Elon Musk Beli Twitter, Karyawan Tanyakan Nasib ke CEO

Kesepakatan Elon Musk membeli Twitter menuai pertanyaan di antara karyawan perusahaan itu tentang nasib mereka selanjutnya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 26 Apr 2022, 16:29 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2022, 16:29 WIB
CEO Twitter baru Parag Agrawal
Usai Elon Musk membeli Twitter, karyawan mempertanyakan nasibnya ke CEO Twitter baru Parag Agrawal. (Foto: The Verge)

Liputan6.com, Jakarta - Orang terkaya di dunia, Elon Musk mencapai kesepakatan membeli aplikasi media sosial Twitter, seharga USD 44 miliar atau sekitar Rp 633,5 triliun.

Kesepakatan pembelian oleh CEO Tesla tersebut menuai pertanyaan di antara karyawan Twitter tentang nasib mereka selanjutnya. 

Dilansir dari CNN Business, Selasa (26/4/2022) dalam sebuah pertemuan antara CEO Twitter Parag Agrawal dan Ketua Dewan Bret Taylor, karyawan Twitter mengajukan pertanyaan mulai dari apa arti kesepakatan itu untuk kompensasi mereka, bagaimana perubahan yang diusulkan Elon Musk untuk platform tersebut, hingga pembatasan konten.

Adapun pertanyaan tentang apakah mantan Presiden AS Donald Trump akan diizinkan kembali ke Twitter setelah Elon Musk resmi memegang platform tersebut, menurut audio panggilan yang diperoleh CNN.

Agrawal, yang telah menjadi CEO Twitter hanya selama empat bulan, mengatakan kepada karyawan perusahaan itu bahwa dia tidak melihat akan ada perubahan besar hingga resminya kesepakatan pembelian Twitter oleh Elon Musk, yang akan terjadi sebelum akhir tahun ini.

Juga "Tidak ada rencana untuk PHK pada saat ini," beber Agrawal.

Selain itu, dia juga menyebut, kebijakan kerja jarak jauh Twitter akan berlanjut.

"Antara sekarang dan hingga kesepakatan ... kami akan terus membuat keputusan seperti yang selalu kami lakukan, dipandu oleh prinsip-prinsip yang kami miliki," tutur Agrawal.

Namun ia mengingatkan, "Itu tidak berarti segalanya tidak akan berubah, banyak hal telah berubah ... Saya telah berbicara tentang mendorong perubahan positif di perusahaan, dan saya akan terus melakukannya karena itu membuat kami lebih baik dan membuat kami lebih kuat. kesepakatan dicapai, keputusan yang berbeda mungkin dibuat."

Agrawal juga mengatakan bahwa dewan pimpinan Twitter akan berusaha mencari waktu bagi karyawan untuk mengajukan pertanyaan langsung kepada Elon Musk.

Ditambahkannya, Agrawal berharap untuk bertemu kembali dengan Elon Musk dan akan memberi tahu miliarder itu tentang prinsip-prinsip yang telah memandu keputusan Twitter.

Akun Donald Trump Bakal Dipulihkan di Twitter?

Ilustrasi twitter
Ilustrasi twitter. (Photo by Jeremy Bezanger on Unsplash)

Menanggapi pertanyaan tentang apakah akun Twitter mantan presiden AS Donald Trump akan dipulihkan di platform, Agrawal mengatakan kepada stafnya bahwa langkah tersebut adalah sesuatu yang harus ditanyakan kepada Elon Musk secara langsung.

Sebagai informasi, Twitter menghapus akun Trump awal tahun lalu karena dianggap melanggar kebijakan tentang menghasut kekerasan setelah Kerusuhan di Capitol.

"Begitu kesepakatan dicapai, kita akan tahu ke arah mana platform akan pergi," jelas Agrawal.

Karyawan lain juga bertanya tentang apa arti pengambilalihan Musk bagi retensi dan pengurangan karyawan.

Agrawal mengakui, ada ketidakpastian terkait hal tersebut.

"Ini memang periode ketidakpastian," kata Agrawal.

"Kalian semua memiliki perasaan dan pandangan yang berbeda tentang berita ini, banyak dari kalian yang khawatir, beberapa dari kalian bersemangat, banyak orang di sini menunggu untuk memahami bagaimana ini berjalan dan memiliki pikiran terbuka ... Jika kita bekerja dengan satu sama lain, kita tidak perlu khawatir kehilangan inti dari apa yang membuat Twitter kuat, yaitu kita semua bekerja sama demi kepentingan pengguna setiap hari," tuturnya.

Tetapi Agrawal mengatakan dia optimis tentang masa depan Twitter.

"Cara saya berpikir tentang apa yang dia (Elon Musk) katakan ... dia ingin Twitter menjadi kekuatan positif yang kuat di dunia, sama seperti kita semua," katanya.

Mengenal Elon Musk, Orang Terkaya di Dunia yang Beli Twitter

Elon Musk.  (Britta Pedersen / POOL / AFP)
Elon Musk. (Britta Pedersen / POOL / AFP)

Nama Elon Musk baru-baru ini menjadi sorotan setelah membeli aplikasi media sosial Twitter, seharga USD 44 miliar atau sekitar Rp 633,5 triliun.

Sebelumnya, pada 4 April 2022, miliarder sekaligus CEO Tesla tersebut menjadi pemegang saham terbesar perusahaan itu dan mundur pada menit terakhir dari kesepakatan untuk bergabung dengan dewan direksi Twitter.

Kini, setelah membeli Twitter, Musk berjanji untuk membawa nilai "kebebasan berbicara" ke aplikasi tersebut.

Lantas bagaimana sosok Elon Musk dikenal? Berikut adalah beberapa fakta tentang orang terkaya di dunia tersebut, dikutip dari USA Today, Selasa (26/4/2022) :

Miliarder kelahiran Afrika Selatan 

Elon Musk dibesarkan di Pretoria, salah satu dari tiga ibu kota Afrika Selatan.

Ibunya adalah model Afrika Selatan kelahiran Kanada yang menjadi finalis kompetisi Miss Afrika Selatan pada tahun 1969.

Ayahnya, Errol Musk, adalah seorang insinyur. Namun orang tuanya berpisah pada tahun 1980.

Perjalanan kejayaan Elon Musk

Elon Musk, adalah miliarder kelahiran Afrika Selatan yang menjabat sebagai CEO Tesla, produsen kendaraan listrik populer, dan SpaceX.

Miliarder kelahiran tahun 1971 itu pertama kali mengumpulkan kekayaannya sebagai pendiri PayPal pada tahun 1999.

EBay kemudian membeli PayPal pada tahun 2002 seharga USD 1,5 miliar dan Musk dilaporkan mengumpulkan USD 180 juta dari kesepakatan itu, menurut laporan majalah Time.

Segera setelah itu penjualan PayPal, Elon Musk mendirikan SpaceX, yang bermitra dengan NASA dalam misi luar angkasa.

Sederet Perusahaan yang Dijalankan Elon Musk

Elon Musk. (AFP/Tobias SCHWARZ)
Elon Musk. (AFP/Tobias SCHWARZ)

Adapun perusahaan lainnya yang dijalankan Elon Musk, di antaranya adalah OpenAI, Neuralink, Boring Company dan Starlink.

Penggemar Elon Musk menyebut dirinya sebagai seorang visioner yang mendorong dunia ke masa depan.

Tujuan utama miliarder berusia 50 tahun itu dengan SpaceX adalah menjadikan manusia dapat hidup "multi-planet" dengan menjajah Mars dan proyeknya yang lain yaitu berupaya mengintegrasikan komputer ke dalam otak manusia.

Tetapi di luar proyek ambisiusnya, Elon Musk hampir dikenal karena persona online-nya yang terpolarisasi.

Sebelum membeli Twitter, Elon Musk kerap menjadi sorotan pengguna platform tersebut, di mana postingannya beberapa kali membahas politik, berbicara bisnis secara terbuka.

Latar belakang pendidikan bidang fisika dan bisnis

Elon Musk lulus pada tahun 1995 dari University of Pennsylvania dengan gelar sarjana dalam bidang fisika dan bisnis.

Namun, miliarder terkaya di dunia itu keluar dari program PhD fisika di Universitas Stanford.

Infografis Tekno Google Twitter
Infografis Tekno Google Twitter.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya