Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai konsep core values Akhlak sejalan dengan konsep Emotional and Spiritual Quotient (ESQ). Ia menyadari kedua hal itu penting untuk ada di lingkup BUMN.
Erick menyampaikan hak ini usai mebghadiri Halal Bihalal ESQ beberapa waktu lalu. Ia juga membagikannya ke akun Instagram @erickthohir.
Baca Juga
Diketahui, ESQ merupakan konsep paduan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Tokoh sentral perkembangan konsep ini yakni Ary Ginanjar.
Advertisement
Menteri BUMN mengaku sejalan dengan konsep yang dibangun tersebut. Bahkan tak ragu untuk menerapkannya di lingkungan perusahaan pelat merah.
"Menghadiri Milad ke-22 dan Halal bihalal @esqtraining @ary.ginanjar . BUMN menyadari pentingnya kecerdasan EQ dan SQ. Sebab dua kecerdasan ini membentuk hubungan dengan Allah dan sesama manusia," katanya dikutip Rabu (18/5/2022).
Konsep serupa dituangkan Erick dalam Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif (Akhlak). Ini juga digadang sebagai tulang punggu transformasi BUMN.
"Kami di BUMN juga memiliki core value AKHLAK yang sejalan dengan prinsip ESQ. Ini adalah identitas dan landasan budaya kerja, sekaligus backbone dari transformasi BUMN," katanya.
Dalam hal ini, Ia berkali-kali menyampaikan, baik Akhlak maupun ESQ punya peean penting. Baginya, setiap aspek kehidupan perlu disertai oleh akhlak yang baik.
Selain dari rangkaian kata tadi, akhlak sendiri diartikan sebagai perilaku. Yang merujuk pada perilaku positif yang memberikan dampak baik bagi lingkungannya.
"Kekuasaan tanpa akhlak akan menjadi sebuah kedzaliman. Kekayaan tanpa akhlak akan menjadi sebuah kerakusan. Kepintaran tanpa akhlak akan menciptakan tipu daya.," tulisnya.
Dalam kunjungannya di acara Halal Bihalal itu, Menteri Erick berharap ESQ akan terus berkontribusi terhadap perkembangan SDM dalam negeri.
"Semoga ESQ bisa membawa manfaat yang lebih besar dan nyata bagi pertumbuhan kualitas SDM Indonesia, khususnya para generasi muda," tukasnya.
Â
Manfaatkan Peluang Disrupsi Digital
Disamping Akhlak sebagai landasannya, Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya meminta anak muda Indonesia agar memanfaatkan disrupsi digital sebagai sebuah peluang. Hal tersebut diungkap Erick Thohir saat memberi kuliah umum di Universitas PGRI Banyuwangi, Minggu (15/4/2022).
Menurut Erick, hadirnya disrupsi digital akan memformat ulang banyak industri dan ekonomi. Hal ini harus menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan anak muda untuk dapat bersaing.
"Akibat disrupsi banyak pekerjaan hilang dibandingkan yang tumbuh. Artinya akan terjadi perubahan signifikan dalam hal pekerjaan. Ini yang perlu diantisipasi," ujar Erick dalam keterangan tertulis.
Erick pun menggarisbawahi kenyataan bahwa dari 10 perusahaan terbesar di dunia, tujuh di antaranya merupakan perusahaan teknologi. Erick menilai hal itu adalah sinyal terjadinya perubahan besar dalam industri bahwa kini eksplorasi sumber daya manusia nilainya sudah melebihi industri sumber daya alam.
Erick pun meminta agar digitalisasi ini jangan membuat anak muda pasif. "Kita sudah menghadapi first wave dengan hadirnya media online. Kemudian second wave dengan hadirnya beragam aplikasi. Kemudian third wave dengan hadirnya metaverse. Jangan sampai semua ini jadi sekadar arena yang dikuasai produk asing," ujar Erick.
Â
Advertisement
Tekuni Teknologi Digital
Oleh karena itu Erick memandang sudah menjadi keharusan bagi anak muda Indonesia untuk menekuni teknologi khususnya digital. Dengan anak muda yang menguasai seluk beluk teknologi digital Erick optimistis Indonesia akan semakin mampu bersaing dalam percaturan ekonomi dunia yang baru.
Erick merujuk pula kenyataan bahwa Indonesia kini mayoritas penduduknya adalah penduduk usia muda. Meleknya anak muda Indonesia pada digitalisasi akan menjadi kekuatan utama dalam merepons disrupsi teknologi. Sebab bagi Erick disrupsi digital adalah peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi dunia pada 2045.
"Insyaallah kita akan terus tumbuh pada 2045 menjadi salah satu kekuatan utama ekonomi dunia," ujar Erick.
Â
Tantangan Pertumbuhan Ekonomi
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membeberkan lima tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tantangan tersebut adalah disrupsi kesehatan, teknologi, demografi, lingkungan, hingga kondisi geopolitik dunia.
Kelima hal ini, kata dia, akan jadi penghambat pertumbuhan ekonomi. Padahal Indonesia memiliki visi sebagai negara maju di 2045 mendatang. Artinya, kelima tantangan ini perlu disikapi dengan tepat.
"Ada lima tekanan yang jadi tantangan, bukan hanya Indonesia, tapi dunia. Pertama, ada disrupsi kesehatan, salah satunya kemarin kita menghadapi Covid-19, ini disrupsi kesehatan, siapa yang meng-guarantee (garansi) sepuluh tahun lagi tidak ada?" katanya dalam Kuliah Umum di Universitas Padjadjaran, Sabtu (23/4/2022).
"Kalau kita lihat dari sejarah manusia, itu selalu ada yang namanya pandemi, dan hari inipun masih banyak virus-virus yang belum menjadi endemi, polio masih AIDS masih. Untung saja covid-19 sudah menjadi endemi," imbuh dia.
Selanjutnya, disrupsi teknologi yang juga menjadi tantangan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Alasannya ini berdampak langsung kepada terciptanya lapangan kerja. Erick mencoba mengutip sebuah penelitian yang dilakukan di tiga negara di dunia, yakni Amerika Serikat, Jerman, dan Italia.
"Akan lebih banyak pekerjaan yang hilang dibandingkan yang tumbuh, Amerika saja akan kehilangan 6,1 juta pekerjaan dengan kualitas pendidikan dengan kualitas daripada teknologi yang sangat maju, itu juga jadi ancaman kita," katanya.
Tantangan ini semakin sejalan dengan adanya keadaan demografi indonesia hingga 2038 nanti. Erick menyebut secara berangsur meningkat, populasi indonesia akan didominasi oleh kalangan anak muda.
"Ini jumlah demografi kita itu 273 juta, dan trennya piramidanya akan seperti ini terus sampai 2038, artinya yang mudanya lebih banyak, nanti piramidanya seperti ini (piramida terbalik), seperti di Jepang yang tuanya lebih banyak, ini juga akan merubah pola kehidupan apa yang tadi adanya teknologi dan keseimbangan," paparnya.
Advertisement