Fakta-Fakta Sri Lanka Krisis Ekonomi hingga Istana Presiden Digeruduk

Inflasi Sri Lanka diprediksi akan menyentuh 70 persen dalam beberapa bulan mendatang.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 11 Jul 2022, 17:10 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2022, 17:10 WIB
FOTO: Massa Kuasai Kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa
Para pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran diri Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa berkumpul di dalam kompleks Istana Kepresidenan Sri Lanka di Kolombo, Sri Lanka, 9 Juli 2022. Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa yang terkepung melarikan diri dari kediaman resminya di Kolombo, kata seorang sumber pertahanan kepada AFP, sebelum pengunjuk rasa yang berkumpul untuk menuntut pengunduran dirinya menyerbu kompleks. (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Publik di Sri Lanka tengah dihebohkan dengan ratusan massa yang mendatangi dan menerobos barikade polisi di kantor presiden di Kolombo dalam protes besar-besaran terkait krisis ekonomi, ketersediaan pangan hingga energi di negara itu. 

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa telah memberi tahu Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe bahwa dia akan mengundurkan diri, menurut keterangan dari kantor perdana menteri Sri Lanka, dikutip dari Channel News Asia, Senin (11/7/2022).

Setelah protes besar-besaran di tengah krisis ekonomi, ketua parlemen Sri Lanka mengatakan Rajapaksa akan mengundurkan diri pada Rabu besok (13/7/2022).

Namun, belum ada kabar langsung dari Rajapaksa tentang rencananya usai resmi mengundurkan diri.

Kabar pengunduran diri juga datang dari PM Wickremesinghe yang mengatakan dia juga akan mundur untuk memungkinkan pemerintah sementara dan semua partai mengambil alih.

Sri Lanka kini tidak memiliki sisa dolar untuk mengimpor bahan bakar, yang telah dijatah secara ketat, dan antrean panjang terbentuk di depan toko-toko yang menjual gas untuk memasak.

Inflasi negara berpenduduk 22 juta itu juga telah mencapai 54,6 persen bulan lalu, dan bank sentral Sri Lanka telah memperingatkan bahwa inflasi bisa meningkat menjadi 70 persen dalam beberapa bulan mendatang.

Bagaimana kronologi krisis ekonomi di Sri Lanka terjadi hingga pecahnya protes besar di kantor presidennya?

Melansir The Guardian, kabar Sri Lanka bangkrut pertama kali muncul pada 1 April 2022 ketika Presiden Rajapaksa mengumumkan keadaan darurat sementara karena serangkaian protes di area kota, terkait ketersediaan pangan dan energi. 

Berlanjut pada 3 April 2022, hampir semua kabinet pemerintahan Sri Lanka mengundurkan diri dalam sebuah pertemuan di larut malam, meninggalkan Rajapaksa menangani krisis ekonomi yang sudah membebani.

Gubernur bank sentral Sri Lanka, setelah menolak seruan untuk mencari bailout dari Dana Moneter Internasional, juga mengumumkan pengunduran dirinya.

Kemudian pada 5 April 2022, situasi ekonomi Sri Lanka yang semakin memburuk juga membuat menteri keuangan Ali Sabry mengundurkan diri hanya sehari setelah dia diangkat.

Beberapa hari setelah menteri-menteri mengundurkan diri, sejumlah dokter Sri Lanka mengungkapkan mereka hampir kehabisan obat-obatan untuk pasien, memperingatkan bahwa dampak krisis ekonomi bisa lebih berakibat daripada pandemi virus corona.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sri Lanka Bangkrut, Gagal Bayar utang hingga Krisis kemanusiaan

FOTO: Ribuan Pengunjuk Rasa Serbu Kediaman Resmi Presiden Sri Lanka
Para pengunjuk rasa, banyak yang membawa bendera Sri Lanka, berkumpul di luar kantor presiden di Kolombo, Sri Lanka, 9 Juli 2022. Ribuan pengunjuk rasa di Sri Lanka telah menerobos barikade polisi dan menyerbu kediaman resmi presiden di salah satu protes anti-pemerintah terbesar di negara yang dilanda krisis tahun ini. (AP Photo/Thilina Kaluthotage)

Pada 13 April 2022, Sri Lanka mengumumkan gagal bayar utang luar negerinya sebesar USD 51 miliar atau setara Rp 764 triliun setelah kehabisan devisa untuk mengimpor barang-barang yang sangat dibutuhkan.

Kemudian pada 9 Mei 2022, Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri sebagai perdana menteri Sri Lanka, dan diselamatkan oleh aparat setempat setelah ribuan pengunjuk rasa menyerbu kediamannya di Kolombo. Dia digantikan oleh Ranil Wickremesinghe, seorang veteran politik yang telah menjabat beberapa periode sebagai perdana menteri.

Hingga akhirnya pada 10 Juni 2022, PBB memperingatkan bahwa Sri Lanka sedang menghadapi krisis kemanusiaan yang berat, dengan jutaan orang sudah membutuhkan bantuan.

Lebih dari tiga perempat populasi negara itu disebut mengurangi asupan makanan karena kekurangan pangan yang parah di negara itu, kata PBB.


Sri Lanka Kehabisan BBM

Potret Kelangkaan Gas untuk Memasak di Sri Lanka-AP 3
Warga mengantre membeli minyak tanah di tengah kelangkaan gas untuk memasak di Kolombo, Sri Lanka, Selasa, 17 Mei 2022. Warga beralih menggunakan minyak tanah untuk memasak di tengah kelangkaan gas di mana antrean panjang terlihat dan kerap berubah menjadi aksi protes dadakan karena konsumen mulai frustasi dan khawatir kehabisan stok. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Kemudian pada 27 Juni 2022, Sri Lanka mengungkapkan sudah hampir kehabisan bahan bakar dan menghentikan semua penjualan bensin kecuali untuk layanan penting.

Pemerintah Sri Lanka juga menerbitkan data yang menunjukkan inflasi telah mencapai rekor tertinggi untuk bulan kesembilan berturut-turut, sehari setelah IMF meminta Sri Lanka untuk mengendalikan harga tinggi dan laju inflasi.

Pada 9 Juli 2022, Presiden Rajapaksa meninggalkan kediaman resminya di Kolombo dengan bantuan pasukan, tidak lama sebelum para demonstran menyerbu kompleks itu, dan dia dibawa ke lokasi yang dirahasiakan di lepas pantai.

Rekaman dari dalam kediaman menunjukkan pengunjuk rasa melompat ke kolam renang dan menjelajahi kamar pribadi Rajapaksa yang megah.

Kediaman Wickremesinghe juga dilaporkan dibakar oleh massa. Polisi mengatakan dia dan keluarganya tidak ada di tempat kejadian. Rajapaksa kemudian menawarkan untuk mundur pada 13 Juli, kata ketua parlemen Mahinda Abeywardana dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.


BBM Habis gara-gara Resesi, Presiden Sri Lanka Minta Tolong ke Putin

Potret Kelangkaan Gas untuk Memasak di Sri Lanka-AP 2
Antrean warga yang menunggu untuk mendapatkan minyak tanah di tengah kelangkaan gas untuk memasak di Kolombo, Sri Lanka, Selasa, 17 Mei 2022. Warga beralih menggunakan minyak tanah untuk memasak di tengah kelangkaan gas di mana antrean panjang terlihat dan kerap berubah menjadi aksi protes dadakan karena konsumen mulai frustasi dan khawatir kehabisan stok. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengungkapkan bahwa pihaknya telah meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membantu negaranya yang kekurangan uang mengimpor bahan bakar (BBM).

Dilansir dari BBC, Kamis (7/7/2022) Gotabaya Rajapaksa mengungkapkan telah berdiskusi dengan sangat produktif dengan Putin terkait situasi ekonomi di Sri Lanka.

"Saya melakukan telecon yang sangat produktif dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Sambil mengucapkan terima kasih atas semua dukungan yang diberikan oleh pemerintahnya untuk mengatasi tantangan masa lalu, saya juga meminta tawaran dukungan kredit untuk mengimpor bahan bakar ke Sri Lanka dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini," demikian unggahan Rajapaksa di Twitter.

"Selanjutnya, saya dengan rendah hati mengajukan permintaan untuk memulai kembali operasi @Aeroflot_World di #lka. Kami dengan suara bulat sepakat bahwa memperkuat hubungan bilateral di sektor-sektor seperti pariwisata, perdagangan dan budaya adalah yang terpenting dalam memperkuat persahabatan kedua negara," lanjutnya.

Diketahui bahwa Sri Lanka kini tengah menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam lebih dari 70 tahun, karena kekurangan mata uang asing yang cukup untuk membayar impor barang-barang penting.

Kekurangan akut bahan bakar, pangan dan obat-obatan telah mendorong biaya hidup di Sri Lanka ke rekor tertinggi, di mana banyak orang bergantung pada kendaraan bermotor untuk mata pencaharian mereka.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya