Inggris Krisis Pangan, Supermarket Batasi Pembelian Sayur dan Buah

Harga bahan makanan di swalayan Inggris melonjak hingga 17,1 persen dalam empat minggu hingga 19 Februari 2023.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 01 Mar 2023, 15:50 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2023, 15:50 WIB
Inflasi Januari Inggris Turun Tiga Bulan Berturut-turut
Seorang pembelanja melihat barang-barang di kios suvenir di Oxford Street di London, Rabu (15/2/2023). Angka inflasi awal tahun ini juga berada di bawah ekspektasi pada ekonomi, tetapi harga pangan dan energi yang semakin tinggi menekan daya beli rumah tangga Inggris. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Liputan6.com, Jakarta - Inggris tengah dihadapi krisis bahan makanan. Sejumlah supermarket di negara itu bahkan memberlakukan pembatasan untuk buah dan sayuran ketika inflasi melonjak ke rekor tertinggi.

Melansir CNN Business, Rabu (1/3/2023) harga bahan makanan di swalayan Inggris melonjak hingga 17,1 persen dalam empat minggu hingga 19 Februari 2023, menurut data yang dipublikasikan Kantar.

Angka tersebut menandai tingkat inflasi pangan tertinggi di Inggris sejak tahun 2008. Pengeluaran rata rata untuk belanja bahan makanan di negara itu pun naik menjadi USD 980 atau Rp 14,9 juta.

Kepala unit data ritel dan konsumen di Kantar, Fraser McKevitt mengungkapkan bahwa kenaikan harga pangan sudah sangat berdampak besar pada kehidupan masyarakat.

Survei Kantar pada bulan Januari menunjukkan, seperempat konsumen di Inggris mengatakan mereka berjuang secara finansial, naik dari seperlima selama periode yang sama pada tahun 2022.

"Penelitian terbaru kami menunjukkan bahwa inflasi harga bahan makanan adalah masalah keuangan terpenting kedua bagi publik di balik biaya energi, dengan dua pertiga orang yang peduli dengan harga makanan dan minuman," papar McKevitt.

Angka inflasi Inggris datang hanya beberapa hari setelah negara itu dilaporkan melihat kekurangan stok pada buah dan sayuran, mendorong lima dari enam supermarket terbesar di negara itu memberlakukan batasan pembelian.

Pekan lalu, Tesco, pengecer kelontong terbesar di Inggris, mengatakan akan membatasi pelanggan membeli tiga bungkus tomat untuk sementara waktu, termasuk mentimun dan paprika, di antara bahan pokok lainnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Cuaca Buruk Pengaruhi Pengiriman Bahan Makanan Impor

Inflasi Inggris Tertinggi Dalam 30 Tahun Terakhir
Seorang pelanggan berbelanja buah dan sayuran di supermarket Sainsbury di Walthamstow, London timur pada 13 Februari 2022. Angka inflasi Inggris tembus 5,4 persen pada Desember lalu. Inflasi itu juga menjadi yang tertinggi dalam 30 tahun terakhir. (Tolga Akmen / AFP)

Sementara itu, sejumlah supermarket dan pemerintah Inggris mengungkapkan bahwa kondisi cuaca yang buruk mempengaruhi aktivitas impor dari Spanyol dan Maroko. Masalah ini menjadi penyebab utama kekurangan bahan makan di negara itu.

Menurut British Retail Consortium, sebuah kelompok dagang, supermarket di Inggris mengimpor 95 persen produk tomat mereka dan 90 persen dari selada mereka pada bulan Desember dan biasanya proporsi yang sama pada bulan Maret.

Tetapi kelompok-kelompok petani juga menyoroti lonjakan biaya energi, serta hambatan tenaga kerja dan perdagangan yang terkait dengan Brexit.

Menteri Pangan dan Pertanian Inggris, Mark Spencer mengadakan pembicaraan terkait krisis pangan dengan bos supermarket, juga membahas tanggapan mereka terhadap kekurangan tersebut.

Spencer mengatakan di Twitter bahwa ia telah meminta supermarket untuk "mengamati lagi bagaimana mereka bisa bekerja sama dengan petani di Inggris dan bagaimana mereka bisa membeli buah dan sayuran, untuk membangun kesiapan lebih lanjut atas masalah yang tidak terduga ini.”

"Rantai pasokan makanan kami sangat tangguh," katanya.


Kemendag Jamin Harga Bahan Pangan Jelang Ramadan Terkendali

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Suhanto, saat menanyakan harga bahan pokok ke pedagang Pasar Pedurungan. (Foto: Liputan6.com/Felek Wahyu)
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Suhanto, saat menanyakan harga bahan pokok ke pedagang Pasar Pedurungan. (Foto: Liputan6.com/Felek Wahyu)

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto berkomitmen harga pangan jelang ramadan dan lebaran tahun ini bisa terkendali.

"Dari sisi pemerintah, dalam hal ini Kemendag, Badan Pangan Nasional, dan Kementerian Pertanian menjaga Ramadan dan Lebaran ini (harga) bahan pokok tidak naik," kata Suhanto, kepada awak media saat ditemui di Bandar Lampung, Rabu (1/3/2023).

Sebelumnya, kata Suhanto sempat ada isu kenaikan harga kebutuhan pokok. Namun, berkat upaya Kemendag memenuhi pasokan, maka hal itu bisa teratasi sehingga harga kebutuhan pokok kembali stabil.

"Kemarin memang mulai ada isu kenaikan, tapi alhamdulillah Kemendag kerja keras tidak mengubah kebijakan tapi kita memenuhi pasokan," ujarnya.

Lebih lanjut, Suhanto pun berharap stabilitas harga kebutuhan pokok bisa terjaga hingga dua minggu ke depan. Disisi lain, curah hujan dibeberapa daerah kerap terjadi sempat menjadi ke khawatiran karena bisa berdampak pada produksi sejumlah kebutuhan pokok, salah satunya cabai.

"Biasanya cabai kalau hujannya deras terus, panennya kurang," ujar Suhanto.


Terus Intervensi

Kendati demikian, pihaknya memastikan akan terus berupaya melakukan intervensi terhadap produk-produk industri lainnya guna menjaga persediaan kebutuhan pokok.

Disamping itu, terkait minyak goreng curah, Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kasan menegaskan pasokan untuk Minyakkita aman menjelang ramadhan.

"331 ribu ton sudah dipasok minyak curah. InsyaAllah, Maret mereka lebih besar," pungkas Kasan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya