Temui Petani Tembakau dan Industri Rokok, Zulkifli Hasan: Harus Sama-Sama Untung

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan, Pemerintah akan terus melindungi kesejahteraan petani tembakau dan cengkeh di dalam negeri.

oleh Tira Santia diperbarui 28 Sep 2022, 20:25 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2022, 20:25 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan pertemuan dengan petani tembakau dan pelaku industri rokok di Kudus, Jawa Tengah pada Rabu (28/9/2022).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan, Pemerintah akan terus melindungi kesejahteraan petani tembakau dan cengkeh di dalam negeri.

Salah satunya, memastikan kelancaran pasokan bahan baku untuk industri rokok agar tetap berkembang dan maju dengan mempertemukan petani dengan industri.

Hal ini disampaikan Mendag Zulkifli Hasan usai melakukan pertemuan dengan petani tembakau dan pelaku industri rokok di Kudus, Jawa Tengah pada Rabu (28/9/2022).

Pada pertemuan tersebut, Mendag Zulkifli Hasan didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto, dan Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra. Turut hadir pada pertemuan, Anggota DPR RI daerah pemilihan Madura Slamet Ariyadi, Ketua Umum Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau Madura (P4TM), serta pelaku industri rokok. Pertemuan dilakukan di sela peninjauan pabrik rokok PT Djarum dan PT Sukun Wartono.

"Agar petani tidak dirugikan, saya mempertemukan petani dengan industri untuk memotong rantai pasok dan melindungi petani tembakau. Dengan demikian, petani dapat harga yang bagus, petaninya makmur; serta pabrik rokoknya maju, sehingga sama-sama untung," kata Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan, Pemerintah akan terus mendukung industri dalam negeri, seperti industri rokok. Industri rokok merupakan industri padat karya dan menyerap hasil petani cengkeh dan petani tembakau.

"Saya mendatangi industri-industri kita karena industri ini harus didukung dan perkuat. Kalau industri kuat, maka akan tumbuh dan maju sehingga dapat menyerap tenaga kerja," imbuh Mendag Zulkifli Hasan.

 


Bertemu Perwakilan P4TM

Raker dengan Komisi VI DPR, Mendag Zulkifli Hasan Tunjukkan Minyakita
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menunjukkan minyak goreng curah kemasan sederhana saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa (5/7/2022). Produksi minyak curah dengan kemasan diharapkan akan mempermudah proses distribusi hingga ke wilayah timur Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Mendag Zulkifili Hasan telah melakukan pertemuan dengan perwakilan P4TM pada 2 September 2022 lalu.

Pada pertemuan tersebut, perwakilan P4TM menyampaikan beberapa hal, di antaranya adanya isu penutupan gudang yang menimbulkan kekhawatiran tidak terserapnya tembakau petani, maraknya tembakau dari luar yang masuk ke Madura, terjadinya praktik pengambilan sampel tembakau di luar kewajaran, serta adanya penimbang nakal yang menyebabkan penyusutan timbangan tembakau petani.

Menanggapi hal tersebut, Kementerian Perdagangan akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar pasokan tembakau dan cengkeh dapat memenuhi kebutuhan industri rokok dengan mengutamakan hasil petani dalam negeri. Kementerian Perdagangan juga akan berkoordinasi dengan pelaku industri tembakau agar industri tembakau melakukan program kemitraan dengan petani.

Salah satunya, dengan pembinaan produksi tembakau petani agar sesuai standar industri sehingga berdampak pada kepastian pasar, harga jual, dan memperpendek mata rantai perdagangan tembakau.

Selain itu, Kementerian perdagangan akan melakukan pemantauan terhadap permasalahan tembakau petani yang susut saat dilakukan penimbangan dan menindak oknum yang melakukan penyelewengan dalam proses penimbangan tembakau.


Mendag Zulkifli Hasan Usul Dana Rp 100 Triliun per Tahun Serap Hasil Petani

Menteri Pedagangan Zulkifli Hasan
Menteri Pedagangan Zulkifli Hasan

 Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengusulkan pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 100 triliun per tahun untuk menyerap hasil panen petani. Dana ini setidaknya diuji coba dalam 3 tahun kedepan.

Upaya ini menurutnya bisa mensejahterakan petani. Menurut rencana Mendag, petani nantinya hanya fokus pada sisi produksi, sementara, negara melalui BUMN bertugas menyerap hasil panennya. Misalnya, bisa berlaku untuk hasil tani dari beras, kedelai, hingga jagung.

Usulan ini diakuinya telah sampai ke Presiden Joko Widodo. Menurutnya, usulan ini sejalan dengan perhatian Jokowi agar pemerintah atau BUMN menyerap hasil petani lokal.

"Kemarin saya usulkan, pak usulkan kalau bisa Rp 100 triliun untuk 3 tahun ini, pertahun, dengan BUMN itu apakah RNI atau mana yang membeli. Sehingga petani itu produksi saja,"kata dia dalam Kinerja 100 Hari Menteri Perdagangan di Kementerian Perdagangan, Minggu (25/9/2022).

Sebagai tindak lanjut, Mendag Zulkifli mengatakan selanjutnya akan melakukan dialog semgan Badan Pangan Nasional, Bulog, dan BUMN pangan. Meski, ia tak mengungkap kapan waktu diskusi tersebut.

"Kemarin sudah disetujui, ini nanti kita akan duduk bareng," ujar dia.

"Saya sudah kontakan akan bicarakan bareng-bareng dengan badan pangan, Bulog, dengan BUMN kita duduk bersmaa semoga bisa terlaksana mudah-mudahan tergantung nanti uangnya ada apa enggak," tambahnya.


Genjot Produksi

Presiden Jokowi dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Presiden Jokowi dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Zulkifli Hasan menyambut sukacita komitmen China menambah impor crude palm oil atau CPO sebanyak 1 juta ton dari Indonesia.

Pada kesempatan itu, Mendag Zulkifli Hasan mengatakan kalau ada 2 maslaah yang dihadapi petani saat ini. Pertama soal peningkatan produktivitas, dan kedua, soal kepastian pembelian hasil panen.

Dengan alokasi dana dari pemerintah, BUMN bisa menyerap hasil panen petani, dan petani tinggal fokus di ranah produksi. Tak hanya itu, harga serapan hasil panen juga disebut akan diatur untuk memberikan keuntungan kepada petani.

"Sebenarnya petani itu 2 saja masalahnya, 1 produktivitas. Karena kita tidak meneliti, kampus-kampua pertanian kita ini gak ada. Orang yang di pertanian itu jadi politisi, jadi pengamat ekonomi, gak ada yang meneliti pertanian. Oleh karena itu beli aja. Untuk meningkatkan itu, bibitnya, kita bantu bibitnya. Apakah kedelai jagung, beras, apa saja," paparnya.

"Yang kedua, setelah panen dibeli, nah itu perlu BUMN dikasih uang, misalnya jagung. Kalau dipanen (kemudian dijual hanya laku) Rp 3.000, rugilah, produksinya kecil karena yang diluar negeri pakai GMO kita bibit biasa," tambah dia.

infografis hari tani nasional
jumlah petani indonesia turun sejak tiga tahun terakhir (liputan6/yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya