Sri Mulyani: Kalau APBN Negara Jebol, Nanti Krisis Ekonomi

Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, realisasi defisit APBN 2021 ini harus disyukuri.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jan 2022, 15:45 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2022, 15:45 WIB
Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). APBN 2019, penerimaan negara tumbuh 6,2 persen dan belanja negara tumbuh 10,3 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Realisasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 di angka 4,65 persen dari PDB. Angka defisit APBN ini di bawah target pemerintah yang sebesar 5,7 persen. 

Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, realisasi defisit APBN 2021 ini harus disyukuri. 

"Harus kita syukuri, defisit APBN kita hanya 4,65 persen, jadi turun 1 persen (dari yang direncanakan)," kata Sri Mulyani dalam acara Penandatanganan Prasasti Penanda Aset (SBSN) di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (5/1/2021).

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan terus menyehatkan kembali APBN di tahun ini. Sebab, bila ini tidak dilakukan, maka negara bisa mengalami krisis yang lebih besar.

"Ini harus segera disehatkan lagi, kalau APBN negara jebol, nanti krisis ekonomi," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Masih Penuh Tantangan

Menkeu Sri Mulyani Hadiri Seminar Nasional Nota Keuangan APBN 2020
Menkeu Sri Mulyani memberi sambutan pada Seminar Nasional Nota Keuangan RAPBN 2020 : Mengawal Akuntabilitas Penerimaan Negara di Kompleks Parlemen MPR/DPR-DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2019). Sri Mulyani menjelaskan kondisi ekonomi global diselimuti awan hitam. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dia bersyukur kondisi APBN saat ini mulai sehat kembali lantaran defisitnya bergerak menuju 3 persen. Sejalan dengan rencana pemerintah yang akan kembali mengembalikan defisit APBN terhadap PDB dibawah 3 persen di tahun 2023.

Di sisi lain, dalam kondisi krisis dan penuh tantangan, Indonesia masih bisa bertahan. Tidak seperti negara-negara dunia lainnya yang tengah menghadapi krisis ekonomi dan krisis APBN.

"Contohnya Argentina krisis, Turki kondisinya enggak bagus banget. Banyak negara-negara yang ekonomi dan APBN-nya sakit," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya