Liputan6.com, Jakarta Pola kemitraan dapat menjadi jembatan untuk memperkuat korporatisasi petani sebagai upaya peningkatan kesejahteraan dan pendapatan petani.
Pemerintah mendukung pola kemitraan yang sehat supaya industri sawit dapat menghasilkan produk bernilai tambah tinggi dan menyejahterakan petani maupun pengusaha.
Baca Juga
"Kinerja perekonomian Indonesia diproyeksikan tetap positif yang ditandai pertumbuhan ekspor year on year sebesar 20,28 persen pada September 2022. Peningkatan ekspor didukung komoditas seperti sawit dan batubara," ujar Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan dalam 7th Indonesia Palm Oil Stakeholders (IPOS) Forum, dikutip Minggu (23/10/2022).
Advertisement
Airlangga mengatakan kontribusi sawit sangat besar dalam menjaga neraca perdagangan ekspor Indonesia. Saat ini, Indonesia menyumbangkan 52 persen dalam pangsa pasar minyak sawit dunia dan berkontribusi sebesar 40 persen bagi produksi sawit dunia.
Berkaitan dengan tema IPOS Forum ke-7 "Korporatisasi Untuk Kemandirian Petani Melalui Kemitraan Yang Sehat", dikatakan Airlangga, pemerintah sangat mendukung pola kemitraan antara petani dengan perusahaan. Melalui pola kemitraan akan menopang pemerataan penggunaan produk sawit dan pembangunan ekonomi daerah.
"Pola kemitraan akan menarik sektor investasi lainnya seperti industri dan konsumsi. Melalui pembahasan skema kemitraan di dalam IPOS Forum tahun ini diharapkan dapat menjadi momentum perbaikan ekonomi nasional," urai Airlangga.
Asisten Deputi Pengembangan dan Pembaruan Perkoperasian, Kementerian Koperasi & UKM, Bagus Rachman mengatakan sesuai instruksi Presiden Jokowi mewujudkan pengembangan minyak makan merah yang dijalankan 3 koperasi sebagai Pilot Project. Tema IPOS Forum ke-7 sejalan dengan inisiasi MenkopUKM, Teten Masduki, untuk mewujudkan berdirinya koperasi.
"Karena dengan koperasi, petani lebih mudah bermitra dengan pihak lain, dapat mempermudah akses pembiayaan, dan pelaksanaan inti-plasma," ujar Bagus.
Kepentingan Lebih Luas
Dalam kesempatan ini, Eddy Abdurrachman, Dirut BPDP-KS, Kemitraan petani-perusahaan menjadi kebutuhan untuk kepentingan yang lebih luas dalam rangka membangun usaha perkelapa sawitan secara nasional yang efisien dan efektif sehingga kompetitif di pasar global.
Dan tentunya jika bisa kita hubungkan bagaimana hasil riset dari sawit dapat link and match dengan kebutuhan industri dengan dukungan perusahaan.
"Itu sebabnya, BPDPKS memberikan dukungan penuh kegiatan Indonesian Palm Oil Stakeholders Forum (IPOS Forum) ke-7 yang dilaksanakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) provinsi Sumatera Utara," ujar Eddy.
Eddy mengatakan penyelenggaraan IPOS Forum juga mendukung percepatan PSR dan diharapkan korporatisasi petani semakin melembaga di semua lini, sehingga petani sawit mempunyai posisi tawar setara dengan mitra dan bisa tumbuh bersama.
Advertisement
Peranan Sawit
Dalam kesempatan ini, Alexander Maha, Ketua GAPKI Sumut, mengapresiasi dukungan semua pihak atas terselenggaranya IPOS Forum ke-7 ini. Tema IPOS Forum yang mengulas kemitraan dan korporatisasi petani merupakan bagian dari tanggung jawab GAPKI atas terciptanya kondisi industri sawit yang sehat dan kondusif.
"Peranan Sawit sebagai komoditas penting dan strategis perlu dipertahankan. Selama ini, kelapa sawit merupakan komoditas yang sanggup bertahan dalam kondisi apapun. Kemudian juga menyejahterakan rakyat dan menunjang perekonomian nasional," ujar Alex Maha.
IPOS Forum 2022 dihadiri 1.000 peserta yang terbagi dalam enam sesi diskusi sepanjang dua hari penyelenggaraanya itu Korporatisasi Petani, Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) sebagai Pelaksanaan Korporatisasi Petani, Model Bisnis Korporatisasi Petani, Tata Ruang, Pembatas atau Pendorong Pembangunan, Menelisik Acuan Model Perhitungan Harga Buah, dan Hilirisasi Pengusahaan Korporasi Petani Sawit.
“Dengan adanya IPOS Forum ini, GAPKI Sumut ingin mendukung percepatan PSR dan diharapkan korporatisasi petani semakin melembaga di semua lini, sehingga petani sawit mempunyai posisi tawar setara dengan mitra dan bisa tumbuh bersama. Sasaran sawit inilah menjadikan bisnis sawit yang berkelanjutan menjadi nyata dan inilah setara yang sejati-jatinya,” pungkas Alex Maha.