Harga Beras Premium Masih Betah Rp 13.000 per Kg, Kapan Turunnya?

Perum Bulog akan menyelesaikan proses impor beras 500 ribu ton hingga Februari 2023, dimana 200 ribu ton di antaranya sudah keluar dari negara asal di akhir 2022

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 09 Jan 2023, 18:15 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2023, 18:15 WIB
Harga Bahan Pokok Merangkak Naik Jelang Natal dan Tahun Baru 2023
Pedagang beras menunggu pembeli di Pasar Santa, Jakarta, Kamis (8/12/2022). Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2022 dan jelang Tahun Baru 2023, secara umum harga dan stok barang kebutuhan pokok dalam kondisi aman dan stabil. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog akan menyelesaikan proses impor beras 500 ribu ton hingga Februari 2023, dimana 200 ribu ton di antaranya sudah keluar dari negara asal di akhir 2022. Namun rupanya, kebijakan itu belum sukses menurunkan harga beras yang masih tinggi di pasaran.

Sekjen Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) Ngadiran mengatakan, harga beras baik medium maupun premium saat ini masih terus melonjak.

"Untuk hari ini harga masih bertengger, belum turun stabil. Harga beras juga cukup lumayan, yang medium naik Rp 700-800 per kg, premium naik sampai dengan Rp 1.000 per kg," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (9/1/2023).

Melansir berbagai informasi data, harga beras di pasaran masih terbilang tinggi. Mengutip laman Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional, beras medium secara rata-rata dibanderol Rp 11.470 per kg (turun Rp 50), dan premium Rp 13.000 per kg (turun Rp 100).

Sementara menurut Info Pangan Jakarta, harga beras medium (IR 64) turun Rp 5 jadi Rp 11.820 per kg. Sementara beras premium (Setra I) naik Rp 111 jadi Rp 12.847 per kg.

Lebih lanjut, Ngadiran memprediksi, kenaikan harga beras baru akan mulai mereda jelang musim panen pada akhir Februari 2023 mendatang. Ini sejalan dengan rencana penuntasan impor beras 500 ribu ton, yang diperkirakan bakal terjadi di penghujung bulan depan.

"Prediksi akhir Februari mulai panen (harga beras) baru reda," imbuh Ngadiran.

Sambil menunggu pasokan beras luar negeri masuk, ia menghitung harga jual beras akan berada di rentang Rp 9.500-12.500 pada Januari 2023 ini.

"Beras medium Rp 9.500 per liter, premium Rp 11.500-12.500 per liter. Beras premium ada beberapa variasi dengan harga berbeda," urai dia.


300 Ribu Ton Beras Impor dari Thailand dan Vietnam Masuk Gudang Bulog Februari 2023

5000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebanyak 400 ribu ton beras impor akan masuk ke Indonesia secara bertahap hingga Februari 2023 mendatang. Ini sebagai langkah pemenuhan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikuasai Perum Bulog.

Untuk diketahui, Bulog mendapat penugasan untuk melakukan impor beras sebanyak 500 ribu pada 2022 . Hingga tutup 2022, telah datang 100.000 ton beras impor, artinya, sisanya masih dalam perjalanan untuk masuk ke Indonesia.

"Partai pertama 200 ribu ton (beras) dari importir sudah berangkat semua dari gudang pengirim sebelum 31 Desember kemarin. Tambahan 300 ribu ton berasal dari 2 negara yaitu Thailand dan Vietnam," ujar Kabag Humas Bulog Tomi Wijaya saat dikonfirmasi Liputan6.com, Senin (9/1/2023).

"Proses sedang berjalan dan diperkirakan akan masuk semua di akhir Februari sesuai rencana," tambahnya.

Kendati begitu, dia belum merinci besaran beras impor yang masuk secara bertahap ke Indonesia. Hanya saja, dia memastikan kalau total 500.000 beras impor akan rampung di akhir Februari 2023.

Atas tambahan itu pula, meyakinkan Bulog kalau stok CBP yang dikuasai menjadi lebih cukup. Hingga saat ini, dia menyebut Bulog menguasai sekitar 775 ribu ton beras CBP.

"Stock CBP yang dikuasai Bulog saat ini adalah 775 ribu ton include beras impor 500 ribu ton," paparnya.


Stabilkan Harga

Budi Waseso dan Zulkifli Hasan Tinjau Kedatangan Beras Impor di Pelabuhan Tanjung Priok
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kiri) bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (tengah) saat meninjau aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menargetkan pemerintah setop impor beras di Februari 2023 mendatang. Ini sebagai respons karena sejumlah wilayah di Indonesia masuk dalam periode panen raya beras.

Tomi mengamini rencana Mendag Zulkifli Hasan tersebut. Pihaknya meyakini pula rencana itu bisa diterapkan sesuai dengan linimasa yang sudah ditetapkan.

Di sisi lain, Tomi menyebut dengan adanya stok CBP yang semakin banyak di gudang BULOG, akan berpengaruh pada stabilitas harga di pasaran.

"Psikologisnya begitu kita datangkan impor, ada kepastian barang, dan ketika pasar sudah mengetahui BULOG punya barang, maka sangat diyakini harga akan bida terkendali," bebernya


Stop Impor Beras Februari 2023

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat menerima beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022).
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat menerima beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022).

Diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meminta impor beras yang dilakukan pemerintah hanya boleh dilakukan hingga Januari 2023. Pasalnya, para petani akan memasuki masa panen mulai Februari 2023 mendatang.

"Impor lah 200 ribu ton, Desember (2022) baru 70.000 dan masuk lagi Januari 300 ribu ton. Saya bilang sampai Januari. Februari, Maret jangan impor lagi karena mau panen," tegas Mendag dalam acara wsbinar bersama ICMI, Selasa (27/12/2022).

Mendag Zulkifli Hasan pun mengaku, mulanya ia tak setuju dengan usulan impor beras 500 ribu ton secara bertahap. Itu lantaran Menteri Pertanian (Mentan) mengklaim produksi beras surplus 7 juta ton.

"Jadi impor beras ini sebenarnya tidak setuju saya menentang keras, dari beberapa kali rapat terbatas, saya tidak setuju karena Menteri Pertanian mengatakan kita surplus dan surplus surplusnya itu tidak sedikit, surplus itu 7 juta," ungkapnya.

Kendati demikian, ia sebenarnya tidak terlalu yakin surplus beras bisa tembus 7 juta ton. Namun, klaim itu turut diperkuat data Badan Pusat Statistik (BPS), sehingga meyakinkannya untuk tetap menolak usulan impor beras.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya