Inflasi Naik, Omzet Pedagang Pasar Merosot

Naiknya sejumlah harga bahan pangan menyebabkan inflasi di Indonesia merangkak naik

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Agu 2022, 14:16 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2022, 14:11 WIB
FOTO: Inflasi Indonesia Diklaim Terendah di Dunia
Aktivitas perdagangan di Pasar Senin, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Inflasi Indonesia disebut masih termasuk paling rendah di dunia, karena ada 20 negara lebih yang memboikot, tidak boleh jual pangannya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Naiknya sejumlah harga bahan pangan tidak hanya menyebabkan inflasi di Indonesia merangkak naik, melainkan juga menurunkan omzet para pedagang pasar.

Pedagang pasar mengeluhkan kenaikan harga kebutuhan pokok dan barang konsumsi lainnya yang memicu sepinya pembeli sehingga omzet menurun.

Seperti diungkap pedagang cabai dan bawang, yakni Wati (47). Ia mengaku penjualan barang dagangannya menurun karena kenaikan harga membuat konsumen enggan untuk berbelanja banyak.

"Harga cabai dan bawang naik, enggak ada yang beli, jadi susah dapat duit. Padahal, apa-apa perlu biaya, anak sekolah beli seragam ada biaya, bayar kontrakan juga susah, buat sewa lapak di gedung pasar juga berat," tuturnya, Jumat (12/8/2022).

Sebagai pedagang pasar yang telah berjualan lebih dari 20 tahun, Wati berharap agar kondisi ini bisa secepatnya pulih dan pemerintah dapat memberikan solusi.

"Harapannya yang penting kita bisa balik modal. Harga jangan sampai mahal sekali karena kalau begini kan kita ambil modalnya juga susah," ungkap Wati.

Menanggapi isu tersebut, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Mujiburrohman mengungkapkan kekhawatirannya terhadap tergerusnya omzet pedagang pasar.

Menurut Mujiburrohman, ketidakstabilan harga-harga bahan pokok dan barang konsumsi masyarakat perlu ditekan, supaya tidak berimbas ke rantai distribusi, terutama ke mata pencaharian pedagang pasar.

 

Harga Komoditas yang Naik

Jelang Ramadan, Wamendag Pastikan Pasokan Sembako di Palembang Aman
Wamendag Jerry Sambuaga saat memastikan pasokan minyak goreng, di Pasar Tradisional KM 5 Palembang Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Berdasarkan data APPSI, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga di antaranya minyak goreng, sayuran, telur, cabai, bawang merah, gula, dan rokok. Kondisi ini tidak hanya memberikan dampak bagi para pedagang saja, tetapi juga masyarakat.

"Pedagang pasar dan pembeli terus mengeluh akibat kenaikan harga ini. Ketidakpastian harga memberatkan semua pihak, pedagang pasar juga tidak bisa mengambil keuntungan yang sesuai target, " ungkapnya.

Ia mengungkapkan pedagang sulit untuk membayar biaya operasional karena penurunan omzet ini. Menurutnya untuk mengatasi masalah ini, seluruh pihak mulai dari kementerian, industri hingga sektor hulu harus duduk bersama untuk membahas formula yang tepat untuk memastikan ketersediaan barang-barang konsumsi masyarakat ini.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Bantu Gerakkan Ekonomi

Selama PPKM, Inflasi Agustus 2021 Diperkirakan 0,04 Persen
Pembeli berbelanja kebutuhan pokok di Pasar Lembang, Tangerang, Selasa (24/8/2021). Bank Indonesia (BI) memperkirakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) alias inflasi akan berlanjut pada bulan Agustus 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Pemerintah harus menjadi agregator untuk memfasilitasi pedagang pasar supaya harga pangan dan harga barang-barang lain bisa stabil dan omzet bisa naik lagi," ucapnya.

Stabilnya harga komoditas dan barang-barang lain dapat membantu menggerakkan roda ekonomi yang nantinya juga akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dari seluruh kalangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya