Rupiah Loyo Hampir 5 Persen, Masih Lebih Baik dari Rupee India hingga Ringgit Malaysia

Bank Indonesia (BI) mengklaim stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Sep 2022, 16:15 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2022, 16:15 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mengklaim stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Hal ini tercermin dari tingkat pelemahan nilai tukar Rupiah atau depresiasi yang lebih baik ketimbang sejumlah negara berkembang lainnya.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mencatat, nilai tukar pada 21 September 2022 terdepresiasi 1,03 persen secara point to point (ptp) dibandingkan dengan akhir Agustus 2022.

"Perkembangan nilai tukar yang tetap terjaga tersebut ditopang oleh pasokan valas domestik dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, serta langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia," kata Perry dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (22/9/2022).

Dengan capaian ini, nilai tukar Rupiah sampai dengan 21 September 2022 terdepresiasi 4,97 persen secara year to date (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021. Angka relatif lebih baik dibandingkan mata uang Rupee India yang terdepresiasi sebesar 7,05 persen.

Pun, dengan negara tetangga Malaysia yang mengalami depresiasi sebesar 8,51 persen. Keperkasaan Rupiah juga lebih baik ketimbang Bath Thailand yang terdepresiasi hingga 10,07 persen.

Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Rupiah Kembali Tembus Level Psikologis 15.000 per Dolar AS Usai The Fed Dongkrak Suku Bunga

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembelai melemah dan menembus level psikologis 15.000 per dolar AS pada perdagangan Kamis ini. Pelemahan nilai tukar rupiah ini usai bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menaikkan suku bunga.

Pada Kamis (22/9/2022) pagi, rupiah melemah 19 poin atau 0,13 persen ke posisi 15.016 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.997 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah bakal mendapatkan tekanan dari dolar AS Hari ini dengan kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 75 bps dini hari tadi dan sikap The Fed yang masih akan mempertahankan pengetatan moneter hingga inflasi AS turun signifikan," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara.

Dolar AS melonjak ke level tertinggi baru dalam dua dekade pada akhir perdagangan Rabu 21 September 2022, setelah The Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi dan mengisyaratkan kenaikan yang lebih besar pada pertemuan mendatang.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, mencapai level tertinggi baru 20 tahun di 111,63 setelah kenaikan suku bunga Fed, dan terakhir naik 0,7 persen pada 110,97.

 

Janji The Fed

Kurs Rupiah terhadap Dolar
Karyawan bank menunjukkan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (2/11/2020). Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (2/11) sore ditutup melemah 0,1 persen ke level Rp14.640 per dolar AS, dari perdagangan sebelumnya yaitu Rp14.690 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketua Federal Reserve Jerome Powell berjanji bahwa ia dan sesama pembuat kebijakan akan terus berjuang untuk mengalahkan inflasi, ketika bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase untuk ketiga kalinya berturut-turut dan mengisyaratkan bahwa biaya pinjaman akan terus meningkat tahun ini.

Dalam serangkaian proyeksi baru yang serius, The Fed memperkirakan suku bunga kebijakannya naik pada kecepatan yang lebih cepat dan ke tingkat yang lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Target suku bunga kebijakan The Fed sekarang berada di level tertinggi sejak 2008 dan proyeksi baru menunjukkannya naik ke kisaran 4,25-4,50 persen pada akhir tahun ini dan berakhir 2023 di 4,50-4,75 persen.

"Dengan keputusan baru ini pasar akan mereposisi portofolio investasinya untuk sementara waktu dan mungkin menarik diri dari aset berisiko sehingga rupiah bisa ikut melemah," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level 14.980 per dolar AS hingga 15.050 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya