Liputan6.com, Jakarta Satu di antara magnet dari perhelatan Konferensi TBN Asia 2022 adalah ragam solusi di dunia pendidikan. Seperti diketahui, masih banyak negara, terutama di kawasan Asia Tenggara, yang membutuhkan atensi pada pengembangan serta akses ke hal berbau sekolah.
Nah, pada TBN Asia Hybri Conference 2022, di Trans Resort Seminyak, Bali, 'kelas khusus' terkait berbagai terobosan di dunia pendidikan, memiliki daya tarik. Nah, di antara mereka ada dua wakil Indonesia yang mendapat apresiasi tinggi berkat inovasi dan rancang bangun solusi.
Dua EdTech tersebut adalah Kipin Classroom dan ICANDO. Dua jenis aplikasi tersebut mendapat sorotan karena dianggap bisa memberi jalan keluar terhadap permasalahan akses materi kurikulum serta bagaimana cara membuat pelajaran lebih menarik.
Advertisement
Secara prinsip, Kipin Classroom dan ICANDO memiliki banyak kesamaan. Hal yang berbeda adalah cara mereka men-deliver serta muatan konten.
"Kami memberi akses kurikulum dari SD sampai SMA dan SMK. Pihak guru, siswa dan sekolah tak perlu menggunakan internet," kata Steffina Yuli, Chief Business Officer Kipin Classroom.
Sementara itu, Syaiful Lokan, Founder dan CEO ICANDO, menyatakan, pihaknya mengembangkan konten yang membuat para siswa, terutama di level anak-anak, 'bersenang-senang' ketika melahap materi demi materi. "Kami menyiapkan program bernama game-based education," sebutnya.
Terobosan apik dua EdTech asal Indonesia tersebut memantik perhatian luar biasa dari para peserta Konferensi TBN Asia 2022. Tak ayal, setelah pemaparan, applaus dari audiens menjadi hadiah istimewa bagi Steffina Yuli dan Syaiful Lokan.
Steffina Yuli mengaku, tak mudah mengembangkan beragam hal dari apa yang mereka rintis sejak enam tahun silam.
Namun, hasrat untuk memberikan solusi terhadap dunia pendidikan di Indonesia, membuat segalanya bukan lagi rintangan.
"Sejak pandemi banyak siswa yang dipaksa ada di ruang digital, padahal ada jutaan siswa, guru dan sekolah yang masih memiliki akses yang terbatas dalam pembelajaran digital," sebut Steffina. Berlatar itulah, Kipin Classroom menjadi solusi yang tepat, berkat penggunaan teknologi yang tak perlu berbasis internet langsung.
Lho kok tidak pakai internet?. Yup, Kipin Classroom menjadi produk inovasi pendidikan yang secara khusus dikembangkan untuk memudahkan pihak sekolah, guru dan siswa mendapatkan materi.
Steffina mengungkapkan, saat ini Kipin Classroom memiliki lebih ari 60 ribu konten berdasarkan kurikulum Kemendikbud RI.
Satu yang menjadi keistimewaan Kipin Classroom adalah terobosan mereka yang membuat orang bisa mengunduh materi pelajaran gratis tanpa internet.
"Banyak sekolah kesulitan dalam infrastruktur digital. Kami memberi solusi, jadi mereka tak perlu internet untuk men-download materi pelajaran," kata Steffina.
Saat Liputan6.com mencoba, sangat mudah mengooperasikannya. Jika menggunakan device Kipin Classroom, pengguna tinggal menyambungkan saja, dan setelah itu silakan memilih materi pelajaran kelas berapa dan tentang apa secara bebas.
Cara lain adalah menginstall aplikasi Kipin Classroom. Nah, setelah ada di ponsel, seluruh materi pelajaran dari kelas 1 SD sampai kelas 12 SMK, tersedia. "Ini juga menjadi jawaban atas ketersediaan perpustakkan di sekolah-sekolah," tegas Steffina Yuli.
Alumnus Universitas Yale ini menegaskan, Kipin Classroom akan terus berusaha mengembangkan beragam terobosan baru. "Kami ingin membuat sesuatu yang berguna bagi keperluang orang, bukan sekadar menciptakan produk yang seru tapi tak sesuai kebutuhan," ujar Steffina.
Â
Aplikasi Khusus Anak
Ucapan Steffina Yuli mendapat dukungan dari Syaiful Lokan. Founder dan CEO ICANDO. Ia optimistis, jika masalah akses dan kreativitas dalam dunia pendidikan bisa terselesaikan, pondasi masa depan bangsa akan semakin kuat.
"Kami melakukan itu di ICANDO, terutama karena aplikasi ini khusus untuk pembelajaran bagi anak-anak. ICANDO berusaha untuk mengintensifkan beragam keperluan bagi pendidikan usia dini," ungkap Syaiful.
Pria yang sudah 20 tahun malang melintang di dunia pendidikan ini mengungkapkan, ICANDO memiliki ribuan aktivitas menyenangkan yang diciptakan dengan tujuan menjadikan anak sebagai aktor utama dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itulah, ICANDO menggunakan istilah Game-Based Education. Artinya, seluruh aktivitas permainan edukatif dirancang khusus agar tujuan pembelajaran anak usia dini bisa tercapai.
Setidaknya, sang anak tidak akan kesulitan dan merasa selalu riang gembira ketika menghadapi beragam tantangan dalam materi pembelajaran. "Acuan kami tetap kurikulum nasional yang mencakup aspek perkembangan anak usia dini secara menyeluruh, sehingga mudah diadaptasi oleh kurikulum sekolah apapun di Indonesia," tulis ICANDO.
Satu yang menarik perhatian audiens Konferensi TBN Asia 2022 terkait ICANDO adalah keberadaan sistem komunikasi interaktif. Jadi, di sana ada akses untuk anak, guru dan orangtua anak didik.
Artinya, tiga peran yang berbeda tersebut bisa saling berinteraksi. "Jadi, kami bisa memberi selamat, semangat dan apapun perhatian kepada ayah-ibu peserta didik dengan menggunakan aplikasi tersebut," sebut Syaiful.
ICANDO memiliki tim lengkap yang punya latar belakang profesional. Mereka punya tim aksi kurikulum, tenaga pengajar, para pemikir dan kreator kreatif. "Kami berkolaborasi demi pembelajaran berbasis digital yang menarik, menyenangkan dan tak rumit," tegas Syaiful.
Bagi Steffina dan Syaiful, momen Konferensi TBN Asia 2022 menjadi momen penting bagi mereka untuk menunjukkan sisi solusi yang mereka kembangkan.
Setidaknya, Kipin Classroom dan ICANDO menegaskan, jika ada kemauan dan proses kreatif, dunia pendidikan di Indonesia akan semakin maju serta mudah diakses.
Advertisement