Platform Ini Bantu Industri Perkebunan Atasi Masalah Inefisiensi

Selama 20 tahun terakhir, pelaku industri perkebunan dan komoditas dihadapkan pada permasalahan seperti inefisiensi proses pengadaan barang, persaingan harga produk, dan keterbatasan akses informasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Agu 2022, 19:45 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2022, 19:45 WIB
Ilustrasi kebun teh
Ilustrasi kebun teh (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Selama kurang lebih 20 tahun terakhir, pelaku industri perkebunan dan komoditas dihadapkan pada permasalahan seperti inefisiensi proses pengadaan barang, persaingan harga produk, dan keterbatasan akses informasi.

Hal itulah yang menjadi pendorong visi misi Gokomodo yaitu memberikan efisiensi, keuntungan, dan kesejahteraan bagi para pemangku kepentingan, baik perusahaan, KUD, Toko Tani, atau petani dengan mendukung kemajuan rantai pasok perkebunan dan komoditas.

Menginjak tahun ketiga, Gokomodo berhasil membuktikan bahwa mereka semakin kuat dalam memberikan solusi untuk rantai pasok perkebunan dan komoditas.

“Bertambahnya jumlah customer Gokomodo, baik corporate maupun retail, merupakan bukti bahwa Gokomodo telah berhasil membangun kepercayaan dari banyak mitra. Gokomodo pun dapat lebih mudah menggali lebih dalam kebutuhan yang paling tepat untuk mereka dan meningkatkan pelayanan dari waktu ke waktu,” ujar Chief Commercial & Distribution Gokomodo, Antonius Prabowo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (14/8/2022).

Ke depannya, Gokomodo ingin terus berfokus meningkatkan pelayanan untuk mitra dan pengguna serta mengembangkan sistem digitalisasi untuk memberikan solusi nyata bagi seluruh pelaku bisnis agrikultur di Indonesia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ekspansi

Gokomodo
Startup agritech Gokomodo yang meluncurkan dua platform utama, yakni Gokomodo eProcurement dan Gokomodo AgriCommerce. (Dok: Gokomodo).

Di tahun ini, Gokomodo berencana untuk membangun Tokomodo di empat belas provinsi Indonesia serta berencana melakukan ekspansi ke industri lain di luar perkebunan dan komoditas.

Fokus utama Gokomodo terletak pada kemajuan bisnis dan teknologi untuk mensejahterakan pelaku bisnis agrikultur diharapkan dapat membawa Gokomodo meraih status Unicorn dan go-IPO.

Harapan tersebut tentu saja didukung dengan pencapaian yang telah diraih Gokomodo, baik dari segi pendanaan, model bisnis, pertumbuhan pelanggan, hingga ekspansi produk.

Pemangku kepentingan dalam ekosistem Gokomodo meningkat secara pesat sejak didirikan, total luas perkebunan milik perusahaan-perusahaan perkebunan yang terdaftar di platform Gokomodo adalah seluas 1.500.000 hektar, sebanyak tiga ribu perusahaan vendor telah terdaftar dalam ekosistem digital Gokomodo, dan Gokomodo telah menyentuh total Gross Transactional Value (GTV) sebesar 333 juta dolar.

Gokomodo berhasil menunjukkan kemajuan dengan melakukan ekspansi produk B2B commerce, peluncuran hub pertama Gokomodo, pembukaan Tokomodo pertama di area Jawa Barat, serta pengembangan titik-titik distribusi untuk memperluas jangkauan layanan Gokomodo.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Kementan Perkuat Strategi, Hilirisasi Produk Perkebunan

Budi Daya Sayuran Hidroponik Menjadi Produk Ekonomis
Anggota Karang Taruna RW 04 Kebon Baru saat melakukan perawatan sayuran yang ditanam dengan sistem hidroponik di Kebun Edukasi, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (19/7/2022). Berbagai sayuran hidroponik dibudidayakan di kebun ini, antara lain bayam, kangkung, pakcoy, dan selada. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dalam rangka mendukung Program Gratieks Kementerian Pertanian, diperlukan strategi yang kuat, salah satunya dengan peningkatan produksi tanaman dan hilirisasi produk. Peningkatan produksi tanaman dapat dilakukan melalui penggunaan benih unggul bermutu, intensifikasi dan ekstensifikasi.

Plt. Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Ali Jamil menjelaskan, koordinasi ini dimaksudkan untuk membangun sinergis antara Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah dan Korporasi dalam peningkatan nilai tambah dan daya saing industri perkebunan guna mendukung Program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor).

Enam+08:01Liputan6 Update: Harga Mi Instan Dikabarkan Bakal Naik 3 Kali Lipat Atas dasar itu, pengawasan peredaran benih perkebunan perlu lebih ditingkatkan untuk meminimalisir penggunaan benih illegitim, serta tingkatkan koordinasi antar UPTD Perbenihan di wilayah binaan BBPPTP Medan dalam peredaran benih tanaman perkebunan sehingga pelaksanaaan pengawasan benih lebih optimal.

"Perlu ada komitmen/kesepakatan antara Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan khususnya BBPPTP Medan dengan UPTD dalam hal percepatan realisasi serapan anggaran APBN TA 2022,” ujarnya, Selasa (28/6/2022).

Ali Jamil menambahkan, Tentunya perlu didukung dengan adanya alat atau metode untuk pengujian kemurnian genetik tanaman (metode berbasis DNA) dalam mendukung penyediaan benih kelapa sawit rakyat, yang selanjutnya dapat digunakan untuk komoditas perkebunan lainnya.

UPTD perkebunan harus memiliki laboratorium pengujian mutu benih dalam mendukung pengawasan mutu benih, sedangkan untuk penetapan standar pengujian mutu benih, UPTD dapat melakukan koordinasi dengan BBPPTP Medan.

Untuk Dinas yang membidangi perkebunan, diminta lebih mengoptimalkan nursery yang telah dibangun oleh BBPPTP Medan, dimana lokasi nursery berada di Kabupaten Malinau, Lampung Barat, Lampung Selatan, Banyuasin dan Pesawaran.

Infografis Keamanan Pangan
Infografis Keamanan Pangan (Liputan6.com/Ari Wicaksono)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya