Liputan6.com, Jakarta Harga emas Antam atau PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari ini turun Rp 2.000 menjadi Rp 939 ribu per gram.
Lebih kecil, harga pembelian kembali atau buyback hanya susut Rp 1.000 per gram menjadi Rp 838 ribu per gram.
Baca Juga
Melansir laman logammulia.com, Jumat (14/1/2022), harga buyback maksudnya apabila pelanggan menjual emas kembali ke Antam maka akan menerima harga Rp 838 ribu per gram.
Advertisement
Selain emas batangan, Antam juga menjual bentuk lain, seperti koin dinar, dirham maupun emas koleksi lainnya.
Khusus harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 9.740.000, dan ukuran 20 gram dijual Rp 18.840.000.
Antam saat ini menjual emas berukuran terkecil 0,5 gram dan terbesar 1.000 gram. Hingga pukul 08.01 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia. Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen.
Namun bila bisa menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).
Berikut daftar harga emas Antam:
* Pecahan 0,5 gram Rp 519.500
* Pecahan 1 gram Rp 939.000
* Pecahan 2 gram Rp 1.818.000
* Pecahan 3 gram Rp 2.702.000
* Pecahan 5 gram Rp 4.470.000
* Pecahan 10 gram Rp 8.885.000
* Pecahan 25 gram Rp 22.087.000
* Pecahan 50 gram Rp 44.095.000
* Pecahan 100 gram Rp 88.112.000
* Pecahan 250 gram Rp 220.015.000
* Pecahan 500 gram Rp 439.820.000
* Pecahan 1.000 gram Rp 879.600.000.
Harga Emas Dunia
Harga emas menyusut terdampak imbal hasil treasury AS yang naik tipis seiring kemungkinan Federal Reserve kembali menaikkan suku bunga pada bulan Maret.
Melansir laman CNBC, Jumat (14/1/2022), harga emas dunia di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD 1.820,71 per ounce. Adapun emas berjangka AS turun 0,3 persen menjadi USD 1.821,40.
Ekspektasi seputar kenaikan suku bunga Fed mengangkat imbal hasil treasury AS lebih tinggi, berpotensi meningkatkan biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Sementara itu, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat ke level tertinggi delapan minggu di minggu pertama Januari.
Analis Pasar Senior di OANDA, Ed Moya, mengatakan reaksi pasar emas secara keseluruhan terhadap data tersebut agak diredam karena tidak mengubah narasi tentang apa yang kemungkinan akan dilakukan The Fed pada bulan Maret. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung meredupkan daya tarik emas, yang tidak membayar bunga.
Advertisement