Liputan6.com, Jakarta Keterampilan teknis adalah keniscayaan dalam pengembangan sumber daya manusia, terutama untuk orang muda saat memasuki dunia kerja dan bisnis. Sayangnya pendidikan keterampilan teknis (soft skills) di sekolah kejuruan dan politeknik belum dilakukan secara terstruktur dan masif.
Melihat kondisi inilah, ChildFund International di Indonesia berinisiatif menjadi pionir integrasi keterampilan nonteknis ke dalam pendidikan vokasi.
Baca Juga
Demikan pernyataan Hanneke Oudkerk, Country Director ChildFund di Indonesia menyambut penandatanganan kesepakatan kerjasama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi yang berlangsung di Magelang.
Advertisement
"Kolaborasi di bidang peningkatan keterampilan teknis bagi peserta didik di satuan pendidikan vokasi ini akan berlangsung selama 3 tahun," katanya, Minggu (22/5/2022).
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto berharap kerjasama dengan ChildFund dapat berkontribusi pada pengembangan kemampuan nonteknis kecakapan hidup dan kesiapankerja. Ia percaya keterampilan nonteknis merupakan hal paling penting yang dibutuhkan dunia kerja dan industri.
Dalam sambutannya Wikan menyebutkan bahwa penandatangan kesepakatan bukan sesuatu yang datang begitu saja tanpa dasar. Ia menyebut ChildFund sebagai contoh lembaga yang telah menguji coba integrasi pendidikan keterampilan nonteknis di SMKN 1 Pringapus, Kabupaten Semarang, dan berhasil. Karenanya, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi merasa perlu untuk bersinergi dalam mengembangkan dan mengimplementasi hal ini lebih lanjut.
Pendidikan Vokasi di SMK
ChildFund sebagai lembaga pembangunan internasional yang berfokus pada anak dan orang muda usia 0 – 24 tahun telah bekerja meningkatkan kualitas orang muda melalui program Enhancing & Empowering Youth (ENERGY). Salah satunya melalui pengembangan modul kecakapan hidup dan kesiapan kerja.
Menurut Meinrad Indra Cahya, Youth Development Specialist ChildFund di Indonesia, modul ini menyediakan pengetahuan dan keterampilan yang komprehensif untuk meningkatkan kepercayaan diri bagi orang muda untuk memasuki dunia kerja dan usaha. Beberapa komponan penting di dalam modul ini di antaranya literasi keuangan, komunikasi, kesetaraan gender, kesehatan reproduksi dan konsep perlindungan anak.
Selain melalui pembelajaran tatap muka, ChildFund juga melakukan langkah digitalisasi sehingga materi keterampilan nonteknis ini juga dapat digunakan dalam pembelajaran daring.
Sejalan dengan pernyataan Dirjen Pendidikan Vokasi, Meinrad menyatakan sejak tahun 2021 ChildFund bermitra dengan SMKN 1 Pringapus dalam mengintegrasikan modul keterampilan nonteknis ke dalam kurikulum pendidikan vokasi. Dengan materi yang berjenjang, terstuktur dan berkesinambungan, modul ini akan disampaikan kepada siswa kelas 10 hingga 12.
Siswa kelas 10 SMKN 1 Pringapus mengungkapkan pembelajaran keterampilan teknis yang mereka dapatkan membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Niken Ritmayanti, salah seorang guru SMKN 1 Pringapus, menyebutkan bahwa implementasi pembelajaran keterampilan nonteknis ini membuat para siswa terarah sejak awal, apa tujuan mereka dan apa yang akanmereka lakukan selanjutnya. Para siswa dilatih untuk mengenal potensi dirinya.
Ia juga menilai para siswa yang telah mendapat materi keterampilan nonteknis tampak lebih percaya diri dibanding siswa lainnya, terutama dalam berkomunikasi.
Advertisement
Potensi dan Harapan
Meinrad menyatakan keterampilan nonteknis merupakan salah satu komponen terpenting untuk menjembatani link & match dengan dunia industri. Sementara, dunia pendidikan vokasi saat ini lebih didominasi oleh keterampilan teknis (hard skills).
“Saat ini pendidikan keterampilan hidup di SMK dan politeknik masih dilakukan secara sporadis dan berdasar permintaan,” lanjutnya.
Menurutnya, modul kecakapan hidup dan kesiapan kerja ChildFund memiliki potensi untuk diterapkan di lebih banyak SMK-SMK pusat keunggulan serta politeknik negeri yang berada di bawah satuan Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek.
Tidak hanya berkaitan dengan kesiapan kerja, ia berharap apa yang ChildFund lakukan ini dapat mendorong orang muda untuk berpartisipasi aktif sebagai agen perubahan di komunitas tempat mereka berada.