Liputan6.com, Jakarta - Meski saat ini dunia telah memasuki era digital. Namun nyatanya, masih banyak pelaku usaha, khususnya UMKM yang masih belum bisa memanfaatkanya. Bahkan, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM merilis sebanyak 17,5 juta pelaku UMKM yang baru masuk ke dalam ekosistem online commerce Indonesia. Angka itu sekitar 28 persen, dari 65,6 juta UMKM yang tedaftar di kementerian.
Hal ini menandakan baru sedikit UMKM Indonesia yang bisa masuk ke pasar online dan mencicipi manisnya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia di online commerce.
Advertisement
Baca Juga
Padahal pasar online bertumbuh pesat dan bisa menjadi target yang empuk bagi UMKM. Berdasarkan data 2021, total transaksi pasar online mencapai Rp 403 triliun atau tumbuh sekitar 51 persen dari 2020 berdasarkan data yang dirilis secara resmi oleh Bank Indonesia (2021).
Advertisement
Alhasil, dengan angka yang masih sedikit membuat Anggota dan Pengurus Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Sumatera Utara mengadakan seminar oflline-online (hybrid) dengan tema "Memulihkan Bisnis UMKM Pasca Pandemi".
Dihadiri, Ganjar Pranowo sebagai Ketua Kagama Pusat, ia membagikan pengalamannya perihal manfaat teknologi digital dalam kepemimpinannya mengelola daerah dan terutama UMKM disana.
"Saat ini teknologi digital telah banyak membantu kita untuk belajar tentang apapun dengan mudah dan cepat, tanpa batas, termasuk dalam mengelola daerah, bahkan perekonomian, dalam hal ini UMKM. Dan, sudah banyak kerja sama dengan Pemerintah Pusat untuk membantu para pelaku UMKM dalam mengesahkan status legalitas usahanya," katanya, Minggu (10/4/2022).
Di tempat yang sama Ketua Bidang Kerjasama Kagama Bantuan Hukum, Harvardy M. Iqbal mengatakan bahwa Kagama Bantuan Hukum, Goklik, dan Ikatan Notaris Indonesia akan berkolaborasi untuk mengadakan berbagai kegiatan edukasi UMKM di berbagai daerah lainnya di Indonesia.
"Kita akan berikan dukungan pengetahuan yang fundamental bagi kemajuan UMKM Indonesia dengan pesan utamanya yaitu, keseimbangan aspek hukum dan teknologi digital dalam membangunan usaha yang scalable dan berkesinambungan agar UMKM Indonesia bisa jadi tuan rumah dalam ekosistem digital di negaranya sendiri," ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Teten Masduki: E-Commerce Harus Dibanjiri Produk UMKM
Dalam kesempatan lain, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta produk UMKM membanjiri e-commerce. Tujuannya untuk mengakselerasi UMKM melirik sektor digital.
Ia menyebut, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), agar percepatan transformasi digital KUMKM harus segera dilakukan. Di mana tahun ini ditargetkan menembus 20 juta UMKM dan 30 juta UMKM onboarding digital di tahun 2023.
“Koperasi dan UMKM harus menjadi pemain utama dalam perdagangan digital. Produk KUMKM harus membanjiri e-commerce dalam negeri. Di mana hal ini juga perlu komitmen dari e-commerce nya. Karena semua diuntungkan, tak ada yang dirugikan,” ucap Menteri Teten dalam acara Rapat Forum Ekonomi Digital Kominfo IV dengan tema ‘e-Commerce’ yang diselenggarakan Kominfo, di Grand Hyatt Jakarta, Senin (4/4/2022).
Menteri Teten didampingi Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah. Selain itu hadir pula, Menkominfo Jhonny G Plate, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, secara virtual Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dan Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga, serta perwakilan platform e-commerce lainnya.
Menteri Teten melanjutkan, dalam mempercepat target UMK Go Digital, juga dibutuhkan peningkatan kualitas, kompetitif, akses rantai pasok produk dan akses modal dengan pendekatan inovasi serta teknologi untuk Koperasi dan UMKM. Kemudian juga harus ada peningkatan kualitas SDM KUMKM, dalam upaya pertumbuhan wirausaha muda dan baru yang produktif, kreatif dan siap bersaing di pasar global.
Advertisement
7 Sektor Prioritas
Ia menyebut, di antaranya beberapa komitmen yang berhasil ditelurkan pada rakornas tersebut oleh para pemangku kepentingan dalam ekosistem ekonomi digital.
Pertama, terdapat 7 sektor kelompok strategis/prioritas untuk disasar dalam upaya percepatan transformasi digital KUMKM. Yaitu, makanan/minuman, fesyen, petani, pedagang kaki lima, nelayan, warung dan pesantren.
Sedangkan 7 prioritas aspek pengembangan transformasi digitalisasi KUMKM yaitu, digitalisasi akses pasar, digitalisasi pemantauan kualitas produksi, digitalisasi keuangan dan akses pembiayaan. Kemudian digitalisasi manajemen organisasi, digitalisasi untuk peningkatan kapasitas produksi, digitalisasi untuk akses supplier/pasokan, dan digitalisasi distribusi.
“Hari ini, setidaknya 17,59 juta UMKM hadir dalam platform lokapasar digital atau e-commerce. Angka tersebut merupakan 27 persen dari total populasi UMKM, 58 persen dari target 30 juta UMKM onboard ekosistem digital,” katanya.