Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menunjuk Suryawan Putra Hia sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama KAI Commuter. Adapun sebelumnya dia menjabat sebagai Executive Vice President KAI Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta.
Selain Suryawan Putra Hia, KAI juga menugaskan Broer Rizal sebagai Plt Direktur Operasi dan Komersial KAI Commuter yang sebelumnya menjabat sebagai Vice President KAI Daop 9 Jember.
Baca Juga
Suryawan menggantikan Roppiq Lutzfi Azhar yang sebelumnya menjabat sebagai direktur utama dan Wawan Ariyanto yang sebelumnya menjabat direktur operasi dan komersial.
Advertisement
"Seluruh jajaran manajemen KAI Commuter mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dedikasi dan pengabdian Bapak Roppiq selama menjabat sebagai direktur utama mulai 17 September 2021 yang lalu," kata Vice President Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis.
"Begitu pula dengan Bapak Wawan, terima kasih atas kontribusinya dalam mengembangkan KAI Commuter," kata dia menambahkan.
Dikatakan juga KAI Commuter mengharapkan dengan perubahan jajaran direksi tersebut dapat membawa perusahaan semakin berkembang dan maju sehingga menjadi ekosistem transportasi urban terbaik di Indonesia.
Sebelumnya, PT KAI sebagai pemegang saham KAI Commuter mengubah jajaran direksi perusahaan pada Rabu (11/1/2023).
Adapun susunan Direksi KAI Commuter yang baru sebagai berikut:
Direktur Utama: Suryawan Putra Hia
Direktur Operasi dan Pemasaran: Broer Rizal
Direktur Teknik: Denny Haryanto
Direktur Keuangan dan Administrasi: Adang Sujana.
Â
Â
Bayar KRL Tak Bisa Lagi Pakai Linkaja per 16 Januari 2023
PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter bakal menyudahi pemakaian dompet digital Linkaja untuk layanan KRL Commuter Line Jabodetabek dan Yogyakarta-Solo per 16 Januari 2023.
Adapun layanan tiket KRL melalui aplikasi dompet digital kolaborasi bank BUMN tersebut hanya berlaku 3 tahun 3 bulan kurang, sejak diluncurkan pada 1 Oktober 2019 .
Sebagai pengganti, penumpang KRL Commuter Line nantinya dipersilakan untuk membeli kartu multi trip atau menggunakan kartu pembayaran milik perbankan.
"Mulai 16 Januari 2023, pembayaran tiket Commuterline di Jabodetabek & Yogya-Solo dgn Aplikasi LinkAja akan dinonaktifkan. #RekanCommuters dpt menggunakan pilihan pembayaran lainnya dgn Kartu Multi Trip, Kartu Bank & QR Code lainnya (QR Code khusus Commuterline di Jabodetabek)," tulis akun Twitter resmi @CommuterLine, Senin (9/1/2023).
Alternatif lainnya, KAI Commuter menyarankan para konsumen untuk menyiapkan kartu pembayaran elektrik (e-money) keluaran berbagai macam bank.
"Tersedia juga alternatif tiket lain Kartu Bank (Flazz, E-money, Brizzi, TapCash) petugas kami senantiasa akan memberikana arahan dengan senang hati," kata KAI Commuter menimpali cuitan salah seorang netizen.
Tidak hanya kartu bank saja, penumpang KRL Commuter Line di Jabodetabek dan Yogya-Solo juga bisa menggunakan aplikasi Gojek untuk melakukan pembayaran. Adapun satu platform bisa menaungi hingga 4 orang sekaligus.
"Kami informasikan untuk alternatif silakan dapat menggunakan aplikasi Gojek pada menu "GoTransit" (maksimal 4 penumpang/tiket dalam 1 akun) ya kak. Terima kasih," tulis KAI Commuter.
Advertisement
Menhub Pastikan Tarif KRL Tak Naik di 2023
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan, tarif KRL Commuter Line tidak akan mengalami kenaikan pada 2023 mendatang.
Namun, skema pembayarannya akan dipisah antara penumpang yang mampu dan kurang mampu via tiket kartu. Meski begitu, ia belum merinci secara jelas bagaimana skema tersebut akan diberlakukan.
"Kalau tarif KRL enggak naik. Insya Allah 2023 tidak naik. Tapi, nanti pakai kartu. Yang kemampuan finansialnya tinggi harus bayar lain. Average, sampai 2023 enggak naik," ujar Menhub dalam sesi jumpa pers akhir tahun di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (27/12/2022).
Menimpali pernyataan Menhub, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Mohamad Risal Wasal menyampaikan, pembayaran tarif KRL via kartu ini nantinya akan diterapkan lewat skema subsidi terbatas via kartu.
"Subsidi tepat guna. Artinya tidak naik, tapi nanti kita pakai data Kemendagri. Yang kaya ya bayar sesuai aslinya, yang kurang mampu itu nanti dapat subsidi," kata Risal.
"Kalimatnya (tarif KRL) tidak naik, tapi subsidi tepat sasaran," tegas dia.
Â