Liputan6.com, Jakarta Direktur Manajemen Proyek dan Pengembangan Bisnis PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Allan Tandiono, menyampaikan beberapa prospek bisnis adanya Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
“Bisnis apa saja yang akan dilakukan oleh KCIC? Tentunya kita akan menjual tiket. Ada banyak caranya tiket bisa di dijual, yaitu ticket bundling, ticket integration dan di kereta juga sama seperti di Jepang di Tiongkok di Korea bisa beli kopi bisa beli makanan kecil di sana,” kata Allan Tandiono, dalam webinar Potensi Bisnis di Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Rabu (26/10/2022).
Advertisement
Baca Juga
Untuk tarif tiket kereta cepat Jakarta Bandung pada umumnya direncanakan paling murah adalah Rp150 ribu untuk rute terdekat, dan Rp 350 ribu untuk rute terjauh dari stasiun Halim ke stasiun Padalarang dan sebaliknya.
Advertisement
Namun disisi lain, penjualan tiket KCJB juga dibagi menjadi 3 kategori. Pertama, kategori VIP paling mahal Rp 500 ribu ke atas. Kategori kedua, First Class kisaran Rp 400 ribu, dan kategori ketiga adalah second class di kisaran Rp 250 – 300 ribu.
Selanjutnya, potensi bisnis lain yang dapat dibangun di luar stasiun diantaranya bisnis properti dan real estate, seperti dibangunnya gedung perkantoran, shopping mall, apartemen, hotel maupun rumah sakit.
“Di samping lahan Stasiun bisa di develope menjadi gedung perkantoran, bisa menjadi shopping mall, service Apartment, hotel maupun rumah sakit yang kita ketahui semua bukan hanya Indonesia banyak negara besar juga masih membutuhkan banyak rumah sakit. Jadi, kita juga tidak menutup kemungkinan atau potensi adanya rumah sakit di samping Stasiun kita,” ujarnya.
Potensi bisnis lainnya yaitu periklanan (Advertising). Dia pun mencontohkan, banyak perusahaan yang mengiklankan brand-nya di luar maupun di dalam stasiun MRT.
“Kita bisa lihat di MRT Jakarta itu ada banyak advertising di dalam maupun di luar kereta atau dalam kereta. Ini potensi revenue yang baik untuk kami KCIC,” ujarnya.
Jual Nama Stasiun
KCIC akan melelang Naming Rights, seperti Lebak Bulus Grab, Dukuh Atas BNI. Sehingga, bagi perusahaan yang ingin brand-nya terpampang nyata di stasiun-stasiun KCJB bisa melakukan advertising.
“Kita akan lelang naming rights ini siapa tahu brand-nya Bapak Ibu nanti ada di Padalarang, Padalarang apa, Tegalluar apa, Halim apa, Karawang apa,” ujarnya.
Lebih lanjut, potensi bisnis lainnya yaitu in-station retail menjual makanan, minuman, dengan membangun minimarket di dalam stasiun. KCIC juga akan melakukan integrated transportation yang bekerja sama dengan operator transportasi publik lainnya.
Tak kalah pentingnya, KCIC juga akan menyediakan area parkir (parking space) bagi penumpang yang ingin memarkirkan kendaraan yang dibawa dari rumah, kemudian melanjutkan naik KCJB.
“Karena ada customer yang parkir kendaraannya nanti ada yang ingin dari rumahnya nyetir ke Halim dan parkir di sana, mungkin malamnya pada saat balik nanti baru dipake lagi mobilnya, jadi ini yang akan kita siapkan di stasiun-stasiun,” ujarnya.
Advertisement
Nonton Bola
Kata Allan, Stasiun Tegalluar KCJB ini lokasinya dekat dengan Stadion GBLA. Artinya, ini membuka peluang bagi KCIC untuk mendorong masyarakat Jakarta dan Karawang yang hendak menonton pertandingan sepakbola di Bandung bisa mencoba kereta cepat.
“Stasiun Tegalluar pas di seberang stadion GBLA. Sangat mungkin ada pertandingan Persib di sana, dan ini yang kami tawarkan kepada teman-teman di Jakarta dan Karawang kalo mau nonton Persib bisa coba Kereta Cepat,” ujarnya.
Intinya KCIC akan menyiapkan paket layanan KCJB Travel Bundling melayani berbagai segmen (Wisatawan Bisnis, Wisatawan, Pelajar dan Events), melalui berbagai paket yang terdiri dari destinasi pariwisata & tempat acara di sepanjang dan di sekitar koridor KCJB.
“Untuk menciptakan ekosistem yang mulus, kolaborasi dengan perusahaan lain akan menjadi sangat penting,” pungkasnya. ReplyReply to allForward