Liputan6.com, Jakarta Pemerintah terus menunjukkan keseriusannya dalam mewujudkan komitmen untuk menerapkan Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Bahkan, pemerintah memiliki harapan bahwa perwujudan NZE dapat lebih cepat dari waktu yang diperkirakan tersebut.
Sementara Net Zero Emission merupakan sebuah kondisi dimana jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi karbon yang mampu diserap oleh bumi.
Baca Juga
Untuk mencapai hal tersebut, perlu adanya sebuah transisi dari sistem energi yang sekarang tengah digunakan menjadi energi yang lebih bersih demi mencapai keseimbangan antara manusia dengan alam di segala aktivitasnya.
Advertisement
Menghadirkan dan menggunakan energi yang rendah emisi merupakan salah satu komitmen Pemerintah Indonesia, yang senantiasa di upayakan agar setiap lini industri bisa bahu-membahu dalam mewujudkan dan memberikan kontribusinya dalam mendukung pencapain Net Zero Emission.
MIND ID bersama dengan afiliasinya, PT Industri Baterai Indonesia (IBC) terus mengupayakan percepatan salah satunya diwujudkan melalui Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) bersama dengan Citaglobal Berhad (sebelumnya dikenal sebagai WZ Satu Bhd) yang merupakan Perusahaan asal Malaysia.
Adapun lingkup MoU yang dikerjasamakan ialah pengembangan pabrik pembuatan sel baterai dan Battery Energy Storage System (BESS). Kerjasama ini diharapkan dapat saling melengkapi dan memberi nilai lebih untuk kesiapan Industri Baterai di Indonesia.
"Meningkatkan kapasitas penyimpanan baterai menjadi hal yang sangat penting untuk pengembangan energi terbarukan, baik di Malaysia maupun di Indonesia. Komisi Energi Malaysia telah berkomitmen untuk mengadopsi teknologi penyimpanan baterai hingga 500 MW," kata Ketua Eksekutif & Presiden Citaglobal dan pemegang saham utama Tan Sri Dato' Sri (Dr.) Mohamad Norza Zakaria.
Menurut dia, dengan lokasi strategis Malaysia untuk potensi tenaga surya yang tinggi, Pemerintah sangat proaktif dalam memilih area yang cocok untuk adopsi tenaga surya, terutama untuk Sistem Penyimpanan Energi Baterai.
"Kami merasa terhormat dan menantikan kolaborasi yang produktif dan bermanfaat dengan IBC. Kolaborasi lintas negara akan memungkinkan kedua belah pihak untuk memanfaatkan keahlian masing-masing dan mempercepat proses peningkatan sumber daya rendah karbon," tambahnya.
IBC
IBC sendiri adalah anak perusahaan BUMN, yang didirikan oleh empat BUMN Indonesia; ANTAM, MIND ID, PERTAMINA, dan PLN.
Perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta dengan visi memaksimalkan sumber daya alam Indonesia melalui pengembangan kendaraan listrik baterai dan ekosistem industri baterai di Indonesia.
Penandatanganan MOU ini dilakukan antara Executive Chairman & President Citaglobal, Tan Sri Dato' Sri (Dr.) Mohamad Norza Zakaria dan Presiden Direktur IBC, Toto Nugroho.Acara ini disaksikan oleh Perdana Menteri Malaysia, YAB Dato' Seri Anwar Ibrahim, yang melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Indonesia sejak diangkat sebagai Perdana Menteri Malaysia.
Pada prinsipnya terdapat tiga poin utama kolaborasi yang tertuang di dalam MoU tersebut, yaitu: Pertama, pengembangan, desain, dan pembangunan fasilitas manufaktur turnkey terintegrasi untuk sel baterai, modul, dan kemasan.
Kedua, pengembangan solusi terintegrasi BESS. Ketiga, transfer teknologi dan pengetahuan terkait untuk pengembangan pabrik baterai dan BESS.
MIND ID sendiri sangat mendukung pelaksanaan MoU ini, karena sangat baik bagi kedua pihak, yang memiliki rencana strategis dan fokus untuk mempercepat tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai, serta sebagai bentuk percepatan transisi ke energi terbarukan yang rendah emisi.
Dany Amrul Ichdan selaku Komisaris Utama IBC yang juga Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID menyambut baik kerjasama ini.
“Saya bangga, karena IBC bisa menjalin kerjasama dengan Perusahaan Luar Negeri yang sudah memiliki reputasi baik, artinya produk baterai buatan dalam Negeri ini akan Go Internasional, sekaligus mampu menjawab apa yang ditugaskan Presiden RI, yaitu untuk mengembangkan produk Hilirisasi,” ucap Dany.
Advertisement
Pasar Kendaraan Listrik
Saat ini, pasar global untuk kendaraan listrik terus tumbuh hingga 21,7 persen pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan.
Disamping itu, baterai merupakan salah satu komponen biaya utama untuk kendaraan listrik, yang memiliki porsi mencapai sekitar 35 persen dari total biaya pada saat ini. Oleh karena itu, baterai menjadi komponen kunci dalam industri kendaraan listrik, terutama pada bagian kapasitas penyimpanan.
MoU ini sendiri memiliki jangka waktu satu tahun dan berlaku sejak tanggal penandatanganan. Kerjasama ini juga sebagai bentuk percepatan kesiapan IBC sebagai pemain kunci Industri Baterai kendaraan listrik, terutama dari sisi teknologi.
"Kami menyambut Malaysia dan Citaglobal sebagai mitra kami dalam membangun kemampuan kami dan meningkatkan daya saing kami untuk menjadi pemain kunci dalam ekosistem baterai dan kendaraan listrik. Di IBC, misi kami adalah mendukung pertumbuhan kendaraan listrik nasional sehingga kami dapat menjadi basis produksi di ASEAN. Kami berharap dapat bekerja sama dengan berbagai mitra global seperti Citaglobal dalam mencapai tujuan bersama," tambah Presiden Direktur IBC, Toto Nugroho.
Sebagai informasi, Pada bulan Oktober 2022 lalu, Citaglobal telah menandatangani perjanjian kolaborasi dengan Genetec Technology Bhd untuk kolaborasi multi-sudut berbasis luas dan eksklusif serta pengaturan kerja sama strategis sehubungan dengan pengembangan BESS untuk menyimpan dan mengelola kelebihan daya selama pembangkitan energi terbarukan.