Investasi Eropa Timur ke Indonesia Bakal Seret, Dampak Perang Rusia-Ukraina

Rusia dikenakan sanksi oleh Eropa dan Amerika Serikat setelah melakukan invasi ke Ukraina pekan lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Feb 2022, 20:31 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2022, 20:31 WIB
[Fimela] Investasi
Ilustrasi investasi | unsplash.com/@precondo

Liputan6.com, Jakarta Rusia dikenakan sanksi oleh Eropa dan Amerika Serikat setelah melakukan invasi ke Ukraina pekan lalu. Serangan tersebut membuat 2 bank Rusia diblokir dan dilarang melakukan transaksi.

Ekonom Bhima Yudhistira menilai, sanksi tersebut bisa membuat investasi dari Rusia yang masuk ke Indonesia terganggu.

"Dampak sanksi akan mengakibatkan gangguan investasi asal Rusia ke Indonesia," kata Bhima saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Minggu (27/2/2022).

Berdasarkan data, jumlah invetasi dari Rusia tidak masuk dalam daftar 10 besar negara investor di Tanah Air. Peran investasi asal Rusia tercatat relatif kecil pada tahun 2021. Hanya mencapai USD 27,8 juta atau setara 0,89 persen dari total investasi dari China yang masuk ke Indonesia sebesar USD 3,1 miliar.

Selain itu, dampaknya terhadap investasi langsung dari Rusia juga tidak akan terlalu signifikan. Terutama pada capaian kinerja investasi sepanjang 2022.

"FDI Rusia tidak akan signifikan mempengaruhi kinerja investasi," kata dia.

 


Pendanaan Besar

Invasi Rusia Rangsek Ibu Kota Ukraina
Seorang tentara Ukraina berjalan melewati truk militer yang terbakar, di sebuah jalan di Kiev, Ukraina, Sabtu (26/2/2022). Pasukan Rusia menyerbu ke arah ibu kota Ukraina pada Sabtu (26/2), dan pertempuran jalanan pecah saat pejabat kota mendesak penduduk untuk berlindung. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Sebaliknya, Bhima menilai investasi dari negara Eropa yang perlu menjadi perhatian. Invasi yang dilakukan Rusia justru bisa mengurangi sumber pendanaan dari negara-negara Eropa Timur dan nilainya cukup besar bila dibandingkan dengan investasi yang masuk dari Rusia.

"Justru tren investasi tidak langsung dari negara Uni Eropa khususnya Eropa Timur bisa melemah ke Indonesia. Bisa delay atau bahkan cancellation dan itu nilainya cukup besar," kata dia.

"Ini karena negara asal investasinya terganggu," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya