Liputan6.com, Jakarta - Uni Eropa meluncurkan inisiatif senilai USD 340 miliar (Rp 4.888 triliun). Ini sebuah program investasi yang diklaim akan menciptakan apa yang disebut hubungan, bukan ketergantungan. Program ini disebut-sebut merupakan pesaing program Belt and Road China.
Tujuan dari program Uni Eropa yang disebut sebagai Global Gateway, adalah untuk membantu mendukung pemulihan global dengan memobilisasi investasi dalam jaringan digital, energi bersih dan transportasi, serta meningkatkan sistem kesehatan, pendidikan, dan penelitian di seluruh dunia.
Baca Juga
Prediksi Bank Dunia, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah sudah menghadapi kesenjangan investasi infrastruktur senilai USD 2,7 triliun sebelum pandemi.
Advertisement
"Dengan Global Gateway kami ingin menciptakan hubungan yang kuat dan berkelanjutan, bukan ketergantungan, antara Eropa dan dunia dan membangun masa depan baru bagi generasi muda," kata Jutta Urpilainen, komisaris Uni Eropa untuk kemitraan internasional, dikutip dari laman CNN Business, Kamis (2/12/2021).
Program Global Gateway, akan menawarkan pembangunan di bidang digitalisasi, energi bersih, transportasi, kesehatan, pendidikan dan penelitian.
Inisiatif Uni Eropa akan dibiayai oleh gabungan dana sebesar USD 20 miliar dalam bentuk hibah dan USD 317 miliar dalam investasi dari negara-negara anggota, bank pembangunan mereka, sektor swasta dan badan pembiayaan Uni Eropa, termasuk Bank Investasi Eropa, demikian menurut Komisi Uni Eropa.
Presiden Komisi Uni Eropa Jamin Transparansi
Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan rencana itu menawarkan "alternatif sejati" untuk program infrastruktur global China, yang dituduh membebani beberapa negara dengan utang besar sejak dimulai pada 2013.
Von der Leyen menyebutkan bahwa negara-negara "membutuhkan penawaran keuangan yang lebih baik dan berbeda" dan bahwa rencana UE - yang akan melakukan investasi selama enam tahun ke depan - tidak akan membangun "tingkat utang yang tidak berkelanjutan" di negara-negara mitra.
"Mereka tahu kami transparan, mereka tahu itu disertai dengan tata kelola yang baik," ujar Ursula von der Leyen.
Selain itu, Komisi Uni Eropa juga mengatakan sedang mempertimbangkan pembuatan fasilitas kredit baru untuk perusahaan Eropa yang menjual ke pasar di luar UE, yang akan membantu mereka bersaing dengan bisnis yang menerima subsidi pemerintah yang besar.
Advertisement