Menko Airlangga: Angka PMI Manufaktur Indonesia Tertinggi di ASEAN

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi Indonesia terus tumbuh. Terbukti dari beberapa indikator yang mulai bergerak ke arah positif.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Okt 2021, 19:15 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2021, 19:15 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi Indonesia terus tumbuh. Terbukti dari beberapa indikator yang mulai bergerak ke arah positif.

Indikator pertama adalah angka purchasing managers index (PMI) manufaktur Indonesia. Tercatat angka PMI Indonesia September di angka 52,2 , naik dari 43,7 di Agustus 2021. Kenaikan angka ini menunjukkan industri dalam negeri tengah berekspansi.

Angka PMI Indonesia ini di atas negara Asia lainnya seperti China (50) dan Jepang (51,5), serta menjadi yang tertinggi di antara negara ASEAN lainnya seperti Singapura (52,1), Malaysia (48,1), Thailand (48,9), Filipina (50,9), maupun Vietnam (40,2).

"Indikasi ekonomi meningkat itu kan PMI sudah 52,2 persen. Kemudian kita lihat kredit dari konsumen dan penerimaan itu juga sudah meningkat," kata Airlangga di Istana Negara, Kamis (7/10/2021).

Peningkatan lainnya juga terjadi pada pergerakan mobilitas masyarakat sudah mulai meningkat seiring dengan pelonggaran PPKM. Ini berdampak kepada jumlah kunjungan atau visitor masyarakat ke pusat perbelanjaan.

"Nah dengan semua kegiatan ini meningkat diperkirakan ekonomi akan tumbuh positif," imbuh Airlangga.

Ditambah lagi, kata Airlangga, saat ini Indonesia tengah memiliki supercycle atau permintaan berbagai komoditas termasuk batu bara.

"Sekarang justru yang menjadi tantangan bagaimana batubara di dalam negeri agar industri tetap kompetitif. Karena kalau terlalu tinggi juga industri dalam negeri kesulitan untuk kan tetap mahalnya ini kita harus mendorong keseimbangan antar sektor," pungkas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

BKF: PMI Indonesia pada September 2021 Naik ke Level 52,2

Implementasi TKDN akan memperkuat struktur manufaktur sehingga bisa mendongkrak daya saing industri sekaligus perekonomian nasional. (Dok Kemenperin)
Implementasi TKDN akan memperkuat struktur manufaktur sehingga bisa mendongkrak daya saing industri sekaligus perekonomian nasional. (Dok Kemenperin)

Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, indeks sektor manufaktur Indonesia atau Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia naik ke angka 52,2 pada September 2021.

“Untuk PMI Manufaktur Indonesia bagaimana di 2021 ini data terakhir 52,2. Ini menggembirakan dan ini belum diikuti oleh banyak negara yang masih menghadapi tekanan yang kuat dari sisi delta varian,” jelas dia dalam Taklimat Media – Tanya BKF  “Arah Pemulihan Ekonomi 2021 dan Isu Fiskal Terkini”, Jumat (1/10/2021).

Dalam paparannya, Febrio menjelaskan, sebelumnya PMI Indonesia selama dua bulan ke belakang berada di level kontraksi yang cukup dalam. Misalnya pada Juli PMI di angka 40,1 dan Agustus 43,7.

“Untuk angka PMI manufaktur Indonesia, bulan Agustus itu masih di 43,7 membaik dibanding Juli yang lebih dalam. Tetapi hari ini kita baru dapat datanya ini sudah naik di 52,2. Jadi sudah kembali ekspansi dengan kuat,” jelasnya.

Menurutnya, pelonggaran restriksi di tengah penurunan kasus covid-19 memungkinkan sektor manufaktur untuk kembali bertumbuh bulan ini. Namun demikian, masih terkendalanya pengiriman (shipping) masih mempengaruhi permintaan ekspor yang ditujukan dengan masih melemahnya new export.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya