Liputan6.com, Jakarta - Situasi dunia yang sedang tidak baik-baik saja berpengaruh besar terhadap sektor ekonomi. Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu negara adikuasa pada Februari 2022 mencatat tingkat inflasi tahunan 7,9 persen, terbesar dalam 40 tahun terakhir.
Di sisi lain, harga minyak dunia terus berkutat di atas USD 100 per barel. Kenaikan harga minyak dunia ini turut berdampak terhadap lonjakan harga di sektor energi, transportasi, dan sektor-sektor lainnya.
Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menilai, penyumbang terbesar dari angka inflasi di Negeri Paman Sam adalah naiknya harga komoditas energi, terutama batu bara dan LNG.
Advertisement
"Dengan inflasi yang tinggi di AS, USD akan melemah. Sehingga harga minyak dalam USD menjadi naik," kata Arcandra Tahar dikutip dari akun Instagram resmi @arcandra.tahar, Minggu (13/3/2022).
"Pertanyaan menariknya, apakah inflasi tinggi yang mengakibatkan harga minyak naik atau harga minyak yang tinggi mengakibatkan inflasi menjadi naik?" ujar dia.
Arcandra pun tak memungkiri, kekhawatiran atas suplai minyak turut terganggu akibat krisis politik antara Rusia dan Ukraina, serta adanya gejolak politik dalam negeri di Kazakhstan.
Adapun Rusia dan Kazakhstan jadi dua negara produsen minyak dunia yang punya pengaruh cukup signifikan dalam kelancaran pasok komoditas tersebut.
"Dengan produksi sekitar 11 juta barel per hari, Rusia adalah negara dengan produksi terbesar ketiga setelah Arab Saudi dan Amerika Serikat," sebut Arcandra.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Inflasi Amerika Cetak Rekor Tertinggi dalam 40 Tahun
Tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) tertinggi dalam 40 tahun. Kenaikan harga kebutuhan pokok di Amerika Serikat telah mendorong tingkat inflasi tahunan negara ini mencapai 7,9 persen di Februari 2022.
Dilansir dari BBC, Jumat (11/3/2022) inflasi Amerika kali ini mencatat posisi tertinggi sejak 1982 dan naik dari tingkat 7,5 persen yang dilaporkan pada Januari 2022.
Sementara itu, bank sentral AS - Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga bulan ini.
Bank Sentral di Inggris, dengan inflasi negara ini mencapai 5,5 persen pada Januari 2022, juga telah menaikkan suku bunga.
Sedangkan Bank Sentral Eropa mengatakan akan mengurangi beberapa stimulus era pandemi lebih cepat dari yang diharapkan sebagai tanggapan terhadap tekanan harga.
Tak hanya inflasi, perang Rusia-Ukraina juga menambah masalah ekonomi - ketika terjadi lonjakan harga energi secara global, karena negara Barat menghentikan impor minyak dari Rusia.
Advertisement