Harga Minyak Melonjak jelang Pertemuan G7 Bahas Sanksi Baru Rusia

Prospek pasokan minyak yang lebih ketat membayangi pasar karena negara-negara Barat mencari cara untuk membatasi kemampuan Rusia untuk mendanai perangnya.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Jun 2022, 08:02 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji). Harga minyak mentah berjangka Brent mengakhiri hari dengan naik 1,74 persen ke level USD 115,09 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak bergejolak dan ditutup lebih tinggi pada perdagangan Senin. Kenaikan harga minyak dunia hari ini di tengah penantian investor terhadap sanksi yang akan diberikan oleh negara G20 kepada Rusia.

Mengutip CNBC, Selasa (28/6/2022), harga minyak mentah berjangka Brent mengakhiri hari dengan naik 1,74 persen ke level USD 115,09 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS menetap USD 1,95, atau 1,8 persen lebih tinggi ke USD 109,57 per barel.

Prospek pasokan minyak yang lebih ketat membayangi pasar karena negara-negara Barat mencari cara untuk membatasi kemampuan Rusia untuk mendanai perangnya dengan Ukraina.

Namun di sisi lain, para pemimpin G7 juga diperkirakan akan membahas pelonggaran kesepakatan nuklir dengan Iran, yang mungkin mengarah pada lebih banyak ekspor minyak.

Kelompok negara-negara maju pada hari Senin berjanji untuk mendukung Ukraina selama diperlukan dan berjanji untuk memperketat tekanan pada keuangan Rusia dengan sanksi baru untuk membatasi harga minyak Rusia.

"Saya pikir jika mereka menerapkan batas harga pada penjualan dan pembelian minyak Rusia, sulit bagi saya untuk membayangkan bagaimana ini akan diterapkan, terutama ketika China dan India telah menjadi pelanggan terbesar Rusia," kata perusahaan konsultan energi yang berbasis di Houston, Andrew Lipow.

Analis Commonwealth Bank of Australia Vivek Dhar mencatat bahwa tidak ada yang menghentikan Rusia dari larangan ekspor minyak dan produk olahan ke negara-negara G7 sebagai tanggapan atas pembatasan harga. Hal ini akan memperburuk kondisi kekurangan pasokan minyak di pasar global

Kekhawatiran resesi dan ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut telah menyebabkan volatilitas dan membuat investor menghindari komoditas yang berisiko di pasar berjangka. Beberapa investor dan pedagang energi mengurangi pembelian tetapi harga minyak mentah tetap kuat karena permintaan tinggi dan krisis pasokan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

OPEC

Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu mereka termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, mungkin akan tetap berpegang pada rencana untuk mempercepat peningkatan produksi minyak pada Agustus ketika mereka bertemu pada Kamis.

OPEC+ juga memangkas proyeksi surplus pasar minyak 2022 menjadi 1 juta barel per hari (bph). Angka ini turun dari prediksi sebelumnya yang ada di angka 1,4 juta bph.

Libya mengatakan pada hari Senin bahwa mereka mungkin harus menghentikan ekspor di daerah Teluk Sirte dalam waktu 72 jam di tengah kerusuhan yang telah membatasi produksi.

Menambah tekakan pasokan, Ekuador juga mengatakan dapat menghentikan produksi minyak sepenuhnya dalam waktu 48 jam di tengah protes anti-pemerintah di mana sedikitnya enam orang tewas.

 

Pasokan AS

Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Pelaku Pasar juga menunggu berita tentang kapan persediaan minyak pemerintah AS yang menggerakkan pasar dan data lainnya akan diterbitkan setelah tidak dirilis minggu lalu karena masalah server.

Persediaan minyak mentah, sulingan dan bensin AS kemungkinan turun minggu lalu, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada hari Senin.

Infografis Ladang Gas
10 Ladang Gas Terbesar Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya