaran UMKMMU dengan jumlah UMKM yang telah terdaftar saat ini terdaftar adalah sebanyak 1.125 UMKM dengan 1.412 kurasi produk unggulan di platform UMKM serta  melakukan kerja sama dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dimana saat ini telah dibentuk 289 TPAKD, mendukung program DigiKu serta menginisiasi pendirian Kampus UMKM.

“Dalam memberikan ruang untuk UMKM dapat bertahan dan bangkit kembali di masa pandemi, OJK telah mengeluarkan kebijakan restrukturisasi melalui POJK 11 tahun 2020 yang diperpanjang hingga Maret 2023.” kata Wimboh.

Data kredit perbankan untuk UMKM hingga Juli 2021 tercatat masih tumbuh positif sebesar 1,93 persen secara yoy, dan terbanyak disalurkan oleh bank-bank BUMN sebesar 58,63 persen dari total kredit UMKM yang tercatat Rp 645,2 triliun dengan pertumbuhan positif sebesar 5,12 persen secara yoy.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Komitmen IJK

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam diskusi “UMKM Bangkit Ekonomi Tumbuh” dalam rangka memperkuat sinergi mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). (Dok OJK)
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam diskusi “UMKM Bangkit Ekonomi Tumbuh” dalam rangka memperkuat sinergi mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). (Dok OJK)

Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto, mewakili Himbara mengatakan akan terus meningkatkan pembiayaan kepada UMKM melalui berbagai program.

“Terkait dengan Gernas BBI, Himbara telah aktif berpartisipasi mulai dari Juni 2020. Kami juga sudah menginisiasi launching digiKU. Berdasarkan data per 24 Agustus 2021, kami sudah menyalurkan Rp2,45 triliun dari sisi pinjaman digital kepada 240.000 lebih debitur UMKM,” katanya.

Sementara itu, Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan bahwa untuk mengembangkan UMKM perlu dilakukan pembinaan dan edukasi sehingga bisa meningkatkan kualitas produk dan jangkauan penjualan.

Menurutnya, program edukasi kepada UMKM sangatlah penting, sehingga BCA memberikan program edukasi kepada UMKM yang diklasifikasi menjadi tiga kelas yaitu UMKM kelas kecil, menengah dan besar. Kurikulum yang diusung terdiri dari 5 (lima) kegiatan yaitu:

(1) webinar;

(2) workshop;

(3) coaching clinic;

(4) monitoring; dan

(5) apresiasi.

Harapan ke depan, terdapat sinkronisasi antara setiap lembaga pemerintah, sehingga ketika mobilisasi telah dapat dilakukan, perbankan dapat mendukung program UMKM lebih baik lagi.

Raising Fund di Pasar Modal

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang memeriksa kacamata saat tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sedangkan Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan BEI mendukung pengembangan UMKM dengan menyiapkan UMKM untuk raising fund di pasar modal.

“Kami akan memperhatikan dua aspek yaitu size dan kualitas bisnis modelnya juga harus proven. Kami juga telah membuat IDX Incubator pada tahun 2017 yang merupakan sebuah pendidikan yang kita design untuk UMKM agar dapat mengasah bisnis modelnya, mempersiapkan legal aspect dan finance aspect,” katanya.

Komitmen mendukung pengembangan UMKM juga disampaikan Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia Suwandi Wiratno yang terus meningkatkan porsi pembiayaan UMKM menjadi 31 persen hingga Juli 2021.

Presiden RI telah membentuk Tim Gernas BBI yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 2021. Susunan Tim Gernas BBI diketuai oleh Kemenko Marves, sementara Kemenko Perekonomian, OJK dan BI bertindak sebagai Wakil Ketua. Target yang diharapkan dapat tercapai oleh Gernas BBI melalui dukungan sektor keuangan adalah:

1. Peningkatan jumlah artisan Indonesia (UMKM) yang onboarding menjadi 30 juta;

2. Peningkatan permintaan terhadap produk ekonomi kreatif buatan Artisan Indonesia terutama menjadi komoditi ekspor;

3. Peningkatan daya beli masyarakat, perluasan pasar, akses permodalan, pelatihan, pendataan, dan percepatan siklus ekonomi lokal melalui belanja produk lokal;

4. Stimulus ekonomi, untuk UMKM/IKM termasuk Pelaku Ekonomi Kreatif Gernas BBI.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya