Puja Puji Bank Dunia soal Pemulihan Ekonomi Indonesia

Bank Dunia (World Bank) menyebut Indonesia sebagai salah satu negara yang cepat pulih dibandingkan negara lain

oleh Tira Santia diperbarui 30 Mar 2022, 14:17 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2022, 14:17 WIB
Pertumbuhan Ekonomi 2022 Akan Meningkat
Anak-anak dengan latar gedung bertingkat menikmati minuman di Jakarta, Sabtu (19/3/2022). Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat lebih tinggi, pada kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen, dari pertumbuhan 3,69 persen pada 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia (World Bank) menyebut Indonesia sebagai salah satu negara yang cepat pulih dibandingkan negara lain, dalam melewati krisis pandemi covid-19. Hal itu terbukti, kondisi perekonomian Indonesia telah tumbuh positif.

"Perekonomian Indonesia telah melewati krisis lebih baik daripada banyak perekonomian lain di dunia berkat pengelolaan ekonomi makro," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Satu Kahkonen dikutip dari acara Indonesia PPP-Day Plenary Session secara virtual, Rabu (30/3/2022).

Tak memungkiri, Kahkonen menyebut pandemi bukan krisis yang mudah untuk ditangani, karena berdampak pada berbagai aspek, seperti aspek kesehatan, sosial, hingga ekonomi. Namun, Indonesia mampu menangani hal itu dengan cara mengkoordinasikan sumber daya kesehatan dan bantuan sosial ke seluruh negeri.

"Dua tahun terakhir penuh tantangan, karena pandemi terus menyebabkan krisis kesehatan, ekonomi, dan sosial di seluruh dunia, termasuk di Indonesia," ujarnya.

Meski Indonesia pemulihan dampak pandeminya cepat, bukan berarti harus berpuas diri. Melainkan, saat ini Indonesia juga harus menangani pemulihan ekonomi sekaligus mengatasi perubahan iklim.

 

Komitmen Indonesia

Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Turun 5,6 Persen Akibat Covid-19
Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Diketahui bersama, Indonesia telah melakukan Perjanjian Paris (Paris Agreement) yang berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan usaha sendiri atau 41 persen dengan dukungan internasional.

 "Perubahan iklim adalah tantangan yang menentukan zaman kita pada tahun 2030. Indonesia punya komitmen untuk mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060, atau lebih cepat dan sedang mempersiapkan transisi sektor energi," ungkap Kahkonen.

Disisi lain, Dia juga menegaskan, Pemerintah di Indonesia maupun negara lain tidak dapat melakukan transisi dengan sukses tanpa dukungan pihak swasta. Dimana, saat ini kondisi fiskal di berbagai negara masih mengalami tekanan dampak pandemi.

"Dibutuhkan upaya semua orang, pemerintah, hingga sektor swasta, hingga masyarakat sipil dan mitra pembangunan," pungkas Kahkonen. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya