Liputan6.com, Jakarta Akankah harga BBM di Indonesia naik? Perang Rusia Vs Ukraina pada kenyataannya menimbulkan harga minyak dunia melambung. Harga minyak patokan internasional Brent melampaui USD 100 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014.
Soal hal ini, Pengamat ekonomi dan energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi memandang kenaikan harga minyak ini harus direspon oleh pemerintah dan Pertamina. Jika tidak, akan menimbulakn beban di APBN bahkan ke neraca keuangan Pertamina.
Baca Juga
Lantas, apa saja responnya? Dikutip dari Antara, Minggu (27/2/2022), Fahmy Radhi menyampaikan ada tiga kebijakan yang mesti diputuskan pemerintah, yakni menaikkan harga BBM jenis Pertamax sesuai harga pasar.
Advertisement
"Kedua, menghapus premium yang tinggi subsidi, dan tidak menaikkan harga Pertalite dengan mengalihkan subsidi Premium," kata dia.
Kenaikan harga Pertalite akan punya dampak domino karena jumlah konsumen BBM jenis ini terbesar dengan proporsi mencapai 63 persen yang dapat menaikkan inflasi dan menurunkan daya beli rakyat.
"Selain itu, pemerintah perlu membuat penyesuaian ICP secara proporsional yang disesuaikan dengan perkembangan harga minyak dunia," pungkas Fahmy.
Â
Komitmen Pertamina
Dalam pemberitaan sebelumnya, Pertamina menyatakan akan konsisten mempertahankan kinerja operasional hulu sampai hilir guna meningkatkan ketahanan energi dan menjaga stabilitas suplai untuk kebutuhan konsumsi nasional di tengah peningkatan harga minyak mentah dunia.
Perseroan memiliki sumber pasokan minyak mentah, produk BBM, dan elpiji bervariasi dari dalam negeri maupun dari banyak negara lainnya, sehingga memiliki fleksibilitas suplai.
Adapun Kementerian ESDM berkomitmen akan terus memonitor pergerakan harga minyak dunia akibat dampak dari ketegangan geopolitik Rusia dengan Ukraina mengingat sebagian minyak mentah dan bahan bakar minyak Indonesia masih impor.
Selama enam bulan terakhir, harga minyak Indonesia atau ICP menunjukkan tren kenaikan dimulai pada Agustus 2021 sebesar 67,8 dolar AS per barel dan terus meningkat setiap bulannya hingga Januari 2022 yang menyentuh harga 85,9 dolar AS per barel.
Advertisement